حَدَّثَنِي مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ بِالطَّوِيلِ الْبَائِنِ وَلَا بِالْقَصِيرِ وَلَيْسَ بِالْأَبْيَضِ الْأَمْهَقِ وَلَيْسَ بِالْآدَمِ وَلَيْسَ بِالْجَعْدِ الْقَطَطِ وَلَا بِالسَّبْطِ بَعَثَهُ اللَّهُ عَلَى رَأْسِ أَرْبَعِينَ سَنَةً فَأَقَامَ بِمَكَّةَ عَشْرَ سِنِينَ وَبِالْمَدِينَةِ عَشْرَ سِنِينَ وَتَوَفَّاهُ اللَّهُ عَلَى رَأْسِ سِتِّينَ سَنَةً وَلَيْسَ فِي رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ عِشْرُونَ شَعَرَةً بَيْضَاءَ (رواه البخاري).
Telah menceritakan kepadaku Malik bin Anas dari Rabi’ah bin Abu Abdurrahman dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Anas berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang berpawakan tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, (kulitnya) tidak putih bule dan tidak pula terlalu coklat, (rambutnya) tidak keriting dan tidak pula lurus, beliau diutus Allah ketika berusia empat puluh tahun, tinggal di Makkah selama sepuluh tahun dan di Madinah sepuluh tahun, sementara rambut yang putih di kepala dan jenggot beliau tidak sampai berjumlah dua puluh helai.”
Hadist ini merupakan hadist yang disepakati kesahihannya oleh Imam Bukhari(3548, 5900) dan Muslim (2347).
Penjelasan:
Allah subhanahu wa ta’ala telah memuliakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menciptakan fisiknya dalam bentuk yang paling sempurna dan paling bagus sebagaimana telah menganugerahkan kepadanya akhlak yang paling agung.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ta’ala dalam kitabnya al-Jawabushahih menjelaskan, “Bentuk fisik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bentuk fisik yang paling sempurna dan paling bagus karena di dalamnya terkumpul semua bentuk keindahan yang menunjukkan kesempurnaannya.”
Postur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan orang yang berperawakan terlalu tinggi dan bukan pula orang yang pendek.
Melalui hadis itu dapat diketahui bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang bertubuh ideal; tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih cenderung berpostur tinggi tapi tidak terlalu tinggi. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menggambarkan postur tubuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sifat tidak terlalu tinggi, ini menunjukkan bahwa postur tubuhnya tinggi.
البائن berasal dari kata kerja بان، يبين، بيانا (baana, yabiinu, bayaanan) yang berarti jelas dan terang, ada yang mengatakan البائن berasal dari kata kerja بان يبون بونا (baana, yabuunu, baunan) yang artinya jauh. Maksudnya adalah tinggi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ideal tidak melebihi batas (proposional).
Kulit Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Warna kulit Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak terlalu putih dan tidak terlalu coklat, tapi warnanya adalah putih kemerah-merahan dan menyenangkan jika dipandang.
Rambut Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Rambut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu tidak terlalu keriting dan tidak terlalu lurus tapi sedang pertengahan antara keriting dan lurus, sehingga bisa dikatakan bahwa rambut beliau adalah ikal bergelombang dan indah.
Masa Kenabian
Beliau diangkat menjadi nabi ketika berusia genap empat puluh tahun.
Rasulullah shallallahu shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah diangkat menjadi nabi, tinggal di Mekah selama sepuluh tahun, dalam riwayat lain disebutkan selama tiga belas tahun, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah setelah tiga belas tahun kenabian.
Kedua pendapat tersebut bisa dikompromikan bahwa pendapat pertama yang mengatakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tinggal di Mekah selama sepuluh tahun dihitung sejak turunnya surat al-Muddatsir, setelah diperintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan memberi peringatan, yang sebelumnya berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Sedangkan pendapat kedua yang mengatakan beliau tinggal di Mekah selama tiga belas tahun, dihitung sejak diangkat menjadi Nabi sebelum turun surat al-Muddatsir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tinggal di Madinah selama sepuluh tahun.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat di usia enam puluhan tahun. Tapi menurut riwayat yang lebih kuat beliau wafat pada usia enam puluh tigaan tahun. Sehingga kemungkinan yang berpendapat beliau wafat pada usia enam puluhan tahun hanya mengacu pada hitungan usia perjalanan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak berdakwah secara terang-terangan.
Uban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Uban Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di kepala dan di janggutnya sangat sedikit tidak sampai dua puluh helai rambut.
Hadis 2
حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَبْعَةً لَيْسَ بِالطَّوِيلِ وَلَا بِالْقَصِيرِ حَسَنَ الْجِسْمِ أَسْمَرَ اللَّوْنِ وَكَانَ شَعْرُهُ لَيْسَ بِجَعْدٍ وَلَا سَبْطٍ إِذَا مَشَى يَتَوَكَّأُ (رواه الترمذى).
Telah menceritakan kepada kami Humaid bin Mas’adah berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dari Humaid dari Anas berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang laki-laki yang sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, postur tubuhnya bagus dan berkulit sawo matang. Rambut beliau tidak keriting dan tidak lurus, jika berjalan tegap.”
Syaikh Al Albani menshahihkan hadist ini.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ربعة dalam riwayat lain disebutkan dengan lafadz مربوعا (marbuu’an) maknanya sama yaitu postur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ideal tidak terlalu tinggi dan tidak pendek.
حسن الجسم kalimat ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikarunia fisik yang ideal dan serasi semua anggota badannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta’ala, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diciptakan, diberi bentuk yang paling sempurna dan paling bagus yang menunjukkan kesempurnaannya.”
وكان شعره ليس بجعد ولا سبط kalimat ini menunjukkan bahwa rambut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang, tidak terlalu keriting dan tidak terlalu lurus, tapi ikal bergelombang dan indah sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
أسمر اللون meskipun ada ulama yang berpendapat bahwa lafadz ini tidak ada karena dalam hadis tersebut terdapat seorang perawi yang bernama humaid yang meriwayatkan dari Anas dengan lafadz ini secara sendirian dan menyelisishi riwayat yang lain yang mereka meriwayatkan dengan lafadz أزهر اللون namun di sana ada ahlul ilmi yang berpendapat bahwa yang dimaksud lafadz سمرة (sumroh) adalah warna kemerahan yang samar yang bercampur dengan warna putih, sehingga warna kulit Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam berwarna putih agak kemerah-merahan.
إذا مشى يتكفأ kalimat ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berjalan cepat seperti berjalan di tempat yang menurun.
Hadis 3
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَقَ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مَرْبُوعًا بَعِيدَ مَا بَيْنَ الْمَنْكِبَيْنِ عَظِيمَ الْجُمَّةِ إِلَى شَحْمَةِ أُذُنَيْهِ عَلَيْهِ حُلَّةٌ حَمْرَاءُ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (رواه مسلم) خلاصة حكم المحدث : [صحيح]
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna dan Muhammad bin Basysyar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far; Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dia berkata; Aku mendengar Abu Ishaq berkata; Aku mendengar Al Barra’ dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu berperawakan sedang, berdada bidang, rambutnya lebat terurai ke bahu hingga sampai kedua cuping telinganya. Pada suatu ketika, beliau pernah mengenakan pakaian berwarna merah, tidak ada seorangpun yang lebih tampan dari beliau.’
رجلا مربوعا kalimat ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang berperawakan ideal, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek lebih cenderung tinggi tapi tidak tinggi sekali.
بعد ما بين المنكبين kalimat ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam adalah orang yang berdada bidang.
عظيم الجمة إلى شحمة أذنيه kalimat ini menunjukkan bahwa rambut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjang sampai menyentuh bahu.
عليه حلة حمراء Kalimat ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memakai pakaian yang berwarna merah. al-khullah artinya adalah pakaian yang terdiri dari dua bagian yaitu izar dan rida’, disebut khullah karena salah satunya menghiasi yang lainnya.
ما رايت شيئا أحسن منه (“Saya tidak pernah melihat sesuatupun yang lebih tampan dari beliau”). Al-Barro’ mengatakan dengan lafadz syai’an (sesuatu) tidak dengan lafadz insan (manusia), hal ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa salallam adalah orang yang sangat tampan bahkan paling tampan, tidak ada seorangpun yang melebihi ketampanan beliau, bahkan tidak ada sesuatupun yang lebih bagus dan indah melebihi ketampanan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini juga menunjukkan kesempurnaan ciptaan Allah pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara fisik.
Hadis 4
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ مَا رَأَيْتُ مِنْ ذِي لِمَّةٍ فِي حُلَّةٍ حَمْرَاءَ أَحْسَنَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُ شَعْرٌ يَضْرِبُ مَنْكِبَيْهِ بَعِيدُ مَا بَيْنَ الْمَنْكِبَيْنِ لَمْ يَكُنْ بِالْقَصِيرِ وَلَا بِالطَّوِيلِ (رواه الترمذى) الألباني، خلاصة حكم المحدث : صحيح.
Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan berkata, telah menceritakan kepada kami Waki’ berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Ishaq dari Al Bara ia berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang laki-laki yang mempunyai rambut panjang saat mengenakan kain berwarna merah yang lebih tampan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rambut beliau panjangnya sebahu, berdada bidang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek.” HR: al-Bukhori dan Muslim.
ما رأيت من ذي لمة في حلة حمراء أحسن من رسول الله (“Aku tidak pernah melihat laki-laki yang memiliki rambut panjang sebahu, yang memakai pakaian merah yang lebih tampan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”). Al-limmatu artinya adalah rambut panjang yang melebihi cuping telinga baik rambut tersebut panjang sampai bahu atau tidak sampai bahu. Maksud kalimat tersebut adalah al-Barro’ tidak pernah melihat orang yang berambut panjang sebahu yang mengenakan pakaian merah (bukan murni merah tapi ada warna lain pada pakaian tersebut) yang lebih tampan daripada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
له شعر يضرب منكبيه (“Beliau memiliki rambut panjang sampai bahu”) maksudnya adalah Rambut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjangnya mencapai bahu.
بعيد ما بين المنكبين kalimat telah disebutkan pada pembahasan hadis sebelumnya yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang berdada bidang.
لم يكن بالقصير ولا بالطويل kalimat ini juga telah dijelaskan pada hadis sebelumnya yang artinya adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, beliau bertubuh ideal dan proposional.
Hadis 5
حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ مُسْلِمِ بْنِ هُرْمُزَ عَنْ نَافِعِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالطَّوِيلِ وَلَا بِالْقَصِيرِ شَثْنَ الْكَفَّيْنِ وَالْقَدَمَيْنِ ضَخْمَ الرَّأْسِ ضَخْمَ الْكَرَادِيسِ طَوِيلَ الْمَسْرُبَةِ إِذَا مَشَى تَكَفَّأَ تَكَفُّؤًا كَأَنَّمَا انْحَطَّ مِنْ صَبَبٍ لَمْ أَرَ قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ مِثْلَهُ (رواه الترمذى)
Telah menceritakan kepada kami al-Mas’udi dari ‘Utsman bin Muslim bin Hurmuz dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im dari Ali dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah tinggi dan tidak pula pendek, telapak tangan dan kakinya tebal, kepalanya terlihat berisi, demikian pula tulang persendiannya, rambut dadanya lebat, Jika beliau berjalan tegak seolah-olah seseorang yang sedang menurun ke tempat yang rendah. Saya belum pernah menjumpai orang seperti beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebelum dan sesudahnya.”
Hadits ini hasan shahih, dalam sanadnya terdapat perawi bernama Al Mas’udi Abdurrahman bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud, yang dikenal jujur namun mengalami kekacauan hafalan menjelang wafatnya. Sedangkan Utsman bin Muslim adalah seorang perawi yang lemah hafalannya.
Hadis 6
حَدَّثُنَا سُفْيَانُ بْنُ وَاقِعٍ قَالَ، حَدَّثُنَا أَبِي عَنِ الْمَسْعُوْدِيِّ، بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ بِمَعْنَاهُ.
لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالطَّوِيلِ وَلَا بِالْقَصِيرِ kalimat ini senada dengan kalimat yang ada dalam hadis-hadis sebelumnya yang menjelaskan tentang sifat-sifat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu beliau berfisik sedang dan ideal tidak tinggi sekali dan tidak pendek.
شَثْنَ الْكَفَّيْنِ وَالْقَدَمَيْنِ Kallimat ini menunjukkan telapak tangan dan telapak kaki Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tebal tapi tidak kasar bahkan sangat halus dan lembut sebagaimana yang disebutkan Anas radhiyallahu ‘anhu, “Saya tidak pernah menyentuh kain sutera atau sesuatupun yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Telapak tangan beliau lebih lembut dari sutera.
ضَخْمَ الرَّأْسِ kalimat ini menunjukkan kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah besar tidak kecil.
ضَخْمَ الْكَرَادِيسِ kalimat ini menunjuk tulang-tulang persendian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam besar terlihat kekar.
Sifat-sifat tersebut diatas, telapak tangan dan telapak kaki yang tebal, kepala terlihat besar dan tulang-tulang persendiannya juga besar, ini menunjukkan kekuatan fisik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kuat dan kokoh, karena Allah subhanahu wa ta’ala telah mengkaruniai beliau fisik yang kekar.
إِذَا مَشَى تَكَفَّأَ تَكَفُّؤًا كَأَنَّمَا انْحَطَّ مِنْ صَبَبٍ kalimat ini menunjukkan apabila berjalan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan dengan cepat seperti berjalan ditempat menurun sebagaimana dijelaskan dalam hadis sebelumnya.
لَمْ أَرَ قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ مِثْلَهُ kalimat ini menunjukkan sempurnanya keindahan bentuk fisik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala untuknya.
Hadis 7
حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنِ الْحُسَيْنِ بْنِ أَبِي حَلِيمَةَ مِنْ قَصْرِ الْأَحْنَفِ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ الْمَعْنَى وَاحِدٌ قَالُوا حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ مَوْلَى غُفْرَةَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ مِنْ وَلَدِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ كَانَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِذَا وَصَفَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمْ يَكُنْ بِالطَّوِيلِ الْمُمَّغِطِ وَلَا بِالْقَصِيرِ الْمُتَرَدِّدِ وَكَانَ رَبْعَةً مِنْ الْقَوْمِ وَلَمْ يَكُنْ بِالْجَعْدِ الْقَطَطِ وَلَا بِالسَّبِطِ كَانَ جَعْدًا رَجِلًا وَلَمْ يَكُنْ بِالْمُطَهَّمِ وَلَا بِالْمُكَلْثَمِ وَكَانَ فِي الْوَجْهِ تَدْوِيرٌ أَبْيَضُ مُشْرَبٌ أَدْعَجُ الْعَيْنَيْنِ أَهْدَبُ الْأَشْفَارِ جَلِيلُ الْمُشَاشِ وَالْكَتَدِ أَجْرَدُ ذُو مَسْرُبَةٍ شَثْنُ الْكَفَّيْنِ وَالْقَدَمَيْنِ إِذَا مَشَى تَقَلَّعَ كَأَنَّمَا يَمْشِي فِي صَبَبٍ وَإِذَا الْتَفَتَ الْتَفَتَ مَعًا بَيْنَ كَتِفَيْهِ خَاتَمُ النُّبُوَّةِ وَهُوَ خَاتَمُ النَّبِيِّينَ أَجْوَدُ النَّاسِ كَفَّا وَأَشْرَحُهُمْ صَدْرًا وَأَصْدَقُ النَّاسِ لَهْجَةً وَأَلْيَنُهُمْ عَرِيكَةً وَأَكْرَمُهُمْ عِشْرَةً مَنْ رَآهُ بَدِيهَةً هَابَهُ وَمَنْ خَالَطَهُ مَعْرِفَةً أَحَبَّهُ يَقُولُ نَاعِتُهُ لَمْ أَرَ قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ مِثْلَهُ (رواه الترمذى)
Telah menceritakan kepada kami Abu Ja’far Muhammad bin Al Husain bin Abu Halimah dari daerah Qahsril Ahnaf, dan Ahmad bin ‘Abdah Adl Dlabbi serta Ali bin Hujr sedangkan (riwayatnya) semakna, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus telah menceritakan kepada kami Umar bin Abdullah bekas budak (yang telah dimerdekakan oleh) Ghufrah, telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Muhammad -salah seorang anak Ali bin Abu Thalib- dia berkata; Apabila Ali radliallahu ‘anhu menshifati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dia berkata; “Beliau adalah sosok orang yang berpawakan tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, orang yang berpawakan sedang-sedang, rambutnya tidak kaku dan tidak pula keriting, rambutnya lebat, tidak gemuk dan tidak pula kurus, wajahnya sedikit bulat, kedua biji matanya sangat hitam, bulu matanya panjang, persendian-persendiannya yang pokok besar, bahunya bidang, bulu dadanya lembut, tidak ada bulu-bulu di badan, telapak kakinya tebal, jika berjalan seakan-akan sedang berjalan di jalanan yang menurun, jika menoleh seluruh badannya ikut menoleh, di antara kedua bahunya ada stempel kenabian yaitu stempel para Nabi, telapak tangannya bagus, dadanya bidang, yang paling jujur bicaranya, yang lembut perangainya, yang paling mulia pergaulannya, siapa pun yang tiba-tiba memandangnya tentu menaruh hormat kepadanya, siapa yang bergaul dengannya tentu akan mencintainya.” Dia melanjuntukan; “Aku tidak pernah melihat orang yang seperti beliau sebelum maupun sesudahnya.”
لَمْيَكُنْ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالطُّوْلِ الْمُمَغَّطِ maksudnya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan orang yang terlalu tinggi (jangkung).
وَلاَ بِالْقَصِيْرِ الْمُتَرَدِّدِ dan bukan pula orang yang sangat pendek (cebol).
كَانَ رَبْعَةً maksudnya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam orang yang berperawakan ideal tidak tinggi sekali dan tidak pendek sekali.
لَمْ يَكُنْ بِالْجَعْدِ الْقَطَطِ، وَلاَ بِالسَّبْطِ maksudnya adalah rambut Rasulullah shallallahu ‘alaihiwa sallam tidak keriting sekali (gimbal) dan tidak pula sangat lurus akan tetapi rambut beliau ikal dan indah.
وَلَمْ يَكُنْ بِالْمُطَهَّمِ maksudnya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan orang yang berbadan gendut tapi berbadan atletis.
وَلاَ بالْمُكَلْثَمِ maksudnya adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan orang yang berwajah sangat bulat dan bukan pula sangat lonjong akan tetapi wajah beliau adalah bulat telor dan sangat tampan.
أَبْيَضُ مُشْرَبٌ maksudnya adalah warna kulit Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan sangat putih tanpa ada warna lain tapi kulit beliau berwarna putih kemerah-merahan dan sangat indah dipandang.
أَدْعَجُ الْعَيْنَيْنِ maksudnya adalah bola mata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bagian hitamnya berwarna hitam pekat.
أَهْدَبُ الْأَشْفَرِ maksudnya adalah bulu mata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam panjang.
جَلِيْلُ الْمُشَاشِ وَالْكَتَدِ al-musyasyu artinya tulang tengkorak, maksudnya kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat besar dan berdada bidang (kekar).
إِذَا مَشَى تَقَلَّعَ maksudnya adalah jika berjalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan dengan tegap dan cepat seperti berjalan di jalan menurun bukan seperti orang yang berjalan loyo.
أَجْرَدُ maksudnya adalah dada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai ke pusar ditumbuhi rambut.
وَإِذَا الْتَفَتَ الْتَفَتَ مَعًا maksudnya adalah jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kebelakang beliau sekaligus membalikkan badannya ke belakang secara sempurna hal ini menunjukkan ketenangannya, beliau tidak hanya sekedar menolehkan kepalanya ke belakang saja. Adapun menoleh ke kanan dan ke kiri tidak masuk dalam katagori ini.
بَيْنَ كَتِفَيْهِ خَاتَمُ النُّبُوَّةِ maksudnya adalah dipunggung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diantara kedua bahunya terdapat tanda kenabian berupa daging kecil yang menonjol.
أَجْوَدُ النَّسِ صَدْرًا maksudnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang berdada lapang yang menunjukkan kedermawanan dan kebaikan hatinya yang sangat besar, beliau melakukan kebaikan dan kedermawanan yang benar-benar tulus dari hatinya bukan buatan atau tekanan dari orang lain.
وَأَصْدَقُ النَّاسِ لَهْجَةً maksudnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang bisa dipegang ucapannya dan sangat jujur bahkan sejak kecil dikenal sebagai orang yang jujur dan amanah sehingga disebut sebagai al-amin yaitu orang yang terpercaya.
وَأَلْيَنُهُمْ عَرِيْكَةً maksudnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang berkepribadian sangat lembut bukan orang yang kasar, beliau sangat lembut tawadhu’ dan baik hati.
وَأَكْرَمُهُمْ عِشْرَةً maksudnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat baik pergaulannya dengan sesama, beliau orang yang paling baik muamalahnya dengan orang yang berinteraksi dengannya.
مَنْ رَآهُ بَدِيْهَةً هَابَهُ maksudnya adalah orang yang melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun baru sekali dia kan langsung menghormatinya karena memang Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan beliau sebagai orang yang sangat berwibawa.
وَمَنْ خَالَطَهُ مَعْرِفَةً أَحَبَّهُ maksudnya adalah orang yang berinteraksi dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam baik ketika bergaul, bermajelis, berjalan bersama ataupun ketika menyertainya dia akan menyukainya karena dia tidak melihat pada diri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali sesuatu yang membuatnya senang, baik dari segi akhlaknya yang mulia, muamalahnya yang bagus, maupun pergaulannya yang menyenangkan.
يَقُوْلُ نَاعِتُهُ maksudnya adalah orang yang mensifati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak mengatakan bahwa dia belum pernah melihat orang yang semisal beliau sebelum dan sesudahnya.
Hadits 8
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم فخما مفخما, يتلألأ وجهه تلألؤ القمر ليلة البدر, آطول من المر بوع, وآ قصر من المشذب, عظيم الهامة, رجل الشعر, انفرقت عقيقته فرّقها, و الا فلا يجاوزشعره شحمة آ ذ نيه, اذا هووفّره, آزهر اللون يجاوز شعره شحمة آذنيه, اذا هووفّره, آزهر اللون, واسع الجبين, آزجّ الحواجب سوابغ في غير قرن بينهما عرق يدره الغضب ؛ آقنى العرنينن, له نور يعلوه يحسبه من لم يتآمله آشم, كثّ اللّحية, سهل الخدّبن, ضليع الفم مفلج الآ سنان دقيق المسربة كأنّ عنقه جيد دمية في صفاء الفضة, معتدل الخلق, با ذن متما سك, سواء البطن والصدر, عريض الصدر, بعيد ما بين المنكبين, صخم الكرا ديس, آنور المتجرّد, موصول ما بين اللبّة والسّرّ ة بشعر يجري كالخط, عا ري الثديين والبطن مما سوى ذالك, آشعر الذّراعين والمنكبين وآعالى الصدر, طويل الزّندين رحب الرّاحة ششن الكفّين والقدمين, سا ئل الأطراف, آوقال شائل الأطراف خمصان الأخمصين مسيح القدمين ينبو عنهما الماء, اذا زال زال قلعا, يخطو تكفّيا يمشي هونا, ذريع المشية اذا مشى كأنما ينحطّ من صبب؛ واذا التفتالتفت جميعا؛ خا فض الطرف؛ نظره الى الأرض أطول من نظره الى السماء؛ جل نظره الملاحظة. يسوق اصحابه؛ ويبدر من لقي بالسلام
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam adalah seorang yang berjiwa besar dan berwibawa. Wajahnya cerah bagaikan rembulan di bulan pernama. Beliau lebih tinggi dari orang yang pendek dan lebih pendek dari orang yang tinggi. Beliau berjiwa pelindung. Rambutnya bergelombang. Apabila beliau menyisir (rambutnya), maka dibelahnya menjadi dua. Bila tidak, maka ujung rambutnya tidak melampui daun telinga. Rambutnya disisir dengan rapi, sehingga tampak selalu bersih. Dahinya lebar, alisnya melengkung bagaikan dua bulan sabit yang terpisah. Diantara keduanya terdapat urat yang kemerah-merahan ketika marah. Hidungnya mancung, dipuncaknya ada cahaya yang memancar. hingga orang yang tidak mengamatinya akan mengira puncak hidungnya lebih mancung. Janggutnya tebal, kedua pipinya mulus, mulutnya lebar (serasi dengan bentuk wajahnya), giginya agak jarang serta teratur rapi. Bulu dadanya halus, Lehernya mulus dan tegak bagaikan kendi. Bentuk tubuhnya sedang-sedang saja, badannya berisi, perut dan dadanya sejajar, dadanya bidang, jarak antara kedua bahunya lebar dan tulang persendiannya besar. Badannya yang tidak ditumbuhi bulu tampak bersih bercahaya. Dari pangkal leher sampai pusat tumbuh bulu yang tebal bagaikan garis. Kedua susu dan perunya bersih selain yang disebuntukan tadi. Kedua hasta, bahu dan dada bagian atas berbulu halus. Kedua ruas tulang tangannya panjang, telapak tangannya lebar. Kedua telapak tangan dan kakinya tebal, jemarinya panjang, lekukan telapak kakinya tidak menempel ke tanah. Kedua kakinya licin sehingga air pun tidak menempel. Bila beliau berjalan, diangkat kakinya dengan tegap. Beliau melangkah dengan mantap dan berjalan dengan sopan. Jalannya cepat, seakan beliau turun dari tempat yang rendah. Bila beliau menoleh seseorang, maka beliau memalingkan seluruh badannya. Pandangan matanya terarah ke bawah, hingga pandannya ke bumi lebih lama dari pandangannya ke langit. Pandangannya penuh makna. Bila ada sahabat berjalan, maka beliau berjakan dibelakangnya dan bila berpapasan maka beliau menyapanya dengan salam. (HR. Imam Tirmidzi).
Hadis ini diriwayatkan oleh Hindu bin Abi Halah putra tiri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam anak bawaan istri beliau yang pertama yaitu Khodijah bin Khuwailid, saudara tiri Fatimah putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pamannya Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma dari jalur ibu.
وَكَانَ وَصَّافًا maksud washshofan adalah orang yang mengetahui ciri-ciri (sifat-sifat) sesuatu dan mampu menjelaskannya dengan baik, karena tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menjelaskan ciri-ciri sesuatu dengan baik, ada orang yang berkali-kali melihat seseorang akan tetapi ketika diminta untuk menjelaskan ciri-ciri orang tersebut dia tidak mampu menyebutkannya, ada pula orang yang memiliki kemampuan untuk menyebutkan ciri-ciri sesuatu dan mampu menyebutkannya dengan baik dan sangat detai meskipun baru sekali atau dua kali melihat sesuatu tersebut, orang yang memiliki kemampuan seperti itu disebut washshofan.
عَنْ حِلِيَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهً عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang dimaksud dengan khilliyah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sifat dan karakter beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, perawi menyebutkan dengan lafadz khilliyah karena semua sifat dan karakter Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bagus.
وَأَنَا أَشْتَهِى أَنْ يَصِفَ لِيْ مِنْهَا شَيْئًا أَتَعَلَّقً بِهِ maksudnya adalah pemilihan kata yang dipakai oleh perowi dalam menyifati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah berdasarkan pemilihan kata yang paling tepat sesuai sifat beliau yang sebenarnya yang dia ketahui secara pasti.
Hasan putra Ali radhiyallahu ‘anhuma termasuk orang yang diberi kemuliaan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan tetapi pada saat itu dia masih kecil, sehingga dia meminta kepada pamannya untuk menyebutkan sifat-sifat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya bisa mengetahui sifat-sifatnya karena mengetahui sifat-sifat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk ilmu yang sangat mulia yang hendaknya dijaga dan diperhatikan.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخْمًا maksudnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat mulia berwibawa dan memiliki sifat-sifat yang sangat agung baik secara fisik maupun sifat-sifatnya, para sahabat sangat memuliakan beliau demikian pula orang yang melihatnya meskipun baru melihat sekali.
يَتَلَأْلَأُ وَجْهُهُ تَلَأْلُأَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ maksudnya adalah wajah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jernih, cerah dan bercahaya seperti bulan purnama.
أَطْوَلَ مِنَ الْمَرْبُوْعِ maksudnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang bertubuh paling ideal, dan cenderung tinggi akan tetapi tidak terlalu tinggi.
وَأَقْصَرُ مِنَ الْمُشَذَّبِ maksudnya adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan orang yang bertubuh jangkung tapi beliau bertubuh ideal dan termasuk tinggi.
إِنِ انْفَرَقَتْ عَقِيْقَتُهُ فَرَقَهَا maksudnya adalah jika rambut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa disisir dengan dibelah dua maka beliau melakukannya akan tetapi jika tidak bisa maka beliau membiarkannya.
يُجَاوِزُ شَحْمَةَ أُذُنَيْهِ إِذَا هُوَ وَفَّرَهُ lafadz hadis yang semisal dengan lafad ini terdapat juga dalam hadis lain.
أَزْهَرَ اللَّوْنِ maksudnya adalah warna kulit Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna putih kemerah-merahan.
وَاسِعَ الْجَبِيْنِ al-jabin artinya dahi maksudnya adalah dahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebar.
أَزَجَّ الْحَوَاجِبِ al-hajib adalah tulang yang ada di atas mata yang memiliki daging dan tumbuh rambut pada daging tersebut dan jumlahnya ada dua sebelah kanan dan kiri (dalam bahasa indonesia disebut alis). الزَّجَجُ adalah masing-masing alis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjang sampai sejajar dengan kelopak matanya akan tetapi tidak saling bertautan.
أَقْنَى الْعِرْنِيْنِ maksudnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang berhidung mancung.
كَثُّ اللِحْيَةِ maksudnya adalah jenggot Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu lebat. Salah satu petunjuknya adalah memerintahkan untuk memanjangkan jenggot, banyak hadis-hadis yang menjelaskan perintah tersebut dan memanjangkan jenggot termasuk salah satu fitrah sedangkan mecukur bersih jenggot termasuk sifat-sifat orang-orang majusi, musyrikin dan yahudi, banyak hadis-hadis yang menjelaskan hal tersebut.
سَهْلُ الْخَدَّيْنِ maksudnya adalah kedua pipi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam rata, bersih dan indah.
ضَلِيْعُ الْفَمِ maksudnya bagian bibir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tampak sedikit tebal namun tetap serasi dengan bentuk wajahnya.
مُفْلِجُ الْأسْنَانِ maksudnya adalah gigi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agak renggang, tersusun rapi dan sangat indah. Semua itu menunjukkan bentuk fisik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diciptakan dengan sempurna.
دَقِيْقُ الْمَسْرُبَةِ maksudnya adalah bulu rambut yang tumbuh di dada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai pusar itu tipis dan halus.
كَأَنَّ عُنُقَهُ جِيْدُ دُمْيَةٍ فِيْ صَفَاءِ الْفِضَّةِ maksudnya adalah leher Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti kendi tampak lurus, serasi dan indah, ungkapan seperti itu digunakan untuk menggambarkan kesempurnaan Allah subhanahu wa ta’ala dalam menciptakan fisik beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
بَادِنٌ مُتَمَسِّكٌ maksudnya adalah bentuk tubuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kekar bukan gendut dan bukan pula kurus kerempeng, tapi padat berisi dan kuat.
سَوَاء الْبَطْنِ وَالصَّدْرِ maksudnya adalah perut dan dada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam rata (six pack), beliau berdada bidang dan berperut rata.
أَنْوَرُ الْمُتَجَرَّدِ maksudnya adalah bagian tubuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak tertutup rambut atau pakaian terlihat putih bercahaya.
مَوْصُولُ مَا بَيْنَ اللَّبَّةِ وَالسُّرَّةِ بِعْرٍ يَجْرِيْ كَالْخَطِّ maksudnya adalah rambut lembut dan halis yang tumbuh di dada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari panggkal leher sampai pusar seperti garis lurus.
عَارِ الثَّدَّيْنِ وَالْبَطْنِ maksudnya adalah puting dada dan sekitarnya serta perut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ditumbuhi rambut. Yang ditumbuhi rambut lembut dan halus adalah kedua lengan, bahu dan dada bagian atas beliau sebagaimana disebutkan dalam hadis dengan lafadz أَشْعَرُ الذِّرَاعَيْنِ وَالْمَنْكِبَيْنِ وَأَعَالِيْ الصَّدْرِ.
طَوِيْلُ الزَّنْدَيْنِ maksudnya adalah kedua ruas tulang tangan (tulang hasta dan tulang pengumpil) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam cukup panjang. رَحْبُ الرَّاحَةِ maksudnya telapak tangan beliau itu lebar.
سَائِلُ الْأَطْرَافِ atau شَائِلُ الأَطْرَافِ maksudnya ujung jemari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam itu panjang ideal dan sangat serasi. خَمْصَانُ الْأخْمَصَيْنِ artinya telapak kaki beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bagian yang tidak menyentuh tanah ketika napakkan kaki di tanah itu sangat ideal tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
مَسِيْحُ الْقَدَمَيْنِ maksudnya telapak kaki Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu sangat halus dan lembut tidak ada garis-garisnya dan juga tidak retak-retak. Jika dialiri air tidak ada air yang menempel karena telapak kaki yang halus dan lembut jika disiram air, air tersebut akan langsung mengalir dan tidak ada yang menempel di situ berbeda dengan telapak kaki yang kasar dan pecah-pecah sebagiamana yang disebutkan dalam hadis tersebut dengan lafadz يَنْبُو عَنْهَا الْمَاءُ.
إِذَا زَالَ زَالَ قَلَعًا maksudnya jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kaki untuk berjalan beliau melakukannya dengan kuat, artinya jika berjalan beliau berjalan dengan tegap, beliau tidak tampak lemah seakan menyeret kakinya tapi beliau mengangkat kaki dengan kuat dan tegap layaknya seorang laki-laki yang penuh kekuatan dan ketangkasan.
وَيَمْشِي هَوْنًا maksudnya ketika melangkahkan kaki beliau melangkahkan kakinya dengan mantap dan ringan namun tetap sopan, melangkah dengan sopan ini merupakan salah satu ciri ibadurrahman, hamba-hamba Allah yang shalih, sebagaimanan disebutkan dalam surat al-Furqon.
ذَرِيْعُ الْمَشْيِ maksudnya langkah kaki beliau lebar namun tidak berlebihan, ketika berjalan beliau seperti berjalan di jalan menurun.
وَإِذَا الْتَفَتَ الْتَفَتَ جَمِيْعًا maksudnya apabila beliau ingin melihat ke belakang beliau membalikkan badannya bukan hanya sekedar menolehkan kepalanya ke belakang, hal ini menunjukkan ketenangannya.
خَافِضُ الطَّرْفِ maksudnya beliau selalu menundukkan pandangannya ke arah bawah, sehingga perawi mengatakan “نَظَرُهُ إِلَى الْأَرْضِ أَطْوَلُ مِنْ نَظَرِهِ إِلَى السَّمَاءِ” beliau lebih sering menundukkan pandangannya itu lebih sering daripada mendongak ke atas. جُلُّ نَظَرِهِ الْمُلَاحَظَةِ pandangan beliau adalah pandangan yang penuh perhatian bukan pandangan rakus yang sama sekali tidak menunjukkan kesopanan.
يَسُوْقُ أَصْحَابَهُ maksudnya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berjalan beliau berjalan di belakang para sahabatnya.
يَبْدُرُ مَنْ لَقِيَ بِالسَّلَامِ dalam lafadz lain disebutkan dengan menggunakan lafadz يَبْدَأُ maksudnya adalah jika bertemu dengan orang lain beliau terlebih dahulu yang mengucapkan salam meskipun yang dijumpainya adalah anak kecil.
Disarikan dari Kitab:
Syarah Syamail Nabi shallallahu alaihi wa sallam
Imam Abu Isa At-Tirmidzi
Pensyarah Syaikh Abdurrazak bin Abdul Muhsin Al-Badr, hal: 19-39.
Turahmin, BA, S.Pd, M.H.