KESALAHAN-KESALAHAN KETIKA THAHARAH DAN IBADAH

89 Pembaca

Pemateri Syaikh Arif Anwar

Kesalahan-kesalahan ketika bersuci:


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد

رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙوَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙوَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙيَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖ. آمين

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan ringkasan fawaid ta’lim yang diadakan di Masjid Islamic Centre Bin Baz, yang diisi oleh Syaikh Arif Anwar tentang Kesalahan-kesalahan seputar bersuci, pembahasan ini merupakan pembahasan yang sangat penting untuk dipahami dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari karena setiap orang hampir setiap hari melakukan aktifitas tersebut, dengan membaca fawaid ini diharapkan ketika kita bersuci tidak melakukan kesalahan-kesalahan.

Sebelum masuk pembahasan dalam kajian tersebut Syaikh memberikan sedikit nasehat yang sangat berharga yaitu:

Ketika kita masuk masjid untuk mengerjakan shalat wajib hendaknya langsung melaksanakan shalat sunah terlebih dahulu entah shalat sunah rawatib, tahiyatul masjid atau shalat sunah setelah wudhu, atau shalat dua rekaat dengan niat tiga shalat tersebut, jangan sampai masuk masjid kemudian menunggu shalat hanya dengan ngobrol-ngobrol tanpa faidah.

Setelah itu beliau menyampaikan inti kajiannya di antara fawaid yang bisa saya tuliskan di sini adalah sebagai berikut.

Pelajaran keempat: kesalahan berkaitan dengan menghadap atau membelakangi kiblat:

Menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang air kecil atau air besar.

Ketika buang air kecil atau buang air besar di tempat terbuka haram hukumnya menghadap kiblat atau membelakanginya.

Sedangkan ketika buang hajat di dalam ruangan tertutup sebaiknya dilakukan dengan tidak menghadap kiblat atau membelakanginya demi memuliakan kiblat tersebut.

Demikian juga tidak boleh meludah ke arah kiblat karena ada ancaman yang berat dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

Setiap majelis memiliki penghulu dan penghulu majelis adalah menghadap ke kiblat.

Kiblat kaum muslimin ke arah ka’bah dan mereka wajib memuliakannya.

Para sahabat sangat bersemangat mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam sehingga ketika mereka mendapati WC di Syam menghadap ke kiblat mereka menyerongkannya ke arah lain ketika buang hajat.

Tidak menutup aurat ketika buang hajat/tidak menjauh dari pandangan orang lain.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam ketika hendak buang hajat beliau tidak membuka pakaiannya sebelum mendekat ke tanah demi menjaga auratnya supaya tidak terlihat orang lain.

Ketika hendak buang hajat hendaknya seseorang mencari tempat yang sunyi atau tertutup supaya auratnya tidak terlihat orang lain.

Ketika hendak buang hajat jangan sampai membuka pakaian sebelum masuk WC/kamar mandi.

Beristinja ketika buang angin, perbuatan ini merupakan perbuatan yang keliru bahkan termasuk bid’ah karena para ulama sepakat bahwa buang angin tidak mewajibkan istinja.

Makruh hukumnya beristinja dari buang angin menurut madzhab Syafi’iyah.

Menurut madzhab hanafiyah istinja setelah buang angin adalah bid’ah.

Was-was ketika istinja, seperti masuk kamar mandi/wc ketika hendak shalat dan berlama-lama di kamar mandi.

Ketika buang hajat selalu berdehem-dehem karena takut masih belum sempurna buang hajatnya.

Hukum buang hajat menghadap kiblat tidak boleh meskipun di dalam kamar mandi/toilet menurut madzhab Syafi’iyyah sedangkan menurut madzhab hanabilah hukumnya mutlah tidak boleh.

Tanda kefakihan seseorang adalah tidak berlama-lama di kamar mandi, cepet ketika buang hajat.

Berlama-lama di kamar mandi sampai terlambat shalat.

Abu Layla Turahmin, M.H.

Masjid Bin Baz Pusat, Kamis, 05/09/2024.

Tinggalkan komentar