SYAFAAT

93 Pembaca

SYAFAAT

وَأَنذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْ يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِنْ دُونِهِ وَلِيٌّ وَلاَ شَفِيعٌ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ  (الأنعام: 51)

            Artinya:” Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa’atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakw”. Qs:Al-an’am:51

Penjelasan ayat

            Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan nabi-Nya Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam supaya mengajarkan dan memperingatkan orang-oran yang yakin akan adanya hari kebangkitan  bahwa kelak mereka akan berdiri dikumpulkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di padang mahsyar, mereka tidak memiliki satu pun penolong dan pemberi syafaat dari azab-Nya, semoga jika mereka mengetahuinya mereka akan tunduk melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan manjauhi larangan-larangan-Nya.

Mutiara ayat

  1. Peringatan tidak akan memberi manfaat kecuali bagi orang-orang mukmin.
  2. Penetapan adanya hari kebangkitan.
  3. Tidak ada syafaat kecuali jika terpenuhi syarat-syaratnya.

Hubungan ayat dengan bab

            Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada syafaat kecuali jika terpenuhi syarat-syaratnya.

Hubungan ayat dengan tauhid

            Ayat ini menunjukkan tidak ada satupun makhluk yang memiliki syafaat sendiri, maka meminta syafaat kepada makhluk adalah syirik akbar, termasuk dalam hal itu adalah meminta syafaat kepada berhala, yang mereka anggap ibadahnnya kepada berhala itu hanya untuk mendapat syafaat.

قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعاً لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ  (الزمر:44)

Artinya:”  Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada- Nyalah kamu dikembalikan”. QS:Az-Zumar:44

Penjelasan ayat

            Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan nabi-Nya Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wasallam supaya mengabarkan kepada manusia yang berbeda-beda keinginan dan pendapatnya bahwa syafaat dan semua jenisnya adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tidak ada seorang pun yang bisa menentangnya dan tidak ada seorang pun yang bisa memberi syafaat sesukanya tanpa ada izin dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala , kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala menetapkan kepemilikan syafaat dan yang lainnya dengan (menetapkan) bahwa Dialah yang memiliki kekuasaan mutlak untuk mengatur apa saja yang ada di langit dan bumi dan kelak pasti akan ada hari di mana manusia akan di kembalikan kepada-Nya sehingga mereka peminta syafaat kepada selain Allah  mengetahui bahwa yang dimintai syafaat tidak sanggup berbuat apa-apa.

Mutiara ayat  

  1. Syafaat ada bermacam-macam.
  2. Syafaat adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak ada seorang pun. yang bisa mendapat syafaat kecuali atas izin dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. bagi si pemberi syafaat dan keridhoan-Nya bagi yang akan di beri syafaat.
  3. Penetapan adanya hari kebangkitan.

Hubungan ayat dengan bab

            Ayat ini menunjukkan bahwa syafaat dan semua jenisnya adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak ada seorang pun bisa mendapat syafaat kecuali atas izin dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala bagi si pemberi syafaat dan keridhaan-Nya bagi yang akan di beri syafaat.

Hubungan ayat dengan tauhid

            Ayat ini menetapkan bahwa syafaat adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak ada satu pun selain-Nya yang pantas memilikinya, maka memintanya kepada selain Allah adalah syirik akbar, termasuk  dalam hal itu adalah memintanya kepada berhala yang mereka anggap ibadahnnya kepada berhala itu hanya untuk mendapat syafaat.

Macam-macam syafaat menurut para ulama

  1. Syafaat kubro adalah syafaat yang hanya di berikan kepada Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, bahkan para ulul azmi menyatakan tidak sanggup memenuhi permintaan manusia ketika mereka meminta syafaat kubro kepadanya agar segera bisa beristirahat dari tempat berdiri (di padang mahsyar) dan segera di adili, hingga akhirnya sampailah permintaan mereka kepada Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu beliau berkata: “Aku yang memilikinya”.
  2. Syafaat Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam untuk calon penghuni surga supaya mereka segera masuk surga, syafaat ini di sebutkan oleh abu hurairah di dalam hadis muttafaq ‘alaihi  yang panjang.
  3. Syafaat Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam untuk para pelaku maksiat dari umatnya yang pasti masuk neraka lalu beliau memintakan syafaat untuk mereka agar tidak masuk neraka.
  4. Syafaat nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam untuk para pelaku maksiat dari orang-orang muwahhid (bertauhid) yang masuk neraka karena dosa yang merka lakukan, supaya mereka di keluarkan dari api neraka dan hadis-hadis yang membahasi masalah ini adalah hadis-hadis mutawatir yang telah di sepakati oleh para sahabat dan ahlussunnah.
  5. Syafaat Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam untuk suatu kaum dari penghuni surga supaya di tambah pahalanya dan di angkat derajatnya, dan tidak ada seorangpun yang membantahnya.
  6. Syafaat Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam untuk pamannya supaya diringankan azabnya dari apai neraka.
  7. Syafaat anak-anak kecil (yang meninggal dunia) untuk kedua orang tuanya.
  8. Syafaat kaum mukminin diantara sesama mereka.

  اللَّهُ لاَ إِلَهَ~َ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ~ُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ~ِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (البقرة:255)

            Artinya:” Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. QS:Al-Baqoroh:255

Penjelasan ayat

            Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan kepada kita bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) kecuali Dia, karena Dia adalah zat yang maha hidup abadi, yang berdiri sendiri dan yang terus menerus mengurus seluruh makhluk-Nya, lagi maha suci dari semua perkara yang di alami makhluk-makhluk-Nya, seperti ngantuk, tidur dan lain-lain. Dialah yang memiliki kekuasaan sempurna di langit  maupun di bumi dan apa yang ada di dalamnya, tidak ada seorang pun yang bisa menentangnya bahkan syafaatpun hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak ada yang bisa memilikinya kecuali setelah mendapat izin-Nya bagi yang akan memberi syafaat dan ridho-Nya bagi yang akan di beri syafaat, ilmu-Nya sempurna dan meliputi segala sesuatu, tidak ada seorang pun yang bisa menguasai secuil pun dari ilmu-Nya kecuali siapa yang di kehendaki oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui wahyu atau melalui sarana yang lain, kursi-Nya luasnya meliputi seluruh langit dan bumi dan Dia tidak merasa berat sedikit pun dalam merawat dan menjaga-Nya karena Dialah yang maha tinggi dan maha besar di atas semua makhluk-Nya.

Mutiara ayat

  1. Penetapan lima Asma Allah Subhanahu Wa Ta’ala yaitu: Allah, Al-Hayyu, Al-Qoyyum, Al-Ali dan Al-‘Adhim.
  2. Maha suci Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari sifat ngantuk dan tidur karena kedua sifat itu adalah khusus sifat makhluk yang menunjukkan kekurangannya.
  3. Penafian (peniadaan) syafaat milik makhluk itu sendiri tanpa izin dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  4. Penetapan sifat masyiah (berkehendak) bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala
  5. Penetapan adanya syafaat bagi orang yang berwenang memberikannya atas izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  6. Penetapan kursi milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala .
  7. Penetapan kekuatan dan ilmu Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sempurna.
  8. Penetapan sifat Al-Uluw (tinggi) bagi Allah subhanahu wata’ala, tinggi zat dan sifat-Nya.
  9. Penetapan keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hubungan ayat dengan bab

            Ayat ini menafikan syafaat milik makhluk itu sendiri tanpa izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

            Ayat ini menunjukkan Penafian (peniadaan) syafaat milik makhluk itu sendiri (tanpa izin Allah) maka memintanya kepada makhluk adalah syirik akbar, termasuk meminta syafaat kepada berhala yang mereka anggap peribadahan yang mereka lakukan untuk berhala dalam rangka untuk mendapat syafaat.

وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لاَ تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئاً إِلاَّ مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى  (النجم:26)

Artinya:” Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya)”.Qs:An-Najm:26

Penjelasan ayat

            Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan kepada kita bahwa di langit banyak sekali malaikat (yang menghuninya) walaupun jumlah malaikat penghuni langit itu banyak sekali dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan tetapi syafaatnya tidak bermanfaat bagi siapa pun kecuali setelah mendapat izin dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala bagi si pemberi syafaat dan bagi orang yang akan di beri syafaat.

Mutiara ayat

  1. Penetapan bahwa seluruh lapisan langit di huni para malaikat.
  2. Penetapan dua buah syarat syafaat yaitu izin Allah bagi pemberi syafaat dan ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala bagi yang akan di beri syafaat dan Allah tidak ridho syafaat di berikan kecuali hanya untuk ahli tauhid (orang-orang yang mentauhidkan-Nya).

seperti dalam hadis

من أسعد الناس بشفاعتك يا رسول الله؟ قال من قال لا إله إلا الله خالصا من قلبه

“Siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafaat anda ya Rasulullah? Beliau menjawab: ‘orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah murni dari dasar hatinya’.

  • Penetapan sifat masyiah (berkehendak) bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  • Penetapan sifat ridho bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hubngan ayat dengan bab

            Ayat ini menunjukkan penafian (peniadaan) syafaat dari semua makhluk kecuali dengan dua syarat yaitu: izin Allah bagi pemberi syafaat dan ridha Allah bagi orang yang akan di beri syafaat.

Hubungan ayat dengan tauhid

            Ayat ini menunjukkan bahwa syafaat tidak akan diperoleh (seseorang) kecuali setelah mendapat izin dan ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala , hal ini menunjukkan bahwa syafaat adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka memintanya kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah syirik akbar, termasuk meminta syafaat kepada berhala yang mereka anggap peribadahan yang mereka lakukan untuk berhala itu dalam rangka untuk mendapat syafaat.

قُلْ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لاَ يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ, وَلاَ تَنفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ~ُ إِلاَّ لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

Artinya:” Katakanlah: ” Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.   Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Qs: Saba’:22-23

Penjelasan ayat

            Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menantang orang-orang musyrik supaya mereka menyeru sesembahan-sesembahan yan dijadikan sebagai (tandingan) bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala , dan sesungguhnya sesembahan-sesembahan itu tidak bisa mendatangkan sedikit pun manfaat dan menolak mudharat. Karena mereka tidak memiliki secuil pun kebaikan atau kejelekan di langit maupun di bumi, mereka bukanlah sekutu (bagi Allah subhanahu wata’ala) di langit dan di bumi dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sama sekali tidak membutuhkan bantuan dan pertolongannya sampai dalam (masalah) syafaat sekalipun. Karena tidak ada satu pun (makhluk) yang memilikisyafaat baik malaikat ataupun makhluk-makhluk yang lainnya kecuali setelah mendapat izin dari Allah ta’ala bagi si pemberi syafaat. Kemudian Allah ta’ala menjelaskan bahwa para malaikat yang sangat mereka harapkan bisa memberi syafaat (di sisi Allah) mereka pingsan karena takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan kepada ke agungan-Nya ketika Dia mengucapkan keputusan-Nya. Apabila rasa takut di hati mereka telah hilang, mereka pun saling bertanya tentang apa yang telah di katakan oleh Allah ta’ala, lalu sebagian di antaranya  menjawab  bahwa Allah telah mengucapkan Al-hak (kebenaran) yang tetap dan Dialah zat yang maha tinggi dan maha besar di atas semua makhluk-Nya.

Muitara ayat

  1. Menghilangkan persangkaan orang-orang musyrik terhadap berhala-berhalanya yang di anggap memilki kekuasaan di langit dan di bumi atau sebagai sekutu bagi kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atau bisa membantu-Nya atau anggapan bahwa mereka (memiliki) syafaat (sendiri) tanpa izin dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  2. Penetapan syafaat atas izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan penafian (peniadaan) syafaat tanpa izin dari-Nya.
  3. Penetapan kemuliaan dan keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  4. Penetapan sifat qoul (berbicara) bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  5. Penetapan dua nama Allah yaitu Al-Ali dan Al-Kabir.

Hubungan ayat dengan bab

            Ayat ini menafikan adanya syafaat tanpa izin dari Allah Ta’ala.

Hubungan ayat dengan tauhid

            Ayat ini menafikan adanya syafaat dari makhluk itu sendiri (tanpa izin dari Allah), hal ini menunjukkan bahwa syafaat adalah hak khusus Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka memintanya kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah syirik, termasuk meminta syafaat kepada berhala yang mereka anggap peribadahan yang mereka lakukan untuk berhala itu dalam rangka untuk mendapat syafaat.

Tinggalkan komentar