MINTALAH HANYA KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

195 Pembaca

Fawaid Ta’lim

Penjelasan hadis arba’in ke 24

Hanya Meminta Kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه

عَنْ أَبِى ذَرٍّ الْغِفَارِيّ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ سبحانه وتعالى أَنَّهُ قَالَ: يَاعِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا, يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ, يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ, يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ عَار إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ, يَاعِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ, يَاعِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي, يَاعِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا, يَاعِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَانَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا, يَاعِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَانَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ المِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ البَحْرَ, يَاعِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ 

يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ

Wahai hamba-hamba-Ku kamu semua adalah sesat kecuali orang-orang yang Aku beri petunjuk kepadanya maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan petunjuk kepadamu.”

petunjuk merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kita oleh karena itu dalam hadis tersebut Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada kita supaya meminta petunjuk dan hanya memintanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Meminta petunjuk kepada Allah subhanahu wa ta’ala ada dua macam yaitu:

1. Meminta sarana untuk mendapatkan petunjuk.

Sarana untuk mendapatkan petunjuk merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan adanya sarana tersebut kita bisa mendapatkan petunjuk (ilmu) yang kita inginkan.

Kita hendaknya selalu mohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala supaya diberi sarana-sarana yg dapat mengantarkan kita untuk mendapat ilmu.

Diantara sarana-sarana untuk mendapatkan ilmu adalah menuntut ilmu melalui sarana- sarana yang telah diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala seperti, di masjid, di madrasah dan di tempat-tempat lainnya.

2. Meminta zat petunjuk itu sendiri.

Meminta zat petunjuk ada dua macam yaitu: meminta petunjuk berupa ilmu dan meminta petunjuk berupa amal.

Petunjuk ilmu ada dua macam yaitu: petunjuk ilmu secara global dan petunjuk ilmu secara rinci

Petunjuk berupa amal sangat kita butuhkan dan hendaknya kita senantiasa meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala supaya kita dapat mengamalkan ilmu yang kita dapatkan dengan baik.

Amal adalah buah ilmu bukan konsekwensi ilmu.

يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ

Wahai hamba-hambaku kamu semua adalah lapar kecuali orang yang Aku beri makan kepadanya.

Kita lahir kedunia ini dalam keadaan lapar

Semua orang dalam keadaan lapar kecuali orang-orang yang diberi makan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ

Mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku akan memberi makan kepadamu

Yang dimaksud dengan makanan dalam hadis tersebut adalah makanan dan minuman yang kita konsumsi. Dalam istilah bahasa kita seperti nasi, air putih dan lain-lain.

Makanan adalah semua yang bisa kita makan, semua yang bisa kita masukkan ke mulut kita dan bisa dicerna oleh perut kita

Kalau Allah subhanahu wa ta’ala tidak memberi makanan kepada kita maka kita tidak bisa makan

Ada dua hal yang kita minta kepada Allah subhanahu wa ta’ala berkaitan dengan meminta makanan kepada-Nya yaitu meminta sarana-sarana untuk mendapat makanan dan minuman seperti dengan bekerja atau dengan cara yang lain dan meminta zat makanan itu sendiri.

يَاعِبَادِي كُلُّكُمْ عَار إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ

“Wahai hamba-hamba-Ku kamu semua adalah telanjang kecuali orang-orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku akan memberi pakaian kepadamu.”

Kita dilahirkan ke muka bumi ini dalam keadaan telanjang dan tidak ada seorangpun lahir ke dunia ini sudah dalam keadaan berpakaian.

Kelak ketika kita dibangkitkan dari alam kubur kita akan bangkit dalam keadaan telanjang yaitu telanjang kaki dan telanjang badan (telanjang bulat) tanpa pakaian secuilpun.

Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala memberikan pakaian kepada kita.

Oleh karena itu kita diperintahkan untuk meminta pakaian hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Hadis ini mengingatkan kepada kita semua betapa butuhnya kita kepada-Nya

Kita selalu diperintahkan untuk meminta segala sesuatu hanya kepada-Nya.

Hendaknya seseorang meminta semua kebutuhannya hanya kepada Tuhannya.

Bahkan ketika tali sandalnya putus kita diperintahkan untuk meminta kepada-Nya.

Yang memberi manfaat dan mendatangkan mudhorot hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala.

Kita wajib mencari sebab untuk meraih apa yang kita inginkan tapi kita harus meyakini bahwa sebab itu hanyalah sebagai sebab saja, tidak lebih.

Termasuk syirik kecil adalah menisbatkan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala kepada sebab.

Misalnya, “Kalau bukan karena polisi maka pencuri akan datang kepada kita.”

“Karena kepandaian nahkoda kapal inilah maka kita semua bisa selamat.”

Ini merupakan contoh syirik ashghor dan termasuk adab yang buruk kepada-Nya.

Kita mendapatkan hujan karena karunia Allah subhanahu wa ta’ala dan rahmat-Nya.

Jika kita hendak meyertakan sebab hendaknya menggunakan kata kemudian.

Contoh: “Kita selamat karena Allah subhanahu wa ta’ala yang menyelamatkan kita kemudian karena sebab kepandaian nahkoda itu.”

Menisbatkan sesuatu kepada sebab hukumnya tidak boleh.

Misalnya, “Saya banyak mendapat pasien karena kehebatan saya dan karena kesenioran saya sebagai dokter.”

“Santri-santri saya sukses karena keahlian saya dalam mengajar.”

يَاعِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ

“Wahai hamba-hamba-Ku sesunggunya kamu selalu berbuat salah (baca; dosa) siang dan malam, dan Aku adalah Zat yang mengampuni semua bentuk dosa maka minta ampunlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengampunimu.”

Disebutkan lafadz malam hari terlebih dahulu dalam hadis ini karena kebanyakan dosa yang kita lakukan adalah dilakukan di malam hari, dan dosa yang dilakukan di malam hari bukan hanya dilakukan oleh orang-orang tholih (para pendosa) saja tapi juga terkadang dilakukan oleh orang-orang sholih.

Manusia adalah tempat salah dan dosa

Allah subhanahu wa ta’ala akan senantiasa mengampuni dosa-dosa bani adam baik dosa-dosa besar maupun dosa-dosa kecil, baik dosa yang berkaitan dengan hak-hak Allah subhanahu wa ta’ala maupun dosa-dosa yang berkaitan denga hak-hak hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang lain.

Dosa-dosa yang berkaitan dengan hak-hak Allah subhanahu wa ta’ala hendaknya dihapus dengan bertaubat dengan taubat yang benar, taubat nasuha dan dosa-dosa yang berkaitan dengan hak-hak orang lain hendaknya dihapus dengan taubat dan meminta dihalalkan kepada orang yang dizhalimi.

يَاعِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي

“Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya kamu tidak akan mampu memberikan mudhorot kepada-Ku dan tidak akan mampu memberikan manfaat kepada-Ku.”

Kita mampu berbuat kemudhorotan kepada diri sendiri dan kepada orang lain tapi kita tidak mampu berbuat mudhorot sebagaimana Allah membuat mudhorot.

Kemudhorotan yang kita lakukan akibatnya akan kembali kepada kita sendiri.

Kita mampu memberikan manfaat kepada diri kita dan orang laian dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala.

Kita tidak akan mampu memberikan manfaat kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena Allah subhanahu wa ta’ala maha kaya tapi kitalah yang membutuhkan-Nya.

Abu Layla Turahmin. M.H.

Masjid Jamilurrahman

Sabtu 24 juni 2023 jam selesai 06.01.

Tinggalkan komentar