Khutbah Ieduh Adha Rabu 28 juni 2023/10 dzulhijjah 1444.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُه،ُ وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اَللَّهِ وَرَسُولُهُ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ سُنَّتَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اَلدِّينِ أمَّا بعد.
Ma’asyiral muslimin jama’ah shalat iedul adha rohimani wa rahimakumullahu jami’an…
اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّه، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ اَلْحَمْدِ.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita semua baik nikmat iman, nikmat Islam dan juga nikmat bisa bertemu dengan hari raya iedul adha yang jatuh pada hari ini hari rabu tanggal 28 juni 2023/10 dzulhijjah 1444, tentu hal ini merupakan sesuatu yang sangat membahagiakan hati kita dan juga merupakan nikmat yang sangat besar yang diberikan oleh ِ Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita semua dan hendaknya kita benar-benar bersyukur kepada-Nya jangan sampai kita kufur terhadap nikmat-nikmat tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Ibrahim: 7,
لَئنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Jika kamu bersyukur (atas nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepadamu) maka Aku akan menambah kenikmatan-kenikmatan itu, akan tetapi apabila kamu ingkar (kufur) maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.” (QS: Ibrohim:7).
Dalam surat an-Nahl ayat: 18, Allah berfirman,
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا
“Dan jika kamu menghitung kenikmatan-kenikmatan Allah maka kamu tidak akan sanggup untuk menghitungnya.” (QS: An-Nahl:18).
Ayat ini menegaskan kepada kita semua bahwa nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kita tidak terhitung banyaknya bahkan kita tidak akan mampu untuk menghitungnya dengan alat apapun, hal ini lebih menegaskan kepada kita supaya kita benar-benar dan bersungguh-sungguh dalam bersyukur kepada-Nya.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Nabi kita yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّه، اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اَلْحَمْدِ.
Ma’asyiral muslimin jama’ah shalat iedul adha rohimani wa rahimakumullahu jami’an…
Pada hari raya iedul adha ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagai bekal hidup bagi kita di dunia ini dan di akhirat kelak.
Ketakwaan merupakan wasiat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah diwasiatkan kepada kita semua dan juga kepada orang-orang sebelum kita, sebagaimana firman-Nya dalam al-qur’an surat an-Nisa; 131,
﴾وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ﴿
“Sungguh kami telah memberikan wasiat kepada orang-orang sebelum kamu dan juga kepadamu supaya kamu bertakwa kepada Allah.” QS: an-Nisa: 131.
Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat iedul adha rahimani wa rahimakumullah jami’an…
Pada hari raya iedul adha ini marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk mengagungkan syiar-syiar Allah subhanahu wa ta’ala karena mengagungkan syiar-syiar-Nya termasuk salah satu sarana dan jalan untuk dapat meraih ketakwaan kepada-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya.
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ﴾ (32)﴿
“Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” Al-Hajj: 32.
Yang dimaksud dengan syi’ar-syi’ar Allah subhanahu wa ta’ala adalah semua perkara yang dijadikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala memiliki kehormatan, kedudukan dan kemuliaan baik berupa waktu, tempat, orang ataupun keadaan.
Jadi, semua perkara yang diagungkan oleh Allah dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi-Nya baik berupa waktu, tempat, orang ataupun keadaan maka itu merupakan syiar-syiar Allah subhanahu wa ta’ala.
Salah satu syiar Allah yang harus kita agungkan pada hari ini yang berkaitan dengan waktu adalah hari raya iedul adha yang jatuh pada hari ini.
Oleh karena itu marilah kita agungkan apa yang telah diagungkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala yaitu hari raya iedul adha ini supaya kita bisa mendapatkan ketakwaan kepada-Nya, kedudukan yang tinggi dan kebaikan yang banyak di dunia ini maupun di akhirat kelak.
karena barangsiapa yang mengagungkan hurumatillah/syiar-syiar Allah subhanahu wa ta’ala (bulan-bulan haram yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, Rajab, tanah haram, dan maqam Ibrahim) maka hal itu adalah kebaikan baginya.
اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّه، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ اَلْحَمْدِ.
Pada hari raya iedul adha yang mulia ini marilah kita agungkan salah satu syi’ar Allah subhanahu wa ta’ala yang sangat mulia yaitu berkurban.
Kurban merupakan salah satu syi’ar Allah subhanahu wa ta’ala yang sangat agung yang ditetapkan berdasarkan syari’at Nabi Ibrohim ‘alaihissalam yang ketika itu beliau diperintahkan untuk menyembelih putranya yang sangat dikasihinya yaitu Nabi ismail ‘alaihissalam, dan ini merupakan perintah yang sangat berat, akan tetapi dengan ketundukan dan kepatuhannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala meskipun perintah itu sangat berat akan beliaupun melaksanakannya dengan penuh ketaatan yang akhirnya ketika beliau sudah hendak menyembelih putranya Allah subhanahu wa ta’alapun menggantinya dengan seekor gibas (domba) yang gemuk.
Kemudian setelah itu kurban menjadi salah satu syari’at Nabi Ibrohim ‘alaihissalam dan tetapkan dalam syari’at Isalam ini.
Ibadah kurban adalah dengan menyembelih binatang ternak seperti, kambing, sapi ataupun unta bagi orang-orang yang diberikan keluasan rizki oleh Allah subhanahu wa ta’ala, hendaknya jangan menyia-nyiakan kesempatan ini, ambil dan raihlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau selalu berkurban setiap tahun selama tinggal di Madinah.
Dan berkurban juga merupakan salah satu sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka untuk tunduk dan patuh kepada perintah Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah telah menjadikan bagi setiap umat waktu untuk berkurban, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Hajj: 34,
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأَنْعَامِ﴾ الحج: 34﴿
“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syari’atkan penyembelihan (kurban) supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka.” QS: al-Hajj: 34.
Ma’asyirol muslimin jama’ah shalat iedul adha rahimani wa rahima kumullahu jami’an….
Bersyukurlah kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas kenikmatan-kenikmatan ini dan atas kenikmatan berupa disyari’atkannya kurban yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala supaya kita bisa mendekatkan diri kepada-Nya dengan syari’at tersebut pada hari yang sangat mulia ini.
Hari raya kurban/iedul adha merupakan hari yang paling agung dalam satu tahun, sebagaimana yang disampaikan oleh Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadisnya,
((إِنَّ أَعْظَمَ اْلأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ، ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ))
“Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah tabaroka wa ta’ala adalah hari raya kurban kemudian hari-hari setelahnya (hari tasyriq).
Dalam hadis ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada kita bahwa hari raya iedul adha dan hari-hari tasyriq merupakan hari-hari yang sangat istimewa oleh karena itu hendaknya kita mengagungkan hari-hari tersebut dan memperbanyak dzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Serta ketahuilah bahwa dzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala pada hari-hari itu merupakan amalan yang paling khusus untuk mendekatkan diri kepada-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْر الِلَّهِ. صحيح مسلم: 1141.
Hari-hari tasyriq merupakan waktu untuk makan, minum dan berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala.” HR: Muslim: 1141.
Mari kita sibukkan diri kita pada hari-hari tersebut untuk mendekatkan diri kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya.
Dan salah satu bentuk dzikir kepada-Nya adalah dengan menyembelih hewan kurban yang telah disyari’atkan.
Menyembelih hewan kurban pada hari ini/iedul adha merupakan amalan yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ﴾ الأنعام: 162-163﴿
“Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). QS: al-An’am: 162-163.
Dalam ayat yang lain, dalam surat al-Kautsar ayat kedua Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ﴾ الكوثر: 2﴿
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.’ QS: al-Kautsar: 2.
ma’assyiral muslimin jama’ah shalat iedul adha rahimani wa rahimakumullah jami’an…
Marilah kita mendekatkan diri kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan ibadah yang agung ini dan ketahuilah bahwa besarnya pahala dalam melaksanakan ibadah di hari raya ini baik berdzikir ataupun menyembelih hewan kurban tergantung seberapa besar hati kita dalam mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah subhanahu wa ta’ala dan seberapa besar keinginan kita untuk mendapatkan apa yang ada di sisi-Nya. Karena hal itulah yang akan sampai kepada-Nya.
Jadi yang sampai kepada-Nya bukanlah darah hewan kurban yang kita alirkan dan bukan pula daging hasil hewan kurban itu akan tetapi yang akan sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kita kepada-Nya, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat al-Hajj: 37,
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ﴾ الحج: 37﴿
“Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu.” QS: al-Hajj: 37.
Allahumma, Ya Allah jadikanlah hamba-hamba-Mu ini sebagai orang-orang yang bertakwa, sebagai orang-orang yang beruntung dan sebagai orang-orang yang shalih.
اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّه، اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اَلْحَمْدُ
Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat iedul adha rahimani wa rahimakumullahu jami’an…
Ketika kita berkurban usahakanlah supaya ibadah kurban kita diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan jauhilah perkara-perkara yang bisa menyebabkan ibadah kurban kita berkurang pahalanya atau bahkan tidak sah sehingga kita tidak mendapatkan pahala dari-Nya.
Hindarilah memilih hewan kurban yang cacat apalagi hewan kurban yang jelas-jelas cacat, buta, pincang, sakit ataupun sangat kurus karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berkurban dengan hewan kurban seperti itu.
Hendaklah kita pilih hewan kurban kita dengan hewan kurban terbaik yang sanggup kita kurbankan, pilihlah hewan kurban itu dengan teliti, periksa matanya, kakinya, telinganya dan kegemukannya supaya kurban kita diterima dan semakin besar nilai pahalanya di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Memilih hewan kurban dengan teliti termasuk salah satu upaya supaya Allah subhanahu wa ta’ala menerima kurban kita dan memberikan ganjaran yang semakin besar kepada kita semua.
Potonglah hewan kurban tersebut, makanlah daging hewan kurban itu dan bagikanlah sebagiannya untuk orang-orang fakir yang membutuhkan. Allah berfirman dalam surat al-hajj ayat 28,
فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ﴾ الحج: 36﴿
“makanlah sebagiannya dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta-minta.” QS: al-Hajj: 36.
فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ﴾الحج: 28﴿
“Makanlah sebagian darinya dan (sebagian lainnya) berilah makan orang yang sengsara lagi fakir.” QS: al-Hajj: 28.
Hendaknya sebagian daging hewan kurban itu kita makan, sebagian kita simpan, sebagian kita shadaqahkan dan sebagian yang lain kita hadiahkan kepada orang lain tapi andaikata semua daging hewan kurban itu diberikan kepada orang lain itupun diperbolehkan.
Dan ketahuilah meskipun apa yang kita berikan kepada orang lain tersebut jumlahnya hanya sedikit akan tetapi Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan pahala yang besar dan berlipat ganda asalkan niat kita benar dan lurus hanya karena Allah subhanahu wa ta’ala.
Berapa banyak perkara yang kita anggap sepele dan kita anggap kecil akan tetapi bernilai pahala sangat besar di sisi Allah subhanahu wa ta’ala disebabkan karena, bagusnya tujuan, bersihnya niat, lurusnya keinginan kita untuk mendapatkan apa yang ada di sisi-Nya dan ittiba’nya kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّه، اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اَلْحَمْدُ
Mari kita perbanyak ibadah-ibadah pada hari yang mulia ini, seperti, kita perbanyak takbir, kita saling berkunjung menyambung silaturrahmi dan berusaha mendamaikan orang yang sedang berselisih karena perbuatan itu termasuk perbuatan yang mulia dan bisa menyebabkan Allah memberikan ganjaran yang semakin besar kepada kita.
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّه
“Barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat kepadanya) maka pahalanya dari Allah.” QS: asy-Syuro: 40.
Menyembelih hewan kurban untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala ini waktunya dilakukan setelah shalat ied sampai akhir hari tasyriq, (hari tasyriq jumlahnya ada tiga hari), berarti kalau hari raya jatuh pada hari rabu maka akhir hari tasyrik adalah sampai matahari tenggelam pada hari sabtu, setelah matahari tenggelam maka telah berakhirlah hari tasyriq itu. yang lebih utama hewan kurban itu disembilih di siang hari meskipun diperbolehkan disembelih pada malam hari.
Satu hewan kurban berupa seekor kambing bisa digunakan untuk berkurban satu keluarga seberapapun jumlah keluarga tersebut termasuk ibu dan bapak kita niat kita benar, asalkan kita niatkan kurban itu untuk semua keluarga kita dan ini merupakan karunia dan kemudahan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Ketika kita menyembelih hewan kurban hendaknya kita menyebut nama Allah kemudian bertakbir, seperti,
بسم الله والله أكبر اللهم هذا منك ولك
atau
بسم الله، والله أكبراللهم هذا منك ولك، هذا عني وعن أهلي بيتي
atau
بسم الله والله أكبراللهم تقبّل منّي ومن أهل بيتي
atau dengan doa-doa lain yang disyari’atkan.
Kalau kita mampu hendaknya kita usahakan untuk menyembelih hewan kurban dengan tangannkita sendiri tanpa diwakilkan kepada orang lain sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau menyembelih hewan kurbannya dengan tangannya yang mulia, akan tetapi jika kita tidak mampu maka boleh diwakilkan kepada orang lain.
اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّه، اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اَلْحَمْدُ
Hendaknya kita terus beramal shalih dan mengharapkan pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Dan bagi yang belum mampu berkurban pada hari raya iedul adha tahun ini berusahalan dan berdoalah kepada Allah agar hari raya iedul adha tahun depan bisa berkurban baik dengan seekor kambing atau dengan seekor sapi.
اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّه، اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اَلْحَمْدُ
Yang terakhir… saya selaku khotib pada kesempatan khutbah hari ini mengingatkan kembali kepada diri khotib pribadi dan kepada jama’ah sekalian terutama kepada para ibu-ibu supaya meningkatkan ketakwaannya kepada Allah subhanau wa ta’ala dan memperbanyak amal shalih sekuat tenaga dan harapkanlah pahala dari-Nya karena setiap orang akan mendapatkan pahala berdasarkan amal perbuatannya masing-masing.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى شُكْرِكَ وَذِكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ، اَللَّهُمَّ أَلْهِمْنَا رُشْدنَا وَقِنَا شَرَّ أَنْفُسِنَا
اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَ اَلحُجَّاجِ حَجَّهمْ، وَمِنْ اَلْعُمَّالِ بِصَالِحِ اَلْعَمَلِ أَعْمَالَهُمْ، وَاجْعَلْ ذَلِكَ خَالِصًا لِوَجْهِكَ.
اَللَّهُمَّ أمِّنا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُورِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ اَلْعَالَمَينَ
اَللَّهُمَّ وَفِّق وَلِيَّ أَمْرِنَا إِلَى مَا تُحِبُّ وَتَرْضَىَ ، خُذْ بِنَاصِيَتِهِ إِلَى اَلْبِرِّ وَالتَّقْوَى أَعِنهُ وَسَدِّدهُ فِي اَلْأَقْوَالِ وَالْأَعْمَال
رَبَّنَا آتِنَا فِي اَلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اَلْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ اَلنَّار
اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّه، اَللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اَلْحَمْدُ
صَلَّوُا عَلَىَ نَبِيِّكُمْ مُحَمَّدٍ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ حَقِّه
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَّيَت عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Abu Layla Turahmin
Selasa, 27 juni 2023/09 dzulhijjah 1444 H, 13.14.
Pesantren Islamic Centre Bin Baz.
Referensi:
al-Qur’anul Karim
Almosleh.com/ar/101030, Selasa 27 juni 2023, jam 13.29.
mawdoo3,com/دعاء_ذبح_الأضحية, Selasa 27 juni 2023, jam 17.02