KESALAHAN-KESALAHAN MUADZIN KETIKA ADZAN

42 Pembaca

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد

رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙوَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙوَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙيَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖ. آمين

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan ringkasan fawaid ta’lim yang diadakan di Masjid Islamic Centre Bin Baz, dengan tema Kesalahan-Kesalahan Muadzin Ketika Adzan” yang disampaikan oleh Syaikh Arif Anwar. Pembahasan ini merupakan pembahasan yang sangat penting karena berkaitan dengan adzan yang setiap hari dikumandangkan kaum muslimin di masjid-masjid, yang paling tidak dilakukan lima kali dalam sehari.

Tujuan penulisan fawaid ini adalah agar para muadzin mengetahui kesalahan-kesalahan tersebut sehingga ketika mengumandangkan Adzan bisa menghindarinya dan tidak terjatuh pada kesalahan yang fatal. semoga ringkasan ini bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca sekalian. Amin.

Kesalahan-kesalahan muadzin ketika adzan:

Adzan merupakan tanda masuk waktu shalat wajib lima waktu.

Berikut ini akan penulis sampaikan fawaid taklim tentang kesalahan yang berkaitan dengan lahn, mengumandangkan adzan dengan lafadz yang salah sangat berbahaya bahkan bisa masuk dalam katagori kesyirikan, di antaranya:

  1. Memanjangkan huruf alif yang terdapat di awal Takbir pada lafadz Allah, dikumandangkan dengan Aallahu akbar (آلله أكبر). Yang seharusnya lafadz takbir ini berarti Allah Maha Besar tapi karena huruf alifnya dibaca panjang artinya menjadi berubah menjadi sebuah pertanyaan yaitu “Apakah Allah maha Besar?”
  2. Menambahkan lafadz wawu setelah lafadz Allah yang seharusnya dibaca Allahu Akbar tapi menjadi Allahu wakbar sehingga menjadi ada dua kata yang disambung dengan kata sambung dan yaitu Allah dan Akbar (الله وأكبر) jika ucapan itu diniatkan ada dua yaitu Allah dan Akbar maka ucapan ini masuk dalam katagori kesyirikan.
  3. Memanjangkan harokat dhommah pada lafadz Allahu menjadi Allahuu Akbar.
  4. Memanjangkan lafatdz Allah terlalu panjang melebihi ketentuan menjadi Allaaaahu akbar, sehingga lafadz Allah menjadi tidak ada karena lafadz itu menjadi lafadz lain. Hal itu sering terjadi pada lafadz takbir terakhir. Meskipun demikian banyak juga yang melakukan kesalahan itu di awal-awal takbir.
  5. Memanjangkan lafadz takbir pada huruf ba menjadi lebih dari satu harakat. Sehingga menjadi Allahu akbaaaar. Artinya yang seharusnya Allah Maha, karena akbar itu artinya maha besar setelah dibaca panjang pada huruf ba akbar artinya berubah menjadi besar menjadi طبل yang berarti genderang/tambur dan makna kedua حيض yang berarti wanita yang haidh. Dan ucapan tersebut termasuk kufur.
  6. Menyukunkan/tidak mengharokati huruf ha dengan huruf dhommah pada lafadz Allah menjadi Allah Akbar.
  7. Membaca huruf ha menjadi huruf kha pada lafadz syahadat yang seharusnya asyhadu tapi menjadi asykhadu.
  8. Memanjangkan huruf dal pada lafadz asyhadu menjadi asyhaduuu sehingga menjadi fi’il amr jamak padahal seharusnya untuk fi’il madhi pelaku satu yaitu ana (saya).
  9. Mentasydidkan dan mengharokati huruf nun pada lafadz allaa ilaaha illallaah menjadi asyhadu anna laa ilaaha illallaah. Penulisan dalam bahasa arab ada dua versi (أن لا إله إلا الله) (ألا إله إلا الله) tapi cara bacanya sama.
  10. Berhenti pada lafadz asyadu allaa ilaaha (berhenti) kemudian dilanjutkan illallah.  Asyhadu alla ilaaha……. illallah (diberi jeda waktu) tanpa ambil nafas. Sehingga mengubah arti menjadi menafikan adanya Allah. Tapi jika jedanya untuk bernafas diperbolehkan, jika tanpa ambil nafas hukumnya tidak boleh.
  11. Memanjangkan huruf ha pada ilaaha menjadi ilaahaa.
  12. Mentasydid hurup lam pada lafadz ِحَيَّ عَلَى الْفَلَاح yang seharusnya dibaca khayya alal falaah menjadi ِحَيَّ عَلَى الْفَلّاَح khayya ‘alal fallaah yang berarti petani. (tambahan dari penulis karena penulis mendengar sendiri ada muadzin yang membaca seperti itu).

Demikian beberapa faidah yang saya tulis dan saya sampaikan di sini semoga bermanfaat bagi saya secara pribadi dan bagi para muadzin. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kekurangan semoga Allah mengampuninya dan jika ada benarnya semoga mendapat pahala di sisi-Nya..

والسلام عليكم ةرحمة الله وبركاته

Abu Layla Turahmin, M.H.

Masjid Bun Baz Pusat

Kamis, 06 Februari 2025

12.56.

Tinggalkan komentar