Islam, Iman, Ihsan dan Tanda-tanda Hari Kiamat

132 Pembaca

عَنْ عُمَرَ رضي الله عنه أَيضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآَخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ: أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيَّاً ثُمَّ قَالَ: يَا عُمَرُ أتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Umar bin Khothob radhiyallahu ‘anhu ia berkata, pada suatu hari ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih bersih dan berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda baru melakukan safar (perjalanan jauh) dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya, kemudian orang itu duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu menempelkan lututnya pada lutut Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas pahanya.

kemudian berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beritahukanlah kepadaku tentang Islam.”

Beliau bersabda, “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak melainkan Allah subhanahu wa ta’ala dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya, engkau menegakkan salat, engkau menunaikan zakat, engkau berpuasa pada bulan Ramadhan dan engkau berhaji ke Baitullah jika engkau memiliki kemampuan untuk melaksanakannya.”

Ia berkata, “Anda benar.”

Kamipun merasa heran, ia bertanya namun ia juga membenarkannya.

Ia berkata, “Beritahukanlah kepadaku tentang Iman.”

Beliau bersabda, “Engkau beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, kepada hari akhir, dan engkau beriman kepada taqdir-Nya yang baik dan yang buruk.”

Ia berkata, “Anda benar.”

Ia berkata, “Beritahukanlah kepadaku tentang Ihsan.”

Beliau bersabda, “Engkau beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala seolah-olah engkau melihat-Nya, namun jika engkau tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihatmu.”

Ia berkata, “Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat.”

Beliau bersabda, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada orang yang bertanya.”

Ia berkata, “Beritahukanlah kepadaku tentang tanda-tandanya.”

Beliau bersabda, “Jika budak perempuan telah melahirkan tuannya, dan penggembala kambing yang tidak beralaskan kaki dan bertelanjang dada telah berlomba-lomba meninggikan bangunan (itulah tanda-tanda hari kiamat).”

Kemudian orang itu pergi akupun terdian beberapa saat.

kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Umar, Tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?”

Akupun menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”

Beliau bersabda, “Sesungguhnya ia adalah Jibril, ia datang kepada kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian.”

HR: Muslim.

Penjelasan

Umar bin Khothob radhiyallahu ‘anhu pernah menceritakan bahwa pada suatu hari ketika ia dan para sahabat sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang tidak mereka kenal sama sekali dan bukan termasuk orang Madinah, namun anehnya orang itu berpakaian putih bersih rapi dan berambut hitam legam, tidak terlihat kalau orang tersebut baru melakukan perjalanan jauh, padahal daerah tersebut adalah daerah padang pasir yang kalau ada orang baru saja menempuh perjalanan jauh tentunya pakaian dan rambutnya tidak akan terlihat rapi dan bersih.

kemudian orang itu menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ia menempelkan lututnya pada lutut beliau, kemudian meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua pahanya, para ulama berbeda pendapat tentang dimana orang itu meletakkan kedua telapak tangannya apakah di atas pahanya sendiri atau di atas paha Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, sebagian ulama berpendapat bahwa orang itu meletakkan pahanya di atas pahanya sendiri sementara yang lain berpendapat orang itu meletakkan pahanya di atas paha Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

kemudian orang itu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Islam, Iman, Ihsan, hari kiamat dan tanda-tanda hari kiamat, semua pertanyaannya dijawab dengan baik oleh beliau shallallahu ’alaihi wa sallam, namun ada satu pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh beliau yaitu pertanyaan tentang kapan terjadinya hari kiamat karena yang mengetahuinya hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala karena perkara itu sangat dirahasiakan oleh-Nya, bahkan malaikat JIbril alaihissalam yang merupakan malaikat paling mulia dan sebagai penyampai wahyu tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat tersebut, terbukti ketika orang itu yang ternyata adalah malaikat Jibril alaihissalam, sebagaimana yang disebutkan di akhir hadis ini, ketika ia bertanya tentang kapan terjadinya hari kiamat, dijawab oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang yang ditanya yaitu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tidak lebih mengetahui dari pada orang yang bertanya yaitu Jibril alaihissalam.

Jadi kalau ada orang yang mengaku-ngaku mengetahui kapan terjadinya  hari kiamat, jangan pernah kita mempercayainya karena pasti orang itu berbohong dan yakinlah bahwa penjelasannya tentang kapan terjadinya hari kiamat pasti salah besar dan tidak akan pernah terbukti kebenarannya.

kemudian orang itupun pergi umarpun diam beberapa saat. setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya tentang siapakah orang itu, Umarpun menjawab dengan jawaban yang sangat santun dengan mengatakan Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.

kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa orang tersebut adalah malaikat Jibril yang datang menemui mereka untuk mengajarkan agama Islam kepada mereka semua.

Mutiara Hadis

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat rendah hati dan sangat dekat dengan para sahabatnya, terbukti beliau sering berkumpul bersama mereka.
  2. Malikat mampu menyaru menjadi manusia dan mampu menemui manusia.
  3. Hendaknya penuntut ilmu menjaga adab dan sopan santun di hadapan gurunya.
  4. Salah satu adab penuntut ilmu di hadapan gurunya adalah memperhatikan dengan baik dan diam ketika guru sedang menjelaskan.
  5. Penuntut ilmu hendaknya berpakaian rapi dan bersih terlebih ketika sedang menuntut ilmu, jangan sampai menuntut ilmu dengan mengenakan pakaian tidak rapi dan tidak sopan.
  6. Rukun Islam ada lima yaitu, syahadat, shalat, zakat puasa dan haji.
  7. Rukun Iman ada enam yaitu Imankepada Allah subhanahu wa ta’ala, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab Allah subhanahu wa ta’ala, kepada para rasul, kepada hari kiamat dan kepada taqdir Allah yang baik dan yang buruk.
  8. Rukun Ihsan adalah beribadah kepada Allah subhanahu wa ta ‘ala seolah-olah melihat-Nya jika tidak mampu maka wajib meyakini bahwa Allah benar-benar melihatnya.
  9. Tidak ada yang mengetahui kapan waktu terjadinya hari kiamat selain Allah subhanahu wa ta’ala.
  10. Dalamnya keilmuan Umar bin Khothob radhiyallahu ‘anhu.
  11. Jika ditanya suatu permasalahan kemudian tidak mengetahui jawabannya hendaknya mengatakan Allah a’lambishowab dan jangan sok pintar dengan menjawab tanpa ilmu.
  12. Keutamaan menghafal ilmu.

Silahkan nantikan Bab berikutnya yang tentu insyaallah akan semakin menarik dan banyak ilmu yang  bisa diperoleh. 

Tinggalkan komentar