TUJUAN DAKWAH

97 Pembaca


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد

رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙوَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙوَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙيَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖ. آمين

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan tentang Tujuan Dakwah, materi ini saya sarikan dari kitab Ushul Dakwah Salafiyah karya Syaikh Abdus Salam Bin Barjas Ali Abdul Karim, yang kitab ini diajarkan di Salafiyah Ulya Islamic Centre Bin Baz kelas tiga, tulisan ini saya susun untuk persiapan mengajar sekaligus sebagai salah satu bentuk dakwah lewat tulisan, penulis berharap semoga tulisan ini disusun ikhlas karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan kelak di akhirat dapat dijadikan sebagai pemberat timbangan kebaikan penulis. Amin.

Umat islam merupakan umat terbaik yang telah dikeluarkan di tengah-tengah umat manusia, disebabkan karena amar makruf dan nahi mungkar yang mereka lakukan, tanpa adanya amar makruf dan nahi mungkar maka kedudukan sebagai umat terbaik ini akan terkikis bahkan bisa hilang tanpa bekas. oleh karena itu sebagai umat Islam kita wajib untuk melaksanakan amar makruf nahi mungkar ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam al-Quran surat Ali Imron ayat: 110,

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ. سورة آل عمران : ۱۱۰

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. QS: Ali Imron: 110.

Ayat tersebut dengan sangat gamblang menjelaskan bahwa umat Islam ini merupakan umat terbaik yang telah dikeluarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala di tengah-tengah umat manusia, dengan syarat mereka menegakkan amar makruf dan nabi mungkar.

Salah satu bentuk amar makruf nahi mungkar yang dapat dilakukan oleh umat Islam ini adalah melalui jalur dakwah, dakwah merupakan tugas yang sangat mulia tentu yang dimaksud dengan dakwah di sini adalah dakwah ilallah, mengajak umat manusia kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengajak mereka supaya mau melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Dakwah merupakan tugas yang sangat utama bahkan merupakan tugas yang paling mulia di sini Allah Subhanahu Wa Ta’ala, hal itu tertuang dalam surat fushilat ayat ke 33, Allah berfirman,

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ. سورة فصلت : ٣٣

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” QS: Fushilat: 33.

Para dai yang mengajak kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan orang yang paling baik ucapannya, oleh sebab itu hendaknya kita berusaha untuk memiliki peran di bidang dakwah ini jangan sampai kita tidak memilikinya sama sekali, karena dengan dakwah ini ajaran Islam akan terus berkembang dan semakin dikenal umat manusia, dakwah merupakan tugas dan amalan yang sangat agung dan mulia sekaligus merupakan tugas yang sangat besar pahalanya.

Dalam berdakwah hendaknya memiliki tujuan yang jelas agar ketika berdakwah bisa lebih optimal dan konsisten dalam mengembannya, berikut ini akan saya sampaikan tujuan dakwah tersebut.

Tujuan Dakwah:

Pertama: meninggikan kalimat Allah Subhanabu Wa Ta’ala di atas muka bumi ini, supaya kalimat-Nya menjadi kalimat yang paling tinggi, seorang dai wajib meninggikan kalimat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan berusaha dengan keras bagaimana caranya supaya kalimat tersebut tersebar luas di tengah-tengah umat manusia sehingga mereka benar-benar mengagungkkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Kedua: menunaikan amanah dan tugas menyampaikan dan menjelaskan syari’at Islam kepada umat manusia, supaya mereka mengenal syari’at Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga: mengeluarkan umat manusia dari ketidakadilan agama-agama yang ada kepada keadilan agama Islam yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena agama Islam merupakan agama yang sangat menjaga keadilan dan menentang kezaliman, dengan Islam umat manusia akan merasakan keadilan yang sebenar-benarnya.

Keempat: menegakkan hujjah atau dalil-dalil yang benar atas orang-orang yang menyelisihi Islam, orang-orang yang menyimpang dari jalan kebenaran dan orang-orang kafir.

Itu empat tujuan dakwah yang hendaknya sangat diperhatikan oleh seorang dai, ketika para dai telah melaksanakan dakwah dan dakwahnya tersebut memiliki tujuan yang benar seperti di atas maka akan diperoleh manfaat yang sangat besar di dunia ini dan di akhirat kelak.

Di dunia ini akan menjadikan agama Islam kokoh di atas muka bumi dan para pemeluknya akan memperoleh kemuliaan, dan di akhirat kelak akan sukses mendapatkan ridha dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sehingga akan masuk ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan abadi.

Seorang dai ketika berdakwah hendaknya memulia dakwahnya dengan sesuatu yang paling penting terlebih dahulu yaitu mengajak umat manusia supaya hanya menyembah Allah Subahanahu Wa Ta’ala dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun kemudian dilanjutkan dengan mengajak umat manusia untuk melakukan sesuatu yang menjadi kewajiban kewajibannya yang lain, dakwah dimulai dari sesuatu yang terpenting kemudian yang penting dan seterusnya.

Dakwah dimulai dari tauhid, ajakan supaya hanya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun karena tauhid merupakan inti dari ajaran Islam, dengan tauhid amal ibadah akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tanpa tauhid amal ibadah tidak akan diterima..

Tauhid merupakan sesuatu yang pertama dan terakhir yang wajib selalu dipertahankan dan diperjuangkan bahkan setiap amal ibadah wajib dikaitkan dengan tauhid ini.

Demikian pembahasan tentang tujuan dakwah, semoga kita semua mampu mengemban tugas dakwah ini sampai akhir hayat kita di dasari niat ikhlas karena Allah, dan mampu melaksanakan tujuan dakwah tersebut.

Mohon maaf jika ada kekurangan ataupun kesalahan itu dari penulis pribadi dan jika ada kebenarannya itu semata-mata dari Allah Subahanhu Wa Ta’ala dan semoga kita bisa mengamalkannya. Amin.

Al-Fakir Ilallah Abu Layla Turahmin, M.H.

BIn Baz, Sabtu 31 Agustus 2024.

Tinggalkan komentar