Keutamaan Bulan Dzulhijjah dan amalan-amalan yang dianjurkan
(Materi Taklim STITMA PI jum’at, 07 Juni 2024)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومِنْ َسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
قال الله تعالى في القرآم الكريم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٍ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita semua, terutama nikmat iman, dan nikmat Islam, yang merupakan nikmat terbesar yang diberikan kepada kita, dan tidak semua orang diberikan nikmat tersebut, karena Allah subhanahu wa ta’ala hanya memberikannya kepada orang-orang yang dicintai-Nya. Kedua nikmat ini harus kita jaga dengan baik dan tidak boleh kita tukar dengan apapun yang ada di dunia ini hingga ajal menjemput kita.
Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan supaya kita bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita, hendaknya kita tunduk dan patuh kepada-Nya dengan benar-benar bersyukur kepada-Nya dan jangan sampai kita kufur terhadap nikmat-nikmat tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Ibrahim: 7,
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Jika kamu bersyukur (atas nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepadamu) maka Aku akan menambah kenikmatan-kenikmatan itu, akan tetapi apabila kamu ingkar (kufur) maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.” (QS: Ibrohim:7).
Dalam surat An-Nahl ayat: 18, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا
“Dan jika kamu menghitung kenikmatan-kenikmatan Allah maka kamu tidak akan sanggup untuk menghitungnya.” (QS: An-Nahl:18).
Ayat ini menegaskan kepada kita semua bahwa nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah diberikan kepada kita sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya, bahkan kita tidak akan mampu untuk menghitungnya dengan alat apapun, hal ini lebih menegaskan kepada kita supaya kita benar-benar dan bersungguh-sungguh dalam bersyukur kepada-Nya jangan sampai kita menjadi orang-orang yang ingkar.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Nabi kita yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan amalan-amalan apa yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan tersebut, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan hari-hari yang sangat utama yang tidak terdapat pada hari-hari lainnya, oleh sebab itu hendaknya hari-hari tersebut dimanfaatkan dengan baik, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat al-Fajr ayat 1-3
وَالْفَجْرِۙ، وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ، وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ، سورة الفجر 1-3
Demi waktu fajar, demi malam yang sepuluh, demi yang genap dan yang ganjil, QS: al Fajr; 1-3.
Para ahli ilmu menjadikan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah termasuk dalam tafsiran ayat tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan keutamaan hari-hari tersebut dalam hadis-hadisnya, diantaranya sebagai berikut:
Hari terbaik untuk beramal shalih
فعن ابن عباس رضي الله عنهما، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ ، قالوا يا رسول الله: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ رواه البخاري (969)، وأبو داود (2438) – واللفظ له –، والترمذي (757)، وابن ماجة (1727)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada hari-hari yang lebih dicintai Allah subhanahu wa ta’ala untuk beramal melebihi hari-hari ini, yakni sepuluh hari pertama -bulan Dzulhijjah-“, kemudian pada sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak juga termasuk jihad fi sabilillah?” lalu beliau bersabda, “Tidak juga termasuk jihad fi sabilillah kecuali seseorang yang keluar -berjihad- dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali lagi dengan apa pun.” HR: Bukhori: 969.
وعنه أيضا، رضي الله عنهما، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما من عمل أزكى عند الله عز وجل، ولا أعظم أجراً من خير يعمله في عشر الأضحى. قيل: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله عز وجل، إلا رجل خرج بنفسه وماله، فلم يرجع من ذلك بشيء رواه الدارمي 1/357 وإسناده حسن كما في الإرواء 3/398
Dari Ibnu Abbas radhiyallhu ‘anhuma juga dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada amalan yang lebih suci di sisi Allah subhanahu wa ta’ala dan tidak ada -amalan- yang lebih besar pahalanya melebihi kebaikan yang dikerjakan pada sepuluh hari -Idul- Adha.” Ditanyakan kepadanya, “TIdak pula jihad fi sabilillah?” beliau bersabda, “Tidak pula jihad fi sabilillah, kecuali seseorang yang keluar -berjihad- dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali lagi dengan apapun.”
وفي حديث ابن عمر: “ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه من العمل فيهن من هذه العشر، فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد.” رواه أحمد: 5446
Dalam hadis ibnu Umar -Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan-. “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah subhanahu wa ta’ala dan lebih dicintai-Nya untuk beramal -shalih- melebihi sepuluh hari ini -sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah- oleh karena itu perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid. HR: Ahmad: 5446.
Terdapat hari Arafah, hari terbanyak Allah subhanahu wa ta’ala membebaskan manusia dari api neraka
حديث عائشة رضي الله عنها: “ما من يوم أكثر من أن يعتق الله فيه عبداً من النار من يوم عرفة، وإنه ليدنو ثم يباهي بهم الملائكة، فيقول: ما أراد هؤلاء ؟” رواه مسلم
Dalam hadis Aisyah radhiyallahu ‘anha -Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda-, “Tidak ada hari yang Allah subhanahu wa ta’ala membebaskan hamba dari api neraka lebih banyak melebihi hari Arafah, sesungguhnya pada hari itu Allah subhanahu wa ta’ala mendekat dan membanggakan mereka kepada para malaikat, seraya berfirman, ‘Apa yang mereka inginkan?’ HR: Muslim.
Terdapat hari yang paling agung
قال صلى الله عليه وسلم: “أعظم الأيام عند الله تعالى، يوم النحر، ثم يوم القرّ.” رواه أبو داود
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Hari teragung di sisi Allah subhanahu wa ta’ala adalah hari Nahr -kurban- kemudian yaumul qor -sehari setelah hari raya Iedul Qurban-.” HR: Abu Dawud.
Amalan-amalan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah merupakan hari-hari yang sangat mulia dan agung sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis-hadis tersebut di atas, oleh karena itu hendaknya kaum muslimin mengisi hari-hari itu dengan amalan-amalan shalih, hendaknya kaum muslimin memulai hari tersebut dengan bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan taubat nasuha -taubat yang sebenar-benarnya-, kemudian memperbanyak amal-amal shalih apa saja sesuai petunjuk yang ada dalam syariat Islam, kemudian amalan-amalan tersebut dikuatkan dengan amalan-amalan berikut ini:
1. Puasa
Amalan paling utama yang hendaknya dilakukan seorang muslim ketika masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah berpuasa, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mendorong umatnya untuk memperbanyak amal shalih pada hari-hari tersebut, dan puasa merupakan amal shalih paling utama, Allah subhanahu wa ta’ala telah memilih puasa ini untuknya dan DIa langsung yang kan memberi balasannya, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam sebuah hadis Qudsi,
كل عمل بني آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به.” أخرجه البخاري 1805″
“Setiap amalan ibnu Adam untuknya kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan langsung membalasnya.” HR: Bukhori: 1805.
Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu puasa sembilan hari pertama di bulan Dzulhijjah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis berikut ini,
عن هنيدة بن خالد عن امرأته عن بعض أزواج النبي صلى الله عليه وسلم قالت: كان النبي صلى الله عليه وسلم يصوم تسع ذي الحجة ويوم عاشوراء وثلاثة أيام من كل شهر. أول اثنين من الشهر وخميسين ” أخرجه النسائي 4/205 وأبو داود وصححه الألباني في صحيح أبي داود 2/462
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya dari sebagian istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura’, berpuasa tiga hari setiap bulan dan awal bulan di hari senin dan kamis. HR: Nasai: 4/205, Abu Dawud: 2/462, hadis ini dishahihkan Syaikh al-alBani.
2. Memperbanyak tahmid, tahlil dan takbir
Memperbanyak tahmid, tahlil dan takbir pada sepuluh hari pertama blan Dzulhijjah secara jahr untuk kaum laki-laki dan sir untuk kaum wanita, dimanapun berada di setiap tempat yang boleh digunakan untuk berdzikir kepada ALlah subhanhau wa ta’ala, baik di Masjid, di rumah maupun di jalan-jalan demi mengagungkan Asma Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ. الحج/28
“(Mereka berdatangan) supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak.” QS: al-Haj: 28.
Jumhur ulama berpendapat yang dimaksud dengan اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ -hari-hari yang ditentukan- adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
وعن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد أخرجه احمد 7/224 وصحّح إسناده أحمد شاكر
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah subhanahu wa ta’ala dan lebih dicintai-Nya untuk beramal -shalih- melebihi sepuluh hari ini -sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah- oleh karena itu perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid. HR: AHmad: 7/224, sanadnya dishahihkan Ahmad Syakir.
Lafadz takbir:
الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله، والله أكبر ولله الحمد
Selain lafadz takbir ini ada lafadz-lafadz takbir yang lain.
Di zaman ini takbir telah menjadi salah satu sunah yang ditinggalkan oleh kaum muslimin, terutama di awal-awal sepuluh hari terakhir bulan Dzulhijjah, takbir pada hari-hari tersebut hampir tidak pernah terdengar lagi, oleh sebab itu hendaknya kaum muslimin mengeraskan suara ketika takbir pada hari-hari itu untuk menghidupkan kembali sunah tersebut dan sebagai bentuk pengingkaran terhadap orang-orang yang lalai dari bertakbir pada hari-hari itu.
Diriwayatkan dalam sebuah riwayat yang shahih bahwa dahulu Ibnu Umar dan ABu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma mereka pada awal sepuluh hari bulan Dzulhijjah pergi ke pasar, mereka berdua bertakbir, kemudian orang-orang di pasarpun ikut bertakbir sama dengan takbir yang mereka berdua kumandangkan. Maksudnya adalah orang-orang bertakbir sendiri-sendiri bukan bertakbis secara kur berjama’ah, karena bertakbir secara berjama’ah dengan satu suara bukan termasuk perkara yang disyari’atkan.
Orang-orang yang mau menghidupkan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mendapat pahala yang sangat besar di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,
من أحيا سنة من سنتي قد أميتت بعدي فإن له من الأجر مثل من عمل بها من غير أن ينقص من أجورهم شيئاً أخرجه الترمذي 7/443 وهو حديث حسن لشواهده
“Barangsiapa menghidupkan satu sunah dari sunah-sunahku yang telah padam maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka -orang-orang yang mengikutinya- sedikitpun. HR: Tirmidzi: 7/443. hadis hasan dengan syahid-syahidnya.
3. Menunaikan Haji dan Umrah
Amalan paling utama yang dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah Haji ke Baitullah al Haram, orang-orang yang diberi kesempatan oleh Allah subhanahu wa ta’ala mampu menunaikan haji dan manasik-manasik haji sesuai tuntunan syariat Islam dia akan mendapat pahala yang besar sebagaimana berita dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
“Tidak ada balasan bagi haji mabrur melainkan surga.”
4. Menyembelih Hewan Kurban
Amalan shalih yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah berkurban dengan menyembelih hewan kurbain, boleh unta, sapi atau kambing.
Kaum muslimin hendaknya bersegera melaksanakan amalan-amalan shalih sebanyak-banyaknya pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, semoga kita semua diberi kemampuan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk memperbanyak amal shalih pada hari-hari tersebut dan semoga amalan-amalan itu di terima di sisi-Nya. Amin
Mudah-mudahan apa yang disampaikan di sini bisa bermanfaat bagi penulis dan juga bagi pembaca sekalian dan dijadikan sebagai pemberat timbangan amal shalih di akhirat kelak. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Wallahu a’lam bishawab.
Pustaka:
https://www.islamweb.net/ar/article/136204/فضل-العشر-ذي-الحجة
https://islamqa.info/ar/answers/ما-هو-فضل-العشر-من-ذي-الحججة
Al-Faqir ilallah ta’ala
Abu Layla Turahmin, M.H.
Jum’at, 07 Juni 2024