Tinggalkan Dosa

116 Pembaca

Kajian masjid Jamilurrohman
01 Januari 2022

Fawaid Ta”Lim Masjid Jamilurrohman

اللهم إنا نسألك علما نافعا ورزقا طبيبا وعملا متقبلا

Imam Ibnul Qayyim wafat pada tahun 751 hijriyah

Abdullah bin Abbas berkata, “Wahai pelaku dosa janganlah engkau merasa aman dengan dosa yang telah engkau kerjakan karena (dosa itu) akan mendatangkan akibat buruk.”

Dosa di medsos:

Melihat perkara yang haram melalui HP bahkan ada yang sampai pada taraf kecanduan.

Orang yang menjaga dari melihat perkara yang haram lebih ringan daripada menjaga akibat yang akan terjadi setelahnya jika perbuatan haram itu dilakukan.

Jangan merasa aman setelah melakukan perbuatan dosa karena akibat buruknya lebih parah daripada dosa itu sendiri.

Amalan hati lebih agung daripada amal jawarih karena hati merupakan sumber amalan dan hati merupakan raja bagi semua anggota badan.

Akibat buruk perbuatan dosa yang kita kerjakan lebih parah daripada perbuatan dosa itu sendiri Karena dosa bisa mengakibatkan:

1, Minim atau bahkan hilang rasa malu kita terhadap para malaikat yang mengawasi kita yaitu malaikat Roqib dan Atid dan hal itu lebih besar dosanya daripada kemaksiatan yang kita kerjakan.

Hati-hati kita karena berada di zaman yang keburukan tersebar dimana-mana

Dosa yang kita kerjakan secara sembunyi–sembunyi bisa mengakibatkan terhapusnya amalan kita, karena ketika melakukan dosa kita tidak merasa malu terhadap malaikat yang mengawasi kita.

2. Menikmati dosa yang kita kerjakan, hal ini lebih besar dosanya daripada dosa yang kita kerjakan itu.

Dosa besar kadang dibarengi dengan rasa malu yang besar, terasa berat ketika melakukannya, merasa berdosa dan merasa takut kepada Allah sehingga bisa jadi dosa itu dicatat sebagai dosa kecil, Sedangkan dosa kecil terkadang dibarengi dengan sedikit rasa malu, acuh tak acuh ketika mengerjakannya dan menganggap sepele perbuatan dosa itu sehingga dosa kecil itu ditulis sebagai dosa besar dan semua itu kembali kepada hati.

3. Merasa senang ketika kita melakukan dosa itu, ketika ada kesempatan berbuat maksiat kita akan merasa senang dengan kesempatan itu dan perasaan ini merupakan sikap kurang ajar terhadap Allah subhanahu wa ta’ala dan perasaan ini dosanya lebih besar daripada perbuatan dosa yang kita kerjakan itu.

Kadang kebodohan disebutkan karena seseorang tidak mengamalkan ilmunya.

Orang yang bermaksiat kepada Allah termasuk orang yang bodoh apalagi kalau dia mengetahui bahwa perbuatan itu adalah perbuatan dosa tapi tetap dikerjakan.

4. Merasa sedih jika kita tidak mengerjakan dosa itu atau merasa sedih saat kita kehilangan kesempatan berbuat maksiat dan perasaan ini lebih besar dosanya daripada dosa itu sendiri.

qirot beratnya gunung sama dengan berat gunung Uhud Uhud.

Kebiasaan para salaf adalah merasa sedih jika kehilangan kesempatan beramal Sholih.

Seharusnya orang-orang yang berbuat maksiat merasa sedih karena telah melakukan kemaksiatan kepada Allah bukan sebaliknya malah merasa senang.

5. Rasa takutmu kepada angin saat angin itu menggerakkan gorden pintumu ketika kamu bermaksiat (karena takut perbuatanmu itu diketahui orang lain) dan hatimu tidak goncang karena takut kepada Allah (yang melihat perbuatanmu itu) maka perasaan ini dosanya lebih besar di sisi Allah daripada dosa yang sedang kamu kerjakan itu.

Coba berfikir?
Orang yang telah tahu perbuatan itu haram tapi perbuatan itu tetap dikerjakannya bukankah orang seperti itu termasuk orang yang bodoh?

Pada saat ini banyak para penuntut ilmu atau bahkan para pendakwah yang telah meremehkan perbuatan dosa.

Jika dosa- dosa itu jika telah terkumpul pada diri seseorang maka dosa itu akan menghancurkannya.

Jangan pernah merasa lebih tinggi dari orang lain meskipun orang lain itu ahli maksiat.

Para salaf dulu sangat merasa takut terhadap kemunafikan.

Kemunafikan adalah saat kita tidak merasa malu ketika berbuat maksiat.

Kemunafikan adalah saat kita merasa sedih ketika kita kehilangan kesempatan berbuat maksiat.

Kemunafikan adalah ketika kita menikmati perbuatan maksiat.

Kemunafikan adalah saat kita merasa senang ketika kita berbuat maksiat.

Kemunafikan adalah saat kita lebih merasa takut kemaksiatan itu diketahui makhluk daripada merasa takut kemaksiatan itu diketahui Allah ta’ala.

Abu Layla Turahmin

Tinggalkan komentar