Raih Keberkahan Malam Lailatul Qadar dengan Ibadah
(Materi taklim menjelang buka puasa)
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومِنْ َسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
قال الله تعالى في القرآم الكريم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٍ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita semua, terutama nikmat iman, dan nikmat Islam, yang merupakan nikmat terbesar yang diberikan kepada kita, dan tidak semua orang diberikan nikmat tersebut, karena Allah subhanahu wa ta’ala hanya memberikannya kepada orang-orang yang dicintai-Nya. Kedua nikmat ini harus kita jaga dengan baik dan tidak boleh kita tukar dengan apapun yang ada di dunia ini hingga ajal menjemput kita.
Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan supaya kita bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita, hendaknya kita tunduk dan patuh kepada-Nya dengan benar-benar bersyukur kepada-Nya dan jangan sampai kita kufur terhadap nikmat-nikmat tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Ibrahim: 7,
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Jika kamu bersyukur (atas nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepadamu) maka Aku akan menambah kenikmatan-kenikmatan itu, akan tetapi apabila kamu ingkar (kufur) maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.” (QS: Ibrohim:7).
Dalam surat an-Nahl ayat: 18, Allah berfirman,
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا
“Dan jika kamu menghitung kenikmatan-kenikmatan Allah maka kamu tidak akan sanggup untuk menghitungnya.” (QS: An-Nahl:18).
Ayat ini menegaskan kepada kita semua bahwa nikmat-nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah diberikan kepada kita sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya, bahkan kita tidak akan mampu untuk menghitungnya dengan alat apapun, hal ini lebih menegaskan kepada kita supaya kita benar-benar dan bersungguh-sungguh dalam bersyukur kepada-Nya jangan sampai kita menjadi orang-orang yang ingkar.
Ketika kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita maka sesungguhnya manfaat dari rasa syukur tersebut akan kembali kepada diri kita sendiri, bukan kepada orang lain.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Nabi kita yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pembahasan yang sangat penting yang khusus berkaitan dengan LAILATUL QODAR.
Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang lebih mulia dari seribu bulan, penuh dengan keberkahan dan ampunan yang terdapat pada salah satu malam dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Pada malam ini, doa-doa dikabulkan, setan-setan dibelenggu dan pintu surga terbuka lebar.
Keistimewaan Lailatul Qodar
1. Malam diturunkannya Al-Qur’an
Pada malam tersebut Allah subhanahu wa ta ‘ala menurunkan Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup bagi kaum muslimin, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat al-Qodar ayat:1.
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ. سورة القدر:1
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul qadar. QS: Al-Qodar: 1.
2. Malam ditetapkannya semua taqdir ketentuan-ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala untuk makhluk-makhluk-Nya untuk satu tahun ke depan.
Pada malam itu Allah subhanhau wa ta’ala menetapkan semua kejadian-kejadian yang akan terjadi selama satu tahun, pada malam tersebut ditetapkan siapa saja yang akan hidup dan siapa yang akan mati, siapa yang akan berhasil dan siapa yang akan celaka, siapa yang akan bahagia dan siapa yang akan menderita, siapa yang akan mulia dan siapa yang akan direndahkan. Jadi semua hal yang dikehendaki Allah subhanahu wa ta‘ala pada tahun itu ditetapkan pada malam lailatul qodar tersebut.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ [الدخان: 4-5]
Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (Hal itu merupakan) urusan (yang besar) dari sisi Kami. Sesungguhnya Kamilah yang mengutus (para rasul). QS: Ad-Dukhon: 4-5.
3. Malam yang diberkahi.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ. سورة الدخان: 3
Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar).681) Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan. QS: Ad-Dukhon:3.
4. Beribadah pada malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan (83,3tahun).
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ. سورة القدر:3
Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. QS: Al-Qodar:3.
Beribadah pada malam tersebut nilainya lebih baik daripada beribadah selama seribu bulan pada pada malam-malam lain yang tidak ada lailatul qodarnya, seribu bulan setara dengan 83.3 tahun.
5. Malaikat Jibril turun pada malam tersebut.
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍ
Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. QS: Al-Qodar: 4.
6. Malam yang penuh dengan keselamatan/kesejahteraan.
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْر
Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar. QS: Al-Qodar: 5.
Waktu Terjadinya Lailatul Qodar
Lailatul Qodar terjadi pada salah satu malam dari sepuluh terakhir malam-malam di bulan Ramadhan, hal itu berdasarkan hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut,
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها: أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ، مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَنَ). أخرجه البخاري: الجرء: 2، الصفحة: 710، الرقم: 1913
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Carilah lailatul qodar pada malam ganjil sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan). HR: Bukhori, Juz: 2, Hal: 710, Nomor: 1913.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، وَيَقُولُ: (تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ).أخرجه البخاري: الجرء: 2، الصفحة: 710، الرقم: 1916
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelang sepuluh terakhir bulan Ramadhan bersabda: “Carilah lailatul qodar pada malam ganjil sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan).” HR: Bukhori, Juz: 2, Hal: 710, Nomor: 1916.
Jika kita telah mengetahui bahwa lailatul qodar itu jatuh pada salah satu malam dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan maka hendaknya kita mulai meningkatkan ibadah-ibadah kita di malam-malam tersebut, begitu masuk hari keduapuluh bulan Ramadhan kita harus gas poll… untuk meraih keistimewaan itu, hanya sepuluh malam kita berkorban habis-habisan, dan kita telah memiliki peluang besar untuk mendapatkan lailatul qodar dalam keadaaan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala secara maksimal, sehingga diharapkan kita mendapatkan pahala ibadah yang lebih baik daraipada seribu bulan yang setara dengan 83.3 tahun. Ini merupakan kesempatan yang luar biasa yang harus kita raih.
Kemudian yang perlu diperhatikan juga bahwa lailatul qodar setiap tahun tidaklah jatuh pada malam yang sama namun terjadi pada malam yang berbeda-beda sehingga kita tidak bisa memastikan di hari keberapa lailatul qodar itu terjadi.
Lailatul qodar ini terjadi setiap tahunnya bukan hanya sekali saja, namun tiap tahun tiap bulan ramadhan pasti ada lailatul qodarnya sampai hari kiamat kelak dan keyakinan ini merupakan keyakinan ahlussunnah wal jama’ah yang tidak perlu diragukan lagi, meskipun di sana ada orang yang menganggap bahwa lailatul qodar hanya terjadi sekali saja, tentu anggapan tersebut adalah anggapan yang batil (salah besar) dan bisa merugikan muslimin secara umum karena dapat menyebabkan mereka tidak mau berlomba-lomba mencari malam tersebut.
Tanda-tanda Lailatul Qodar
Berikut ini akan saya jelaskan beberapa tanda-tanda lailatul qodar, hal ini penting untuk kita ketahui supaya jika kita merasakan tanda-tanda tersebut kita bisa semakin memperkuat ibadah kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga pahala yang kita peroleh semakin besar dan berlipat ganda. Di antara tanda-tandanya adalah sebagai berikut:
- Pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan
- Suhu udara pada malam tersebut terasa nyaman dan sejuk tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin.
- Langit cerah terlihat terang seperti disinari rembulan.
- Tidak ada sama sekali bintang jatuh (meteor).
- Cahaya matahari pada pagi harinya berwarna kemerah-merahan, terasa nyaman dan tidak menyilaukan.
Hal itu berdasarkan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
عن عبادة بن الصامت، أن رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم قال: “ليلةُ القدر في العشر البواقي، من قامهنّ؛ ابتغاء حِسْبتهنّ، فإن اللَّه تبارك وتعالى يغفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر، وهي ليلةُ وِتْر، تسع، أو سبع، أو خامسة، أو ثالثة، أو آخر ليلة”، وقال رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم: “إن أمارة ليلة القدر أنها صافية، بَلْجَةٌ، كأن فيها قمرًا ساطعًا، ساكنةٌ، ساجية، لا بَرْد فيها، ولا حرّ، ولا يَحِلّ لكوكب أن يُرْمَى به فيها حتى تصبح، وإن أمارتها أن الشمس صبيحتهاتخرج مستوية، ليس لها شعاع، مثل القمر ليلة البدر، ولا يحل للشيطان أن يخرج معها يومئذ”. رواه مسلم، الجزء: 10، الصفحة: 696، الرقم: 22259
Dari Ubadah bin Shamith radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lailatul qodar terjadi pada malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan, barangsiapa pada malam itu mengerjakan shalat malam (tarawih) dengan (niat) untuk mencari pahala dari Allah subhanahu wa ta ‘ala maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, (lailatul qodar) terjadi pada malam ganjil, malam ke sembilan, ketujuh, kelima, ketiga atau malam terakhir”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya tanda-tanda lailatul qodar adalah malam itu cerah dan terang, (seolah-olah) disinari bulan, malam itu begitu tenang dan nyaman, tidak dingan dan juga tidak panas, tidak ada satupun bintang jatuh (meteor) sampai pagi hari, termasuk tanda-tandanya adalah pada pagi harinya matahari terbit dengan jelas tidak ada cahaya yang menyilaukan, dan setan tidak diperkenankan keluar bersama dengan terbitnya matahari pada hari itu. HR: Muslim, Juz: 10, Hal: 696, Nomor: 22259.
Amalan-amalan Untuk Meraih Lailatul Qodar
Berikut beberapa amalan yang dapat dilakukan untuk meraih malam Lailatul Qadar:
1. Memperbanyak Ibadah Sholat
Shalat lima waktu
Shalat lima waktu jangan sampai ditinggalkan, karena hukumnya wajib dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا. النساء: 103
Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin. QS: An-Nisa: 103.
Shalat Tarawih
Shalat Tarawih dan Witir: Lakukan sholat Tarawih dan Witir dengan khusyuk dan penuh kesabaran.
عن أبي هريرة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال: من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه.. من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه.. من قام ليلة القدر إيماناً واحتساباً، غفر له ما تقدم من ذنبه
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu… Barangsiapa shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu… Barangsiapa shalat malam pada malam (lailatulqodar) karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Shalat Dhuha
Salat dhuha dikerjakan di pagi hari minimal dua rekaat, maksimal tidak dibatasi, boleh salat dhuha sebanyak yang dapat dikerjakan. Berdasarkan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,
حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، عَنْ يَزِيدَ ، قَالَ: سَمِعْتُ مُعَاذَةَ تَقُولُ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي الضُّحَى؟ قَالَتْ: نَعَمْ، أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللهُ. رواه أبو داوود: الجزء: 3، الصفحة: 150، الرقم: 1676
Telah menceritakan kepada kami Abu Dawud, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Yazid, ia berkata, Aku mendengar Muadz berkata, Saya bertanya kepada Aisyah tentang (berapa reka’at) shalat dhuha yang dahulu dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia menjawab, “Iya, empat rekaat, dan beliau menambah (jumlah reka’at shalatnya) sesuai apa yang dikehendaki Allah subhanahu wa ta’ala.” HR: Abu Dawud, Juz: 3, hal: 150, Nomor: 1676.
2. Membaca Al-Quran
Tadarus Al-Quran
Membaca Al-Quran secara berulang-ulang, merenungkan maknanya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengkhatamkan Al-Quran
Berusaha menyelesaikan bacaan Al-Quran dalam satu bulan Ramadhan.
Pahala membaca al-Qur’an sangat banyak, satu huruf dinilai satu kebaikan dan setiap satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, terlebih jika mampu menghatamkannya, apalagi mampu menghatamkannya lebih dari satu kali tentu pahalanya semakin banyak dan besar.
Mari kita berlomba-lomba membaca Al-Qur’an untuk meraih pahala yang dijanjikan Allah subhanahu wa ta’ala melalui lisan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
منْ قرأَ حرفًا من كتابِ اللهِ فله به حسنةٌ ، والحسنةُ بعشرِ أمثالِها لا أقولُ آلم حرفٌ ، ولَكِن ألِفٌ حرفٌ، ولامٌ حرفٌ، وميمٌ حرفٌ. الراوي : عبدالله بن مسعود | المحدث : الألباني | المصدر : صحيح الترمذي
“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an) maka ia akan mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” HR: Tirmidzi.
3. Memperbanyak Doa dan Dzikir
- Membaca doa-doa yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadits.
- Memperbanyak dzikir seperti tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.
- Memohon ampunan dosa dan memohon karunia Allah SWT.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ. سورة غافر: 60
Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” QS: Ghofir: 60.
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ
Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. QS: al-Baqarah: 152
وَّاسْتَغْفِرِ اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاۚ
Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS: An-Nisa: 106.
4. Menjauhi Maksiat dan Memperbanyak Amal Kebaikan
Menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat
Menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat merupakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sebagai aplikasi dari takwa, karena takwa artinya adalah mengerjakan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala berdasarkan ilmu dan harapan mendapat pahala dari-Nya dan meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya berdasarkan cahaya dari-Nya dan karena takut kepada azab-Nya.
Memperbanyak sedekah dan membantu sesama
Sedekah merupakan perintah dari Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sedekah tidak akan mengurangi harta sebagaimana sabda beliau dalam hadisnya, oleh sebab itu di bulan Ramadhan ini bagi yang mendapat kelebihan rizki dari Allah subhanahu wa ta’ala hendaknyamenggunakannya untuk memperbanyak sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَ مَالٌ مِنْ صَدَقَةٍ فَتَصَدَّقُوا. مسند البزار: الجزء: 3، الصفحة: 243، الرقم: 1032
“Harti tidak akan berkurang disebabkan karena sedekah, maka bersedekahlah!” Musnadul Bazzar, Juz:3, Hal: 243, No.: 1032.
5. Memperbanyak Istighfar dan Bertaubat
- Memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.
- Bertekad untuk menjadi hamba yang lebih baik.
6. Mengikhlaskan Diri dan Meniatkan Ibadah Semata-mata untuk Allah SWT
Melaksanakan ibadah dengan penuh keikhlasan dan tanpa mengharapkan balasan dari manusia dan untuk meraih ridha Allah subhanhau wa ta’ala.
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ. سورة البينة: 5
Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar). QS: Al-Bayyinah: 5.
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. رواه البخاري ومسلم
“Sesunggunya amalan-amalan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan dibalas hanya sesuai dengan niatnya, barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, namaun barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang ditujunya.” HR: Bukhori dan Muslim.
7. Berdoa dengan Sungguh-sungguh
Memohon kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan dan harapan agar dapat bertemu dengan malam Lailatul Qadar.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ. سورة غافر: 60
Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” QS: Ghofir: 60.
8. Mengikuti Itikaf di Masjid
Menghabiskan waktu di masjid untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang istimewa dan penuh dengan kemuliaan. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak ibadah dan berusaha sekuat tenaga untuk meraih malam yang penuh berkah ini.
Semoga Allah SWT memberikan kita kesempatan untuk bertemu dengan malam Lailatul Qadar dan menerima limpahan rahmat dan karunia-Nya.
Demikian penjelasan singkat tentang usaha meraih lailatul qodar, semoga bermanfaat dan dijadikan sebagai pemberat timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.
Mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan itu murni dari saya pribadi semoga Allah mengampuninya, dan jika ada benarnya itu dari Allah subhanhau wa ta’ala semata, semoga kita bisa mengamalkannya secara istiqomah.
بالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Al-Faqir Ilallah
Abu Layla Turahmin, M.H.
Jum’at 29 Maret 2024.
14.32.