السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد
رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙوَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙوَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙيَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖ. آمين
Pada kesempatan kesempatan ini saya akan menyampaikan pembahasan tentang larangan iri kepada apa yang dimiliki orang lain, pembahasan ini merupakan pembahasan yang sangat penting bagi kita, karena banyak sekali manusia yang terjebak dalam sifat ini, sehingga hidupnya tidak tenang dan sering mengalami masalah, semoga dengan adanya pembahasan ini bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan sifat iri dalam hati kita.
Iri/hasad adalah angan-angan supaya kenikmatan yang dimiliki orang yang dihasadi itu hilang dan berpindah kepada orang yang hasad. (al-Jurjani dalam kitab At-Ta’rifat, hal: 87. https://dorar.net/alakhlaq/3820/أولا-معنى-الحسد-لغة-واصطلاحا
Sifat iri/hasad merupakan salah satu sifat yang sangat buruk yang bisa mengakibatkan kerusakan dan dampak buruk di atas muka bumi ini, bahkan dampak buruk tersebut yang pertama sekali merasakan adalah orang yang memiliki sifat itu sendiri, oleh karena itulah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam melarang kaum mukminin dari sifat ini, Bahkan dalam surat Al-Falaq, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan orang-orang mukmin untuk berlindung kepada-Nya dari keburukan orang yang memiliki sifat ini, Berikut ini akan saya sampaikan dali-dalil yang melarang iri/dengki kepada orang lain.
1. Al-Quran
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ. 5
…dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” QSL Al-Falaq: 5.
2. Hadis
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,
لاَ تَحَاسَدُوْا، وَلاَتَنَاجَشُوْا، وَلاَ تَبَاغَضُوْا، وَلاَ تَدَابَرُوْا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخوَانَاً. رواه مسلم.ى. حديث أربعين النووي، رقم: 35
“Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling marah dan jangan saling membelakangi, serta jangan kalian menjual sesuatu yang telah dijual orang lain, jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara. HR: Muslim, Hadis Arba’in Nawawi No: 35, Hal: 23-24.
Rasulullah shallallahu Alaihi Wa Sallam menganjurkan supaya seseorang legowo dengan keberhasilan dan kebaikan yang didapat oleh orang lain, bahkan beliau sangat menganjurkan supaya orang tersebut ikut merasa senang dengan kebaikan yang diperoleh orang lain jangan sampai merasa iri atau dengaki,
Tidak iri atau dengki tapi merasa senang dengan kebaikan dan keberhasilan yang diperoleh orang lain, merupakan ciri kesempurnaan iman seseorang.
Orang yang mampu bersikap senang dengan kebaikan dan kesuksesan orang lain, tidak ada sedikit pun rasa iri atau dengki dalam hatinya itu menunjukkan keimanan orang tersebut telah mencapai taraf keimanan yang sempurna, dia merasa senang ketika melihat saudaranya seiman mampu membeli motor baru, mobi baru, usaha baru, rumah baru, atau gaji saudaranya seiman tersebut lebih besar ataupun kenikmatan-kenikmatan lain yang didapat oleh saudaranya itu.
Ketika saudaranya seiman mendapat nilai tinggi disekolah diapun merasa ikut senang tanpa ada beban iri atau dengki sedikitpun di dalam hatinya.
Ketika melihat saudarnya seiman lebih tekenal daripada dirinya diapun tetap merasa senang tidak ada rasa iri atau dengki sedikitpun di dalam hatinya.
Ketika saudaranya mendapat ilmu yang lebih banyak dan lebih luas darinya diapun merasa senang bahkan mampun mendoakan mereka suapaya tetap mendapatkan kenikmatan-kenikmatan itu.
Dia jauh dari rasa iri dan dengki dia selalu mendoakan kebaikan kepada saudara-saudaranya seiman yang mendapatkan kenikmatan-kenikmatan apapun, bahkan dia ikut tersenyum bahagia.
Memang tidak mudah untuk mengaplikasikan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari karena manusia cenderung merasa tidak senang ketika melihat atau mendengar saudaranya mendapat kebaikan dan kesuksesan meraih kenikmatan-kenikmatan yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepadanya, namun itulah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu Alaihi Wa Sallam supaya kita tidak iri atau dengki tapi justru senang ketika melihat sudaranya mendapat nikmat-nikmat dari-Nya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ) رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ وَمُسْلِمٌ، أربعين النووي رقم: 13، صفحة: 11
“Tidak (sempurna) iman salah seorang diantara kamu sehingga dia mencintai bagi saudaranya apa dia cintai bagi dirinya sendiri. HR: Bukhori dan Muslim, Arbain Nawawi Hadis Ke: 13, Hal: 11.
Yuk… latih dan perjuangkan terus supaya hilang rasa iri atau dengki yang ada di dalam hati kita, jangan sampai rasa itu semakin besar dan menjadi monster dalam kehidupan kita, karena jika tidak maka kita sendirilah yang pertama celaka dan binasa akibat sifat tersebut.
Demikian sedikit pembasan tentang tidak perlu iri, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca, semoga tulisan ini dijadikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai tulisan yang ditulis ikhlas karenanya dan hanya karena mengharap pahala dari-Nya semata, dan semoga dijadikan sebagai pemberat timbangan di akhirat kelak. Amin.
Mohon maaf jika ada kekurangan atau kesalahan, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala Mengampuninya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته