FAWAID TA’LIM SHOHIH BUKHORI 11 SEPT 2023

252 Pembaca

Fawaid Ta’lim
CMC, Senin 11 Sept 2023
15.50

Nikmat sehat dan nikmat waktu luang adalah dua buah nikmat yang sering menyebabkan manusia terpedaya dan lalai.

Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat, maksudnya kehidupan hakiki adalah kehidupan akhirat, kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang menipu dan sangat sekejap.

Hendaknya seseorang bedoa dengan doa اللهم لا عيش إلا عيش الآخرة “Allahumma laa ‘aisya illa ‘aisyul akhiroh” ketika melihat harta dunia milik orang lain yang sangat menggiurkan.

إنك ميتون وإنهم ميتون

Hiduplah di dunia ini seolah-olah kamu adalah orang asing/musafir, yang mau tidak mau akan kembali ke tempat asal dan janganlah kamu menjadikan dunia ini sebagai tujuan hidup tapi jadikanlah dunia ini sebagai sarana untuk meraih derajat yang tinggi di surga.

Jadikanlah kekayaan yang kamu miliki di dunia ini untuk meraih derajat tinggi di surga dan jangan kamu jadikan kekayaan yang kamu miliki justru untuk mencelakakan dirimu.

Umur kita sangat terbatas dan kita tidak mungkin mampu berumur lebih lama dari batas yang telah ditentukan Allah subhanahu wa ta’ala.

Sifat asli manusia adalah sangat rakus, seandainya dia diberi dua buah lembah emas mesti dia akan minta lembah emas yang lainnya kecuali kalau mulutnya telah dimasuki tanah (mati).

Kita wajib yakin tanpa keraguan sedikitpun bahwa surga itu benar-benar ada dan disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Bukan kemiskinan yang ditakutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap umat ini akan tetapi yang ditakutkan adalah dibukanya dunia ini untuk mereka sehingga mereka berlomba-lomba untuk mendapatkannya sebanyak-banyaknya sehingga menyebabkan mereka binasa.

Harta terbaik adalah harta yang dicari dengan cara yang halal kemudian digunakan pada tempat yang tepat sesuai petunjuk Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Nadzar biasanya dilakukan oleh-orang yang pelit, seperti orang yang bernadzar karena balas jasa, cintohnya “Jika saya sembuh dari sakit saya ini maka saya akan bershadaqoh” meskipun nazar itu tidak disarankan akan tetapi jika terlanjur bernadzar, maka nadzar tersebut wajib dilaksanakan selama nadzar itu bukan nadzar kemaksiatan.

Sebagian sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu ada yang meninggal dunia dan kain kafan yang dimilikinya tidak cukup untuk mengkafani jenazahnya, jika ditarik ke atas untuk menutup kepala kakinya akan terbuka dan jika untuk menutup kaki kepalanya yang terbuka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya berdoa meminta mati.

Orang yang berwudhu dengan sempurna seperti wudhunya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian shalat dua rekaat maka Allah subhanahu wa ta’ala akan menghapus dosa-dosanya.

Beramallah terus sampai mati jangan berhenti dan jangan tertipu dengan banyaknya amalan yang telah kita kerjakan.

Jika manusia diberi harta sebanyak satu lembah niscaya dia ingin memiliki selembah harta lagi dan tidak ada yang bisa menutup mata manusia dari harta selain tanah (mati).

Jangan sampai harta, anak, istri dan dunia ini melalaikanmu dari beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Harta itu sangat manis dan menarik sehingga manusia setiap hari bergelut untuk memperebutkannya.

Tangan di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima), nafkahkanlah harta itu kepada orang lain dan mulailah dari orang yang menjadi tanggung jawabmu.

Persiapkan hidupnya untuk menyambut kematian yang khusnul khotimah, jangan kamu tetipu dengan dunia sehingga kamu mati-matian untuk mendapatkannya, karena ketika kamu mati semua harta itu akan kamu tinggalkan, rumah yang kamu bangun dengan megah dan susah payah akan ditempati orang lain, istrimu akan menikah dengan orang lain dan bersenang-senang dengannya kamupun akhirnya dilupakan, anak-anakmu akan sibuk dengan urusannya masing-masing dan kamu yang akan dimintai pertanggung jawaban terhadap harta yang telah kamu kumpulkan mati-matian

Cat: Bukan berarti tidak boleh mengumpulkan harta sama sekali, boleh mengumpulkan harta tapi carilah dengan cara yang halal, belanjakan harta tersebut ditempat yang benar dan sisihkan sebagian untuk kehidupan akhiratmu.

Nikahkanlah anak-anakmu dan pilihlah laki-laki yang shalih dan jangan tertipu dengan penampilan luar.

Julaibib termasuk salah satu sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memiliki kebaikan yang sangat banyak.

Tunduk, patuh dan ridha dengan apapun yang diperintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti akan mendapat keberuntungan dunia dan akhirat.

Jadilah orang yang kaya hati karena kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan hati bukan kekayaan harta.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengabarkan bahwa penduduk surga terbanyak adalah orang-orang miskin (fuqoro).

Salah satu mukjizat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah satu gelas susu tidak habis diminum oleh ahlussuffah (87 orang) bahkan Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu minum susu tersebut sampai kekenyangan lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminum juga susu tersebut dan beliau orang yang terakhir minum susu itu.

Orang yang paling zuhud adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkenan minum susu dari gelas yang telah digunakan minum oleh orang-orang miskin.

Ketika tumbuh kesombongan dalam dirimu karena kekayaan atau pangkat yang kamu miliki, segera hancurkanlah kesombongan itu dengan melakukan pekerjaan yang dianggap pekerjaan rendahan oleh banyak orang, seperti membersihkan kamar mandi atau WC di Masjid.

Kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kehidupan yang sangat sederhana dan bersahaja.

Amalan yang paling dicintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah amalan yang dilakukan secara kontinyu dan terus menerus.

Berusahalah sekuat tenaga untuk melakukan amalan yang benar sesuai tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam.

Amalan yang paling dicintai Allah subhanahu wa ta’ala adalah amalan yang dilakukan secara istiqomah meskipun amalan itu hanya sedikit.

Yang memasukkan seseorang ke dalam surga bukanlah amalannya tapi rahmat Allah subhanahu wa ta’ala kepadanya.

Abu Layla Turahmin, M.H.
17.05

Tinggalkan komentar