TIGA LANGKAH MENJADI ORANG YANG BAHAGIA

184 Pembaca

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومِنْ َسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قال الله تعالى في القرآم الكريم

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً.

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٍ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ.

‘Ibadallah… jama’ah jum’at rohimani wa rohimakumulahu jami’an…

Pertama-tama marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita semua, terutama nikmat iman dan nikmat islam dua buah nikmat yang sangat agung yang diberikan kepada kita, yang tidak boleh kita tukar dengan nikmat dunia apapun, nikmat ini harus kita jaga dan kita rawat dengan baik sampai ajal menjemput kita semua.

Tidak lupa pula saya selaku khotib pada kesempatan jum’at ini mengingatkan kembali kepada diri khotib pribadi dan kepada jama’ah jum’at sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena takwa merupakan sebaik-baiknya bekal bagi kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini maupun kehidupan di akhirat kelak. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,


وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

Artinya: Berbekallah kalian semua (dengan bekal takwa) karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan. (QS: Al-Baqoroh:197).

Berbekal ketakwaan adalah dengan cara melaksanakan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala berdasarkan cahaya dari-Nya dan mengharapkan pahala dari-Nya pula, dan meninggalkan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala berdasarkan ilmu dari-Nya dan karena takut akan azab-Nya.

Kemudian shalawat dan salam kita haturkan kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah menyampaikan risalah dari Allah subhanahu wa ta’ala sehingga kita bisa merasakan manisnya iman dan indahnya agama islam.

Jama’ah jum’at rahimani wa rahimakumullahu jami’an….

Pada kesempatan khutbah jum’at kali ini khotib akan menyampaikan pambahasan tentang tiga langkah menjadi orang yang bahagia

Kebahagiaan merupakan cita-cita dan harapan semua orang, setiap orang pasti menginginkan dan selalu berusaha mencari kebahagiaan, ada yang mencari kebahagiaan dengan melakukan tamasya (piknik) ke pantai, ke tempat wisata dan bahkan ada pula orang yang mencari kebagahiaan dengan cara mendaki gunung yang tinggi. mencari kebahagiaan dengan cara seperti itu selama tidak melakukan kemaksiatan dan tidak dilarang oleh agama islam hukumnya sah-sah saja dan diperbolehkan.

Akan tetapi tahukah kita bahwa sebenarnya kebahagiaan itu bisa kita raih dimanapun kita berada tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar dan tenaga yang banyak tapi cukup dengan kemauan dan tindakan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ada tiga langkah yang bisa kita lakukan untuk memperoleh kebahagiaan itu, bahkan kebahagiaan itu merupakan kebahagiaan hakiki yang bukan hanya dirasakan ketika di dunia ini akan tetapi akan kita rasakan sampai di akhirat kelak.

Ketiga langkah tersebut adalah bersyukur ketika mendapat nikmat, bersabar ketika ditimpa musibah dan bertaubat ketika berbuat dosa.

Ketiga langkah tersebut terangkum dalam ucapan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu dalam kitabnya al-qowa’idul arba’ dibagian pendahuluan:

وَأَنْ يَجْعَلَكَ مِمَّنْ إِذَا أُعْطِيَ شَكَرَ وَإِذَا ابْتُلِيَ صَبَرَ وَإِذَا أَذْنَبَ اِسْتَغْفَرَ فَإِنَّ هَؤُلَاء الثَّلَاثَ عُنْوَنُ السَّعَادةِ

“Dan menjadikanmu termasuk orang yang jika diberi nikmat bersyukur, jika diberi ujian bersabar dan jika berbuat dosa segera beistighfar minta ampun (kepada Allah subhanahu wa ta’ala) sesungguhnya ketiga perkara itu adalah tanda kebahagiaan.”

hidup manusia tidak lepad dari tiga hal ini yaitu nikmat, musibah dan dosa. oleh karena itu jika seseorang ingin mendapat kebahagiaan maka lakukanlah tiga hal itu:

Besyukur ketika Mendapat Nikmat

Nikmat apapun yang kita dapatkan hendaknya kita benar-benar mensyukurinya, ketika kita diberi harta yang banyak kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kita akui bahwa nikmat harta tersebut merupakan pemberian Allah subhanahu wa ta’ala, kita mengucapkan alhamdulillah (segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala) sebagai bentuk rasa syukur kita kepada-Nya dan kita gunakan nikmat itu pada perkara-perkara yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala, kita gunakan harta itu untuk memberi nafkah kepada anak dan istri, kita gunakan harta tersebut untuk menyekolahkan anak-anak kita, kita gunakan sebagian harta tersebut untuk bershodaqoh, untuk fakir miskin, anak-anak yatim dan untuk shodaqoh-shodaqoh lainnya.

Kita diberi kesehatan kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan mengakui bahwa kesehatan itu pemberian Allah, kita ucapkan alhamdulillah dan kita gunakan kesehatan itu untuk melakukan perkara-perkara yang dicintai Allah subhanahu wa ta’ala, kita gunakan untuk mencari pekerjaan yang halal, kita gunakan untuk membahagiakan anak dan istri, kita gunakan untuk shalat lima waktu, kita gunakan untuk menghadiri pengajian-pengajian dan lain sebagainya yang merupakan perbuatan-perbuatan yang dicintai-Nya.

Kita diberi nikmat berupa kendaraan, sepeda, motor, mobil dan lain-lain kita juga harus mengakui bahwa nikmat kendartaan tersebut berasal dari Allah subhanahu wa ta’ala, kita ucapkan alhamdulillah dan kita gunakan kendaraan itu untuk hal-hal yang positif yang disukai Allah subhanahu wa ta’ala.

Pendeknya kita harus menjadi orang yang pandai bersyukur, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,


لَئنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ. إِبْرَهِيْمُ :7

“Jika kamu bersyukur (atas nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepadamu) maka Aku akan menambah kenikmatan-kenikmatan itu, akan tetapi apabila kamu ingkar (kufur) maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.” (QS: Ibrohim:7).

Bukankah jika kita bersyukur, Allah subhanahu wa ta’ala akan menambah kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan kepada kita, bukankah kita merasa bahagia jika kita mendapatkan tambahan nikmat dari Allah? oleh karena itu marilah kita menjadi orang yang pandai bersyukur kepada-Nya.

Bersyukur meliputi dua hal yaitu bersyukur secara lisan dan bersyukur dengan anggota badan.

Bersyukur secara lisan dengan cara memuji Allah subhanahu wa ta’ala dan bersyukur dengan anggota badan dengan cara konsisten melaksanakan ketaatan kepada-Nya.

Termasuk nikmat adalah melaksanakan ketaatan kepada-Nya bahkan nikmat yang paling agung dan paling besar adalah nikmat iman dan taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Kita bisa melaksanakan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala seperti shalat, zakat, puasa, berbakti kepada orang tua, bershodaqoh dan ibadah-ibadah lainnya kita harus bersyukur kepada-Nya.

Bersabar Jika Mendapat Musibah

Tidak ada satupun orang menginginkan musibah akan tetap tidak ada juga orang yang tidak pernah mengalami musibah, setiap orang pasti pernah mengalami musibah, baik musibah itu yang berkaitan dengan anggota badan kita, keluarga kita maupun harta kita.

Musibah pasti pernah kita alami dan akan kita alami kembali meskipun kita tidak mengetahui musibah apa yang akan menimpa kita, dalam menghadapi musibah ini hendaknya kita bersabar kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mengharapkan pahala dari-Nya dalam kesabaran yang kita lakukan ketika menghadapi musibah tersebut, baik musibah yang berkaitan dengan diri kita, keluarga kita maupun harta kita.

Ketika kita ditimpa sakit, kita harus bersabar dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala, mengharapkan supaya Allah menggugurkan dosa-dosa kita dengan sebab sakit yang kita alami itu.

Ketika ada keluarga kita yang meninggal dunia, baik orang tua kita, anak kita istri kita maupun saudara kita, hendaknya kita tetap teguh bersabar atasa musibah tersebut.

Ketika kita kehilangan harta kita atau kekurangan harta, hidup dalam keadaan miskin dan susah hendaknya kita bersabar kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mengharapkan pahala kepada-Nya, jangan kemudian kita tidak sabar, jangan kemudian kita menggugat Allah atau tidak terima dengan taqdir yang diberikan Allah kepada kita, karena semua yang diberikan Allah kepada kita pasti itulah yang terbaik bagi kita.

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِن; إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ, وَلَيْسَ ذَاكَ إِلّا لِلْمُؤْمِنِ; إِنْ أََصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ, وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. رواه مسلم

“Sangat mengherankan perkara orang mukmin itu, sesungguhnya semua perkaranya baik, tidak ada perkara yang seperti itu kecuali bagi orang mukmin, jika mendapat kesenangan ia bersyukur maka itu baik baginya dan jika tertimpa musibah ia bersabar dan itu baik baginya.” HR: Muslim.

Dalam hadis ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada kita semua bahwa kondisi atau keadaan orang mukmin itu semuanya baik, jika mendapat nikmat bersabar dan itu baik baginya dan jika mendapat musibah dia bersabar dan itu juga baik baginya dan tidak ada orang yang mendapatkan kebaikan seperti itu selain orang-orang mukmin.

Bertaubat Ketika Terjatuh Dalam Kemaksiatan

Semua manusia pasti pernah melakukan dosa atau kemaksiatan, tidak ada orang yang tidak pernah berbuat dosa sama sekali dan orang yang paling baik ketika berbuat dosa adalah orang yang langsung bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas dosa yang dilakukannya itu.

Nabi shallallahu pernah menyampaikan bahwa setiap anak keturunan Nabi Adam pasti sering melakukan perbuatan dosa dan sebaik baik orang yang sering berbuat dosa adalah orang-orang-orang yang paling sering bertaubat.

كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ. رَوَاهُ التِّرْمِذِي: 2499

“Setiap anak keturunan adam pasti sering melakukan kesalahan dan orang yang yang paling baik yang sering melakukan kesalahan adalah orang-orang yang paling sering bertaubat.” HR: at-Tirmidzi: 2499.

Oleh karena itu setiap kali kita melakukan kesalahan hendaknya kita langsung bertaubat tanpa menunda-nunda taubat itu, tidak perlu kita mengatakan, besok saya akan bertaubat, besok setelah tua saya akan bertaubat. tidak ketika kita berbuat dosa hendaklah kita sadar dan langsung beristighfar mohon ampun kepada-Nya, karena kita tidak tahu apakah umur kita sampai besok ataukah tidak, karena kita tidak tahu apakah usia kita sampai tua atau tidak. kewajiban kita adalah bersegera bertaubat ketika terjatuh dalam perbuatan dosa, dosa apapun yang kita lakukan, kita langsung mengingat Allah subahanahu wa ta’ala dan langsung bertaubat ketika itu juga. Allah berfirman dalam surat Ali Imron ayat: 135,

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ. آل عمران: 135

Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(-nya). QS: Ali Imron 135.

Itulah tiga perkara yang akan membuat kita menjadi orang yang bahagia, bersyukur ketika mendapat nikmat, bersabar ketika mendapat musibah dan bertaubat ketika terjatuh ke dalam perbuatan dosa. semoga bermanfaat.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُاللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْن إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Pada khutbah kedua ini khotib mengingatkan kembali kep[ada jama’ah sekalian untuk senantiasa bersyukur jika mendapat nikmat, bersabar jika mendapat musibah dan bertaubat jika terjatuh dalam perbuatan dosa, karena ketiga perkara inilah yang akan menjadikan kita menjadi orang yang bahagia di dunia maupun di akhirat

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Abu Layla Turahmin, M.H.

Kamis, 08 september 2023

09.42

Tinggalkan komentar