TAFSIR TAUHID DAN SYAHADAT LAA ILAAHA ILLALLAH
أولئك الذين يدعون يبتغون إلى ربهم الوسيلة أيهم أقرب و يرجون رحمته و يخافون عذابه إن عذاب ربك كان محذورا (الإسراء:57)
Artinya:”mereka yang di jadikan sebagai sesembahan (oleh orang-orang musyrik) mereka sendiri mencari wasilah (kedekatan kepada Allah) siapakah di antara mereka yang lebih dekat dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut kepada azab-Nya, sesungguhnya azab tuhanmu sangatlah di takuti (oleh orang-orang mukmin). QS:Al-isra:57
Penjelasan ayat
Dengan ayat yang mulia ini Allah subhanahu wata’ala mengabarkan kepada kita bahwa mereka yang di sembah oleh orang-orang musyrik selain Allah subhanahu wata’ala baik dari kalangan malaikat ataupun orang-orang sholih, mereka sendiri berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan ketaatan, ibadah dan tunduk kepada perintah-perintah-Nya demi mengharapkan rahmat-Nya, mereka juga menjauhi larangan-larangan-Nya karena takut kepada azab-Nya karena azabnya itu sangat di takuti oleh setiap orang mukmin.
Mutiara Ayat
- Batilnya peribadahan orang-orang musyrik kepada selain Allah subhanahu wata’ala karena sesembahan (selain Allah subhanahu wata’ala ) itu sendiri berusaha mendekatkan diri kepada-Nya, mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut kepada azab-Nya.
- Kesholihan sesuatu yang di sembah tidak bisa menjadikan kesyirikan terhadapnya menjadi suatau yang baik.
- Penetapan sifat rahmat bagi Allah subhanahu wata’ala.
- Seorang mukmin berjalan kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sifat antara takut dan harap kecuali ketika menjelang wafatnya maka harapannya harus lebih kuat.
Hubungan ayat dengan bab
Ayat ini menjelaskan bahwa makna tauhid dan syahadat laa ilaaha illallah adalah meninggalkan perbuatan yang di lakukan orang-orang musyrik, seperti berdoa kepada para nabi dan orang-orang sholih serta meminta syafaat kepada mereka. Dan tidak cukup hanya sekedar mengucapkan syahadat tanpa mengingkari sesembahan selain Allah.
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖٓ اِنَّنِيْ بَرَاۤءٌ مِّمَّا تَعْبُدُوْنَۙ ٢٦. اِلَّا الَّذِيْ فَطَرَنِيْ فَاِنَّهٗ سَيَهْدِيْنِ ٢٧
Artinya: “Dan ingatlah ketika ibrohim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:”Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah selain yang telah menciptakanku karena sesungguhnya Ia akan memberi petunjuk kepadaku”. QS:Az-zuhruf:26-27
Penjelasan ayat
Dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala mengabarkan kepada kita bahwa rosul dan kekasih-Nya yaitu Nabi Ibrohim ‘alaihissallam beliau telah benar-benar mengabarkan kepada bapaknya dan kaumnya bahwasannya ia berlepas diri dari semua sesembahan mereka kecuali satu sesembahan saja yaitu Allah subhanahu wata’ala yang telah menciptakannya dan mentaqdirkannya mendapat taufik dan di tangan-Nya manfaat dan mudhorot (bahaya).
Mutiara Ayat
- Pondasi agama semua nabi adalah sama yaitu tauhid.
- Sifat para rasul adalah terang-terangan dalam menyampaikan kebenaran.
- Wajib mengingkari kemungkaran walaupun terhadap keluarga dekat
- Wajib belepas diri dari kesyirikan.
- Penjelasan bahwa kaum Nabi iIbrohim “alaihissalam adalah mereka menyembah Allah subhanahu wata’ala akan tetapi masih menyekutukan-Nya dengan (sesembahan) yang lain.
- Hidayah taufiq adalah khusus milik Allah subhanahu wata’ala.
Hubungan ayat dengan bab
Ayat ini menunjukkan bahwa tauhid seseorang tidaklah benar kecuali jika ia melepaskan diri dari semua peribadatan kepada selain Allah
اِتَّخَذُوْٓا اَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَالْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَۚ وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوْٓا اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ سُبْحٰنَهٗ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ ٣١. (التوبة:21)
Artinya:”Mereka menjadikan ulama-ulamanya dan para ahli ibadahnya sebagai sesembahan selain Allah dan Isa putra maryam (mereka jadikan sebagai sesembahan) padahal mereka tidaklah di perintahkan kecuali hanya untuk beribadah kepada sesembahan yang maha tunggal yang tidak ada sesembahan yang lain selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan itu”. QS: At-taubah:21
Penjelasan ayat
Dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala menejelaskan bahwa orang-orang yahudi dan nasrani telah menyimpang dari jalan yang lurus, mereka mengerjakan apa yang tidak di perintahkan, mereka menjadikan para ulama dan ahli ibadahnya sebagai sesembahan selain Allah subhanahu wata’ala dengan mentaati mereka dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, mereka menyekutukannya dengan Allah subhanahu wat’ala dalam membuat syariat. Dan orang-orang nasrani tidah cukup hanya dengan berbuat seperti itu bahkan mereka menyembah Nabi Isa alaihissalam dan menganggapnya sebagai anak Allah subhanahu wat’ala. Mereka tidak di perintahkan di dalam taurot dan injil kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wat’ala. Maha suci Allah subhanahu wat’ala dari apa yang di nisbahkan orang-orang musyrik kepada-Nya.
Mutiara Ayat
- Taat kepada selain Allah subhanahu wat’ala dalam perkara yang menyelisihi hukum-Nya termasuk salah satu bentuk kesyirikan.
- Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam perkara yang menyelisihi sang pencipta (Allah subhanahu wat’ala).
- Amal ibadah tidak bisa dianggap sebagai amal sholih kecuali jika terpenuhi kedua syaratnya yaitu ikhlas karena Allah subhanahu wat’ala dan mengikuti ajaran Nabi shollallahu ‘alaihi wasalam.
- Para ulama tidaklah maksum (terjaga dari kesalahan).
- Pondasi agama semua nabi adalah sama yaitu tauhid.
- Penjelasan penyimpangan orang-orang yahudi dan nasrani dari agama mereka yang benar.
- Bahayanya ulama sesat bagi umat ini.
Hubungan ayat dengan bab
Ayat ini menunjukkan bahwa konsekwensi makna tauhid dan syahadat laa ilaaha illallah adalah mengesakan Allah subhanahu wat’ala dalam ketaatan dan hanya mengikuti Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam karena orang yang taat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sama dengan telah taat kepada Allah subhanahu wat’ala.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ۙوَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَۙ اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ ١٦٥. (البقرة:165)
Artinya:”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan (bagi Allah) mereka mencintainya seperti mencintai Allah dan orang-orang yang beriman lebih sangat mencintai Allah, seandainya orang-orang dholim (musyrik) itu melihat ketika mereka melihat azab (Allah) (mereka mengetahui) bahwasannya kekuatan itu hanyalah milik Allah semuanya dan Allah maha keras siksaan-Nya”. QS:Al-baqarah:165
Penjelasan ayat
Dalam ayat yang mulia ini Allah subhanahu wata’ala mengabarkan kepada kita bahwa ada sebagian manusia yang menjadikan berhala (sebagai tandingan Allah subhanahu wata’ala) mereka mencintai-Nya sebagaimana mencintai Allah subhanahu wata’ala, kemudian Allah subhanahu wata’ala menjelaskan bahwa cinta orang-orang mukmin kepada-Nya jauh lebih besar dari pada cinta orang-orang musyrik kepada-Nya, karena cinta orang-orang mukmin itu murni hanya untuk Allah subhanahu wata’ala sementara cinta orang-orang musyrik terbagi (dua) antara cintanya kepada Allah subhanahu wata’ala dan cinta mereka kepada berhala.
Dan orang yang cintanya itu murni hanya untuk Allah subhanahu wata’ala maka cintanya itu lebih kuat dari pada orang-orang yang cintanya terbagi, kemudan Allah subhanahu wata’ala mengancam orang-orang musyrik dan menjelaskan kepada mereka bahwa ketika mereka melihat sendiri azab Allah subhanahu wata’ala pada hari kiamat kelak mereka akan berangan-angan, seandainya mereka dahulu ketika di dunia tidak menyekutukan Allah subhanahu wata’ala dalam mahabbah (cinta) atau dalam (masalah) yang lain. dan kelak mereka benar-benar akan mengetahui dengan ilmul yaqin bahwa semua kekuatan hanyalah milik Allah subhanahu wata’ala dan Allah subhanahu wata’ala adalah Zat yang maha berat siksaan-Nya.
Mutiara Ayat
- Cinta adalah salah satu bentuk ibadah.
- Penetapan bahwa orang-orang musyrik adalah mencintai Allah subhanahu wata’ala akan tetapi cinta mereka tidak akan berguna karena cintanya di sertai dengan kesyirikan.
- Tidak ada iman bagi orang yang menyekutukan Allah subhanahu wata’ala dalam mahabbah (cinta).
- Penetapan sifat kekuatan bagi Allah subhanahu wata’ala dan kesempurnaan sifat itu bagi-Nya
وفي الصحيحين عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ((من قال لا إله إلا الله وكفر بما يعبد من دون الله حرم ماله و دمه وحسابه على الله عز وجل)).
Dalam kitab shohihain dari nabi shollallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dan mengingkari sesembahan selain Allah maka haram harta dan darahnya dan hisabnya adalah disisi Allah.
Penjelasan hadis
Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis ini mngabarkan bahwa orang yang bersyahadat laa ilaaha illallah dan mengingkari dengan hatinya semua sesembahan selain Allah subhanahu wata’ala, maka haram bagi orang mukmin yang lain mengambil hartanya kecuali apa yang telah di wajibkan oleh syariat islam seperti zakat, dan haram menumpahkan darahnya kecuali apa yang telah di tentukan syariat islam seperti zina setelah menikah, kafir setelah beriman ataupun qishos karena membunuh orang lain tanpa hak. Dan hisab masalah hatinya di serahkan kepada Allah subhanahu wata’ala pada hari kiamat, jika ucapannya itu jujur (benar) maka Allah subhanahu wata’ala mengganjarnya dengan pahala akan tetapi jika ucapannya itu dusta dan munafik maka Allah subhanahu wata’ala akan mengazabnya.
Mutiara Hadis
- Keutamaan syariat islam karena melindungi darah dan harta pemeluknya.
- Wajib menahan (menjaga harta darah dan kehormatan) orang kafir apabila telah masuk islam walaupun di medan perang.
- Orang yang telah mengucapkan kalimat laa ilaha illallah terkadang tidak di kafirkan karena menyembah selain Allah subhanahu wata’ala.
- Syarat iman adalah mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dan mengingkari (kufur) kepada sesembahan selain Allah subhanahu wata’ala.
- Hukum seseorang di dunia ini (kafir atau muslim) di lihat dari lahirnya.
- Haram mengambil harta seorang muslim kecuali apa yang telah di tetapkan syari’at ini seperti, zakat atau denda karena telah merugikan orang lain.
Hubungan ayat dengan bab
Hadis ini menjelaskan bahwa makna tauhid dan tafsir syahadat laa ilaaha illallah tidak akan sempurna kecuali jika mengingkari semua sesembahan selain Allah subhanahu wata’ala.
Abu Layla Turahmin
Diterjemahkan dari Kitab Al-Jadid Syarah Kitab Tauhid