Semangat Para Salaf dalam Menuntut Ilmu

156 Pembaca

Fawaid Ta’lim.
Masjid Pesantren ICBB
Senin 06 maret 2023, 18.26.

Semangat Salaf dalam Menuntut Ilmu

Semoga Allah mengokohkan kita di atas kebenaran dan menjaga kita dari fitnah, baik fitnah lahir maupun batin

Ibadah dan ketaatan yang paling mulia yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala adalah menuntut ilmu yang bermanfaat (baca: Ilmu syar’i).

Allah subhanahu wa ta’ala akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu, derajat orang-orang yang berilmu lebih tinggi dan tidak ada yang mengetahui tingginya derajat itu selain Allah subhanahu wa ta ‘ala.

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ . المجادلة: 11

Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu derajat yang sangat tinggi”. QS: Al-Mujadilah; 11.

Dalil keagungan ilmu adalah ayat-ayat yg pertama yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala berkaitan dengan perintah ilmu.

Allah subhanahu wa ta’ala tidak memerintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta tambahan sesuatu selain tambahan ilmu.

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا طه: 114

“ًYa, Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu. (QS: Thoha: 114).

Orang-orang yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة

“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”

Keutamaan-keutamaan ilmu yang demikian tinggi itulah yang mendorong para sahabat dan tabi’in untuk menuntut ilmu. Bahkan ada salah seorang diantara mereka yang rela melakukan perjalanan sebulan hanya untuk mencari satu hadis saja.

Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat beliau terus menggali ilmu dari para sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, bahkan ada yang sampai berkomentar: “wahai ibnu abbas, Apakah engaku mengira umat ini akan membutuhkanmu padahal masih ada Abu Bakr Umar dan sahabat-sahabat yang lain”.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu rela tidur menunggu di depan rumah salah seorang sahabat untuk menuntut ilmu darinya.

Akhirnya ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu diangkat derajatnya menjadi turjumatul qur’an.

Umar bin Khothob radhiyallahu ‘anhu sampai berkata: “Inilah anak muda yang dewasa yang memiliki lisan untuk bertanya dan akal untuk berfikir.”

Para salaf sangat memahami keutamaan ilmu dan tingkatannya di sisi Allah, oleh karena itu merekapun mengorbankan semua miliknya untuk menuntut ilmu.

Dahulu sampai ada seorang penuntut ilmu yang rela menunda makan ikan yang sangat diinginkan demi menuntut ilmu sampai akhirnya ikan tersebut rusak (bca,busuk) dan tidak bisa dimakan.

Semangat menuntut ilmu tidak dimiliki semua orang tapi hanya dimiliki oleh orang-orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala baginya.

Bergembiralah orang-orang yang senang menghadiri majelis ilmu, karena itu adalah tanda bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menginginkan kebaikan baginya.

Dahulu di syam ada seorang anak di syam yang bernama hisam memiliki semangat luar biasa untuk menuntut ilmu, kemudian ayahnya meminta pendapat kepada orang lain tentang apa yang sebaiknya dilakukan untuk anaknya ini lalu ada yang menyarankan supaya anak itu dibawa ke madinah kota Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, supaya belajar kepada Imam Malik bin Anas rahimahullahu ta’ala, tapi ada kendala yaitu anaknya masih sangat kecil dan ia orang miskin, akhirnya iapun memutuskan untuk mengirim anaknya tersebut kepada Imam Malik rahiyallahu ‘anhu dengan menjual rumahnya untuk bekal anaknya menuntut ilmu, ia rela mengontrak rumah dan hasil penjualan rumahnya digunakan untuk biaya belajar anaknya yaitu Hisyam.

Dan akhirnya anak tersebut pergi ke kota madinah, ayah dan ibunyapun merasa sangat sedih karena berpisah dengan anaknya itu, akhirnya anak itu tiba di Madinah dan menyewa sebuah kamar yang dekat dengan masjid Nabawi, anak itu lalu membersihkan diri dan memakai pakaian terbaiknya lalu pergi ke majelis Imam Malik.

Ternyata yang hadir di majelis tersebut adalah para kibar ulama, lalu hisyam ikut bersama ulama-ulama tersebut menuntut ilmu bersama mereka.

Imam Malik duduk di majelisnya dengan duduk yang sangat terhormat dan beliau berpakaian seperti pakain raja, bahkan di majelisnya beliau lebih mulia daripada seorang raja.

Metode mengajar Imam Malik adalah murid-muridnya membaca dan ia mendengarnya.

Tapi ketika tiba giliran membaca pada Hisyam, ia meminta kepada Imam Malik supaya beliau yang membacakan hadisnya untuknya karena meriwayatkan hadis dengan mendengar langsung dari gurunya itu lebih tinggi daripada membacakan hadis kepada gurunya, tetapi imam Malik tidak bersedia membacakan hadis untuknya, anak itu tetap bersikeras meminta supaya Imam Malik membacakan hadisnya sampai akhirnya Imam Malikpun marah dan menyuruhnya keluar dari masjid lalu menghukumnya dengan hukum cambuk dengan rotan sebanyak sepuluh kali.

Guru ibaratnya seperti orang tua bagi murid-muridnya.

setelah dicambuk anak itupun menangis lalu ditanya oleh Imam Malik kenapa menangis?

Lalu anak itu menceritakan bahwa ia menangis karena teringat ayahnya telah menjual rumahnya demi mengirimnya ke madinah belajar ilmu kepada Imam Malik.

Akhirnya hati Imam Malikpun luluh hatinya dan meminta maaf kepada anak tersebut dan mengharap supaya memaafkannya karena Imam Malik takut kelak di akhirat akan dibalas perbuatannya itu, tapi anak itu tidak mau memaafkannya kecuali dengan syarat, akhirnya Imam Malikpun sepakat menerima syarat yang diminta anak tersebut dan syaratnya adalah setiap satu pukulan diganti dengan satu hadis yang dibacakan oleh Imam Malik, lalu Imam Malik membacakan satu hadis kepada anak tersebut sebagai ganti dari satu cambukan tersebut, yang berarti sepuluh kali cambukan balasannya adalah sepuluh hadis.

Akhirnya Imam Malik merubah metode mengajarnya dengan cara membacakan hadis-hadisnya kepada murid-muridnya.

Hisyam (Hisyam Ibnu Ammar) tersebut adalah salah satu gurunya Imam Al-Bukhori.

Ilmu memiliki kedudukan yang sangat agung dan kita menuntut ilmu untuk meraih keutamaan tersebut dan untuk menghilangkan kebodohan, dan supaya keluar dari barisan orang-orang jahil ke barisan orang-orang alim.

Menuntut ilmu untuk mengangkat kebodohan ilmu syar’i.

Zaman sekarang sangat aneh karena ilmu dunia lebih hebat daripada ilmu agama.

Sangat miris karena pada zaman sekarang banyak orang-orang yang bersyahadat tapi ia masih minta kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala dan masih mendatangi para dukun.

Semangtlah menuntul ilmu yang bermanfaat.

Dan ketahuilah bahwa ilmu tidak akan bermanfaat bagi orang yang menuntutnya kecuali jika ia menghiasai diri dengan hiasan ilmu tersebut.

Seseorang tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat kecuali jika ia berhias dengan akhlak mulia.

Adab-adab menuntut ilmu

1. Ikhlas hanya karena Allah subhanahu wa ta’ala dalam menuntut ilmu,

Jangan sampai menuntut ilmu hanya untuk tujuan dunia, Allah berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ. البينة: 5

“Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. QS: Al-Bayyinah: 5.

Amalan yang dikerjakan tanpa ikhlas akan sia-sia seperti debu di batu yang tersiram air hujan.

Abu hurairoh radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ada tiga orang yang pertama yang diakhirat akan diazab dengan api neraka, salah satunya adalah orang yang belajar ilmu dan mengajarkannya atau orang mempelajari al-qur’an dan mengajarkannya bukan karena Allah subahanahu wa ta’ala tapi karena riya’ dan summ’ah.

Jangan sampai menuntut ilmu supaya disebut sebagai ulama karena kalau niatnya seperti itu di akherat kelak akan di azab di neraka jahannam.

Cara supaya ikhlas dalam menuntut ilmu

1. Muroqobatullah

Yaitu selalu merasa diawasi dan dipantau oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Muroqobah adalah beribadah kepada Allah subahanahu wa ta’ala seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika kamu tidak bisa melihatnya maka Allah subhanahu wa ta’ala melihatmu.

2. Mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.

Ilmu bukan untuk hiasan tapi untuk diamalkan, oleh karena itu para sahabat tidaklah melanjutkan sepuluh ayat yang telah dipelajari kecuali setelah mereka mepahami dan mengamalkannya.

Penuntut ilmu tidak boleh menghafal al-qur’an dan hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tapi perbuatannya menyelisihi ilmu yang dimilikinya,

Penuntut ilmu hendaknya selalu menghiasai diri dengan akhlak yang baik karena tidak mungkin berkumpul al-qur’an dan hadis Nabi dalam diri orang yang berakhlak buruk.

Apa yang menyebabkan manusia tundukkepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Yang menyebabkannya adalah sifat lemah lembut,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ. آل عمران : 159

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, seandainya kamu bersikap kasr lagi keras hati, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, kaena itu maafkanlah mereka, mohonkan ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. QS: Ali Imron: 159.

Tapi sayangnya umat islam saat ini jauh dari akhlak mulia.

3. Menjauhi perkara yang bisa membinasakan diri

Yaitu dengan cara meluruskan dan membersihkan hati,

ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله

“Ketahuilah bahwasannya di dalam jasad ini ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka akan baiklah semua jasad itu.

sebab-sebab ujub adalah terlena dengan pujian orang lain, pengaruh buruk ujub adalah akan mengantarkan kepada kesombongan dan kesombongan bisa menyebabkan hasad.

4. Selalu membekali ilmu seumur hidup.

Karena umur itu sangat pendek dan ilmu adalah seperti lautan yang tak bertepi, maka semangatlah menuntut ilmu sebelum terlambat.

5. Mengikat ilmu dengan baik yaitu dengan cara menulis ilmu tersebut,

Semangatlah menulis ilmu, muroja’ah (mengulang-ulang ilmu) sendiri maupun muroja’ah dengan temannya.

Semangatlah wahai penuntut ilmu untuk selalu bersatu di atas kebenaran hindari perpecahan, berpegang teguhlah dengan tali Allah karena wasiat Allah supaya supaya jangan berpecah belah..

واعتصموا بحبل الله ولا تفرقوا. آل عمران: 103

“Berpegang teguhlah kamu dengan tali Allah dan jangan berpecah belah. QS: ALi Imron: 105.

Solusi menyatukan umat Islam yaitu:

  1. Berpegang teguh dengan hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi w asallam yaitu jalan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat-sahabatnya dan hindari firqoh-firqoh yang ada.
  2. Hindari bergabung dengan firqoh-firqoh yang ada, tapi bersatulah di atas manhaj salaf. Allah subhanahu wa ta’ala telah memuliakan kita dengan Islam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’in, tabi’in dan tabi’ut tabi’in rahimahumullah bangga dengan nama Islam ini.
  3. Tetaplah berpegang teguh dengan manhaj para ulama salaf dalam menuntut ilmu dan dalam beramal.

Abu Layla Turahmin.

Semoga jadi aml sholih dan bermanfaat di dunia dan akhirat kelak.

Tinggalkan komentar