SEDEKAH YANG DITERIMA ALLAH SUBHNAHU WA TA’ALA

27 Pembaca

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومِنْ َسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

قال الله تعالى في القرآم الكريم

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٍ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ

‘ibadallah… jama’ah jum’at rohimani wa rohimakumulahu jami’an…

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan kenikmatan-kenikmatan-Nya kepada kita semua, terutama nikmat iman dan nikmat Islam, dua buah nikmat yang sangat agung yang dianugerahkan Allah kepada kita semua, dua nikmat yang tidak diberikan kecuali hanya kepada orang-orang yang dicintai-Nya.

Oleh karena itu marilah kita benar-benar bersyukur kepada Allah dan kita jaga nikmat tersebut dengan sebaik-baiknya, dua buah nikmat yang terbesar yang tidak boleh ditukar dengan apa pun sampai kita menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Jama’ah jum’at rohimani wa rohimakumullahu jami’an…

Pada kesempatan kutbah jum’at ini saya selaku khatib ingin mengingatkan kepada diri saya sendiri dan kepada jamaah sekalian agar senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Taala, Allah berfirman:

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

Artinya: Berbekallah kalian semua (dengan bekal takwa) karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan. (QS: Al-Baqoroh:197).

Kemudian shalawat dan salam kita panjatkan kepada baginda nabi kita, Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah jami’an…

Pada kesempatan khutbah Jumat siang ini khatib akan menyampaikan pembahasan tentang infak/sedekah yang diterima Allah subhanahu wa ta’ala, masalah ini merupakan masalah yang sangat penting untuk kita perhatikan dengan baik agar jangan sampai infak/sedekah yang kita keluarkan sia-sia dan tidak ada nilainya di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, yang pertama dan yang paling utama tentu infak/sedekah yang kita keluarkan harus didasari niat ikhlas hanya karena Allah subhanahu wa ta’ala semata bukan karena yang lain, sebab ikhlas merupakan syarat diterimanya ibadah tersebut dan yang kedua infak/sedekah tersebut harus dilakukan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, kedua perkara ini harus dilakukan seiring sejalan, tidak boleh hanya dilakukan salah satunya karena jika hanya dilakukan salah satunya infak/sedekah tersebut tidak akan diterima.

Berkenaan dengan masalah yang kedua yaitu wajibnya mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam atau dalam istilah lain disebut ittiba’ kepada beliau, di sana ada hadis yang menjelaskan bahwa Allah adalah Zat yang Maha Baik dan tidakakan menerima kecuali sesuatu yang baik, yang lafadz hadis tersebut berbunyi,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: (إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً) (المؤمنون: الآية 51) ، وَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) (البقرة: الآية 172)،ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’ala anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah adalah Zat yang Maha Baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik, sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkan kepada para Rasul, Allah berfirman, ‘Wahai para rasul makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih.’ QS: Al-Mukminun: 51, dan berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman makanlah kalian dari rizki yang baik-baik yang telah Aku rizkikan kepada kalian.’ QS: Albaqarah: 172. kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki yang telah melakukan perjalanan jauh dalam keadaan kusut dan kotor lalu dia menegadahkan kedua tangannya ke langit. seraya berdoa, Wahai Tuhanku, Wahai Tuhanku.’ sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haran dan kenyang dengan sesuatu yang haram. lalu bagaimana doanya akan dikabulkan?” HR: Muslim.

Coba perhatikan dengan seksama hadis ini!

hadis ini menunjukkan betapa pentingnya seseorang memperhatikan tentang harta yang dimilikinya dari mana di mendapatkannya, apakah dia mendapatkannya dengan cara yang halal ataukah dengan cara yang haram. ketika seseorang melihat bahwa dirinya mendapatkan rizki dengan cara yang halal maka dia merupakan orang yang sangat beruntung, namun jika sebaliknya maka dia termasuk orang-orang yang merugi.

Betapa tidak….? dalam hadis itu disebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala hanya berkenan menerima dari sesuatu yang baik dan halal, Allah tidak menerima dari sesuatu yang haram.

Ketika seseorang memperoleh harta dengan cara yang halal, kemudian harta tersebut diinfakkan untuk istri, anak, keluarga karib-kerabat dan sebagian disedekahkan kepada orang lain ikhlas karena Allah semata maka infak dan sedekah tersebut akan diterima dan akan diberi ganjaran pahala yang sangat besar di sisi-Nya.

Atau harta tersebut digunakan untuk membangun masjid, sekolahan, jalan, saluran air atau wakaf-wakaf yang lainnya dia akan mendapat pahala yang sangat luar biasa dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Namun sebaliknya, jika harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram infak dan sedekah yang dia keluarkan dari harta itu tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala, karena Allah adalah Zat yang Maha Baik dan hanya menerima sesuatu yang baik saja.

Ketika seseorang mendapatkan harta dengan cara yang haram maka dia akan mendapatkan dampak buruk dari harta tersebut, di antara dampak buruknya adalah infak atau sedekah yang dikeluarkan dari harta tersebut tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala, kemudian yang kedua doa-doa yang dipanjatkan tidak akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala meskipun orang tersebut dalam keadaan yang seharusnya doanya makbul namun karena harta yang diperolehnya diperoleh dengan cara yang haram akhirnya Allah pun enggan mengabulkan doanya itu.

Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis di atas ada seorang laki-laki yang telah melakukan perjalanan yang jauh hingga dirinya kusut dan kotor kemudian berdoa kepada-Nya namun doanya itu tidak dikabulkan karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan,”Lalu bagaimana mungkin doanya itu dikabulkan?”

Ini merupakan hukuman dari ALlah subhanahu wa ta’ala bagi orang tersebut, sekaligus untuk mengingatkan kita semua agar berusaha dengan sungguh-sungguh mencari harta dengan cara yang halal dan jangan sampai mencari harta dengan cara yang haram yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi kita.

Karena dengan cara apapun kita mencari harta, baik dengan cara yang halal ataupun dengan cara yang haram, harta yang kita peroleh tidak akan melebihi taqdir berapa jumlah harta yang telah ditentukan Allah subhanahu wa ta’ala untuk kita. sehingga kita harus berfikir cardas dengan cara mencari harta dengan cara yang halal.

Selain itu setia harta yang kita peroleh akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah kelak. darimana harta itu di dapatkan dan kemana harta itu diinfakkan/digunakan.

jika kita memperoleh harta tersebut dengan cara yang halal dan mampu menggunakannya di jalan yang benar maka kita akan dapat mempertanggung jawabkannya di sisi Allah subahanu wa ta’ala.

Semoga kita semua dijadikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala menjadi orang-orang yang mampu mencari harta dengan cara yang halal dan mampu menggunakannya di jalan yang benar.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم

أقول قولي هذا أستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن

Ma’asyirol Muslimin Rahimani wa Rahimakumullahu Jami’an

Pada khutbah kedua ini khatib mengingatkan kembali kepada diri khatib pribadi dan kepada jama’ah Jumat sekalian agar benar-benar memperhatikan dan mengusahakan dengan baik agar harta yang kita peroleh benar-benar kita peroleh dengan cara yang halal, supaya infak/sedekah yang kita keluarkan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan diberi pahala yang besar, serta supaya kelak kita dapat mempertanggung jawabkannya di sisi-Nya. Amin.

Demikian khutbah singkat yang dapat khatib sampaikan pada khutbah siang hari jumat ini semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga menjadi pemberat timbangan kebaikan kita di akhirat kelak, jika ada kekurangan atau kesalahannya khatib mohon maaf yang sebesar-besarnya semoga dimaafkan dan diampuni oleh-n-Nya, dan jika ada benarnya semoga dapat kita laksanakan bersama-sama.

Marilah kita bershalawat atas Nabi kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنِ

Masjid Baitun Nasihin

Abu Layla Turahmin, M.H.

Jamilurrahman, Jumat, 14 Februari 2025, jam 10.53.

Tinggalkan komentar