الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ (الأنعام:82)
Artinya:” Orang-orang yang beriman* dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk“. Qs:Al-An’am: 82
Penjelasan ayat
Allah subhanahu wata’ala (dalam ayat ini) mengabarkan bahwa orang yang mentauhidkan-Nya dan tidak mencampuradukkan tauhidnya itu dengan kesyirikan maka Allah subhanahu wata’ala menjanjikan baginya keselamatan dari masuk ke dalam api neraka di akhirat kelak dan Ia akan menunjukkan jalan yang lurus di dunia ini.
Mutiara hadis
- Iman tidak akan sah jika di campur dengan kesyirikan.
- Syirik di sebut juga kedzoliman.
- Orang yang tidak mencampur keimanannya dengan kesyirikan ia akan aman dari azab api neraka.
Hubungan ayat dengan tauhid
Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan bertauhid dan telah bertaubat dari dosa-dosa besar maka ia akan selamat dari azab (api neraka) sedangkan orang yang bertauhid dan terus menerus melakukan dosa besar sampai meninggal dunia dan tidak sempat bertaubat maka ia akan selamat dari kekal di dalam neraka.
*Iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan amalan dengan anggota badan, iman akan bertambah dengan sebab ketaatan dan akan berkurang dengan sebab kemaksiatan.
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رضي الله عنه ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” مَنْ شَهِدَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ : وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ، وَ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ على ما كان من العمل)). أخرجاه
Artinya: Dari ubadah bin shomit rodhiyallahu ‘anhu berkata: Rosulullah shollalllahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (Tuhan) yang hak selain Allah saja tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwasannya muhammad adalah hamba dan utusan-Nya; (bersaksi) bahwa isa adalah hamba dan utusan Allah dan kalimat yang di letakkan pada maryam dan beliau (termasuk) ruh dari Allah, dan (bersaksi) bahwa surga itu benar adanya dan neraka itu benar adanya maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga bagaimanapun amalan yang ia lakukan”. HR: bukhori dan Muslim.
Penjelasan hadis
Hadis ini mengabarkan kepada kita bahwa orang yang mengucapkan kalimat tauhid, mengetahui maknanya dan mengamalkan konsekwensinya dan bersaksi bahwa muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan rosul-Nya dan mengakui bahwa isa ‘alaihi ssalam adalah hamba dan rosul-Nya, beliau di ciptakan dengan kalimat “kun” dengan perantara maryam dan berlepas diri dari apa yang di nisbatkan yahudi musuh (islam) terhadap maryam (sebagai pezina), berkeyakinan bahwa surga itu di tetapkan bagi orang-orang mukmin dan neraka di tetapkan bagi orang-orang kafir, lalu ia mati dalam keadaan berkeyakinan seperti itu maka ia akan di masukkan kedalam surga bagaimanapun amalannya.
Mutiara hadis
- Syahadatain (dua kalimat syahadat) adalah landasan dienul islam.
- dua kalimat syahadat tidak akan bermanfaat kecuali bagi orang yang mengetahui maknanya dan mengamalkan konsekwensinya.
- Allah menggabungkan kedudukan nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai hamba dan rosul adalah merupakan bantahan bagi orang yang berlebih-lebihan terhadap beliau dan orang yang merendahkannya.
- Penetapan nabi isa ‘alaihissalam sebagai hamba Allah subhanahu wa ta’ala adalah merupakan bantahan bagi orang-orang nasrani yang menganggap nabi isa adalan Tuhan.
- Penetapan sifat kalam bagi Allah subhanahu wa ta’ala.
- Nabi isa ‘alaihissalam di ciptakan melalui maryam dengan kalimat ‘kun” tanpa bapak, hal ini merupakan bantahan bagi orang-orang yahudi yang menuduh maryam ibunda nabi isa telah berzina.
- Penetapan adanya hari kebangkitan.
- Penetapan adanya surga dan neraka.
- Pelaku maksiat dari orang-orang mukmin tidak akan kekal di neraka.
Hubungan hadis dengan bab
Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang meninggal dunia dalam keadaan bertauhid maka ia akan masuk surga bagaimanapun amalannya.
“فإن الله قد حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله” رواه البخاري و مسلم
Artinya:” Sesungguhnya Allah mengharamkan api neraka bagi orang yang mengucapkan “tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah” dan ia mengucapkan kalimat itu karena mengharap wajah Allah. HR: bukhori dan muslim.
Penjelasan hadis
Hadis ini mengabarkan kepada kita bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan menyelamatkan orang-orang yang mentauhidkan-Nya dan mengamalkan konsekwensinya dari api neraka, dan tujuannya itu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala bukan karena riya’ dan sum’ah.
Mutiara hadis
- Orang yang memurnikan tauhid kepada Allah subahanahu wa ta’ala tidak akan masuk neraka.
- Ucapan dan amalan (sholih) tidak akan benar kecuali jika niatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
- Penetapan sifat wajah bagi Allah.
Hubungan hadis dengan bab
Hadis ini menunjukkan bahwa barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan memurnikan tauhidnya kepada Allah subahanahu wa ta’ala maka ia akan selamat dari api neraka.
و عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ((قال موسى يا رب علمني شيئا أذكرك و أدعوك به قال : قل يا موسى لا إله إلى الله قال: يا رب كل عبادك يقولون هذا قال : يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري ، والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة مالت بهن لا إله إلا الله)). رواه بن حبان والحاكم و صححه
Artinya: dari abu sa’id al khudri rodhiyallahu ‘anhu dari rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: musa berkata kepada Robbnya:” Wahai Robbku ajarkanlah kepadaku sesuatu yang bisa aku jadikan sebagia dzikir dan sarana untuk berdoa kepada-Mu”. Dia berfirman:”katakanlah wahai musa ‘laa ilaaha illallah’!”, musa menjawab:”Wahai Robbku semua orang mengucapkan (kalimat) ini”. Dia berfirman:”Wahai musa seandainya langit yang tujuh lapis beserta penghuninya selain Aku dan bumi yang tujuh lapis di letakkan dalam satu daun timbangan dan kalimat laa ilaaha illallah di letakkan dalam daun timbangan yang satunya maka kalimat itu akan lebih berat”. HR: Ibnu Hibban dan Hakim dan beliau menshohihkannya.
Penjelasan hadis
Nabi kita muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa utusan Allah yaitu nabi isa ‘alaihissalam meminta kepada Allah subhanahu wata’ala amalan ibadah khusus untuknya supaya ia bisa memuji dan bertawasul kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menggunakan amalan itu jika ia berdoa (kepada-Nya) lalu Allah memberi petunjuk kepadanya kalimatul ikhlas yaitu kalimat “laa ilaaha illallah”. kemudian ketika nabi musa meminta kepada Allah (amalan) selain kalimat itu karena kalimat itu telah tersebar di antara manusia. Maka Allah mengabarkan kepadanya seandainya kalimat zikir ini jika di letakkan pada satu daun timbangan kemudian langit yang tujuh beserta penghuninya selain Allah dan bumi yang tujuh dengan kebesarannya di letakkan pada daun timbangan yang lainnya maka kalimat laa ilaaha illallah akan lebih berat, karena kalimat itu adalah pondasi bagi semua agama dan millah.
Mutiara hadis
- Boleh bagi seseorang meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala sesuatu yang khusus untuk dirinya saja.
- Para rosul ‘alaihimussalam tidak mengetahui sesuatu kecuali apa yang telah di ajarkan Allah kepadanya.
- Penetapan sifat berkata bagi Allah subhanahu wata’ala.
- Penetapan bahwa langit itu ada penghuninya.
- Penetapan bahwa bumi terdiri dari tujuh lapis seperti halnya langit.
- Penetapan tingkatan-tingkatan amalan.
- Penjelasan keagungan dan keutamaan kalimat laa ilaaha illallahu.
Hubungan hadis dengan bab
Hadis ini menjelaskan bahwa kalimat tauhid laa ilaaha illallah adalah zikir yangpaling utama dan paling berat timbangannya.
و للترميدي عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ يَقُولُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: ” ، يَا ابْنَ آَدَمَ لَو أَتَيْتَنِيْ بِقِرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِيْ لاَتُشْرِك بِيْ شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ بِقِرَابِهَا مَغفِرَةً “. رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ
Hadis riwayat imam tirmidzi dari anas bin malik rodhiyallahu ‘anhu berkata:’ aku mendengar rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda’: Allah berfirman:”Wahai anak adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan (dosa) sepenuh bumi kemudian engkau menjumpai-Ku (mati dalam keadaan) tidak mensekutukan-ku dengan sesuatupun, maka Aku akan mendatangi kamu dengan membawa ampunan sepenuh itu (juga). HR: Tirmidzi
Penjelasan hadis
Dalam hadis qudsi ini Allah subahanahu wa ta’ala mengabarkan kepada kita, barangsiapa meninggal dunia dan tauhidnya kepada Allah subahanahu wa ta’ala itu bersih dari semua jenis kesyirikan, maka Allah akan mengganti keburukannya dengan kebaikan-kebaikan, walaupun dosanya itu sepenuh bumi atau hampir sepenuh bumi.
Mutiara hadis qudsi
- Penetapan sifat berbicara bagi Allah subhanahu wata’ala.
- Penjelasan luasnya rahmat dan karunia Allah subhanahu wata’ala.
- Meninggal dunia dalam keadaan murni tauhidnya adalah syarat untuk mendapatkan ampunan dosa. Dalam masalah ini ada rinciannya yaitu:
- Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik akbar ia pasti masuk neraka.
- Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan bersih dari syirik akbar dan syirik ashghor ia pasti masuk surga.
- Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan bersih dari syirik akbar akan tetapi ternoda dengan sedikit syirik ashghor dan kebaikannya lebih berat daripada kejelekannyamaka ia akan masuk surga.
- Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan bersih dari syirik akbar akan tetapi ternoda dengan syirik ashghor dan kejelekannya lebih berat daripada kebaikannya maka ia akan masuk neraka akan dan kekal di dalamnya.
Hubungan hadis dengan bab
Hadis ini menjelaskan bahwa barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan bersih dari segala jenis kesyirikan maka ia akan masuk surga walaupun dosanya sepenuh bumi.
Diterjemahkan dari Kitab Al-Jadid Syarah Kitab Tauhid.
Abu Layla Turahmin.