Keistimewaan Sahabat

26 Pembaca

Pemateri: Dr. Abdullah Mubarak Bawadi

Fawaid Ta’lim

Sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam yangvpaling mulia adalah Abu Bakar, kemudian Umar bin Khathab, lalu Usman bin Affan selanjutnya Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhum, berdasarkan hadis mutawatir, riwayat dari Ali bin Abi Thalib sendiri ketika di Kufah di atas mimbar.

Penetapan tersebut juga ditetapkan berdasarkan Ijma’ sahabat, bahkan Ibnu Umar radhiyallahu anhu menyampaikan bahwa ketika para sahabat membahas masalah tersebut Nabi shallallahu alaihi wa sallam mentaqrir (menyetujui)nya.

Kelompok yang berpendapat bahwa Ali bin Abi Thahlib lebih utama daripada Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhum adalah kelompok syi’ah ekstrim.

Yang dimaksud syaikhani dari kalangan para sahabat adalah Abu Bakar dan Umar bin Khathab radhiyallahu anhuma.

Abu Bakar radhiyallahu anhu pernah ditunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk menggantikan beliau menjadi imam shalat dan hal ini sebagai isyarat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam atas kepemimpinan Abu Bakar radhiyallahu anhu setelah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Tidak ada satupun sahabat yang melebihi keutamaan Abu Bajar radhiyallahu anhu.

Sedangkan dalam masalah siapa yang lebih utama antara Usman bin Affan dan Ali radhiyalahu Anhu terdapat khilaf di kalangan ulama.

Mutsallitsun adalah menjadikan urutan sahabat paling utama secara berurutan adalah Abu Bakar,, Umar kemudian Usman,

Murabbi’un adalah urutan keutamaan sahabat yang empat secara berurutan yaitu Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali radhiyalahuanhum ajma’in.

Urutan tersebut berdasarkan urutan sebagai khilafah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan ada tiga pendapat: dalam masalah siapakah yang lebih utama antara Usman bin Afwan radhiyallahu anhuma.

Usman lebih utama dari Ali bin Abu Thalib setelah Abu Bakar dan Usman radhiyalahu anhuma.

Ali bin Abi Thalib lebih utama daripada Usman bin Afwan radhiyallahu anhuma, ini pendapat Abu Hanifah namun akhirnya beliau ruju’ dari pendapatnya itu, demikian juga dengan Suyan Ats-Tsauri berpendapat seperti itu namun kemudian beliau juga ruju’ dari pendapatnya.

Tawaquf yaitu tidak menetapkan mana yang lebih utama antara Usman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib radhiyallahu anhuma.

Usman bin Afwan lebih utama daripada Ali bin Abu Thalib karena para sahabat dari Muhajirin dan Anshar sepakat dengan kekhalifahannya.

Abu Yusuf as-sijustani berpendapat bahwa orang yang berpendapat bahwa Ali bin Abu Thalib lebih utama daripada Usman bin Affan berarti dia secara tidak langsung telah menuduh buruk terhadap para sahabat dari Muhajirin dan Anshar radhiyallahu anhuma ajma’in.

Bahkan seluruh sahabat sepakat atas kekhalifahan Usman Bin Afwan radhiyallahu anhu hal ini menunjukkan bahwa Usman bin Affan radhiyallahu anhu lebih utama dari Ali bin Abu Thalib.

Masalah perbedaan pendapat mana yang lebih utama antara Usman dan Ali radhiyallahu anhuma itu bukan masalah Ushul itu hanyalah masalah furu’ yang tidak mempengaruhi keislaman seseorang dan tidak menjadikan orang tersebut sesat atau menjadi mubtadi’, berbeda dengan orang yang mendahulukan Ali bin Abi Thalib daripada Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhum.

Orang yang berpendapat bahwa Ali bin Abu Thalib lebih utama daripada Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhum lebih sesat daripada keledai.

Orang yang mencela kekhalifahan Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhuma berarti orang itu telah sesat dan termasuk mubtadi’.

Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu banyak terjadi perselisihan.

Hasan bin Ali bin Abi Thalib hanya menjadi khalifah selama enam bulan dan beliau adalah orang yang sangat alim, kemudian beliau menyerahkan tampuk kekuasaannya kepada Muawiyah bin Abu Sofyan radhilalahu anhu.

Turahmin, BA, S.Pd, M.H.

Masid Jamilurrahman, Bantul DIY, 30 Oktober 2025. 18.57.

Tinggalkan komentar