Fawaid Akidah Washitiyah

95 Pembaca

Pemateri Dr. Abdullah Bawadi

Fawaid Ta’lim

Hisab di hari kiamat ada dua:

Pertama: Hisab yang mudah yaitu Yaumul ‘ardhu pada hari itu amalan dipaparkan kepada manusia tanpa ada pertanyaan apapun dari Allah subhanahu wa ta’ala bagi siapa saja yang dikehendaki.

Dosa-dosa orang tersebut diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Ya Allah jadikanlah hamba-Mu ini mendapat hisab yang mudah di akhirat kelak.

Kedua: Hisab yang sulit yaitu hisab dengan pertanyaan-pertanyaan dari Allah subhanahu wa ta’ala terhadap semua perbuatan yang dilakukan manusia yang dikehendakinya, dan orang yang dihisab dengan adanya pertanyaan-pertanyaan itu maka dia akan mendapat azab di akhirat.

Kelak di akhirat amalan kebaikan yang akan ditimbang oleh Allah subhanahu wa ta’ala hanyalah amalan orang-orang mukmin, bagi orang mukmin yang kebaikannya lebih berat daripada keburukannya maka dia akan mendapat keberuntungan.

Amalan orang kafir tidak akan ditimbang oleh Allah subhanahu wa ta’ala disebabkan kekafirannya dan semua amalannya dianggap buruk tidak ada yang baik, setelah itu mereka akan dilemparkan ke dalam neraka jahanam.

Amalan baik/amal shalih orang kafir langsung dibalas oleh Allah subhanahu wa ta’ala di dunia ini dan diakhirat tidak ada balasannya sama sekali.

Allah subhanallah wa ta’ala tidak akan menerima amalan kebaikan apapun dari orang kafir disebabkan karena kekafirannya.

Orang kafir tidak akan dihisab di akhirat kelak karena semua perbuatannya tidak berarti di sisi Allah subhanahu wa ta’ala meskipun amalan itu amalan baik.

Haudh adalah telaga di akhirat khusus milik Nabi shallallahu alaihi wa salam, haudh yang khusus milik Nabi shallallahu alaihi wa salam adalah Haudh yang paling besar karena semua nabi dan rasul memiliki Haudh tapi tidak sebesar Haudh Nabi shallallahu alaihi wa salam.

Haudh Nabi lebih putih dari susu, bejananya sebanyak bintang di langit dan orang yang meminumnya sekali tidak akan pernah merasa haus lagi, haud sebelum shirath, setelah shirath ada qantharah kemudian setelah itu baru surga atau neraka.

Al-kautsar adalah sungai yang mengalir ke telaga Nabi shallallahu alaihi wa salam.

Orang-orang Mu’tazilah mengingkari Haudh Nabi shallallahu alaihi wa salam.

Ya Allah jadikanlah hamba-Mu ini termasuk orang-orang yang minum dari telaga Nabi shallallahu alaihi wa salam di akhirat kelak.

Shirath

Ahkussunnah sepakat adanya shirath di akhirat sedangkan Mu’tazilah dan….. Mengingkarinya

Shirath adalah jembatan yang membentang antara surga dan neraka, lebih kecil dari rambut dan lebih tajam dari pedang, di kanan kirinya ada kait yang akan mengait orang-orang yang lewat shirath hingga masuk neraka bagi orang-orang kafir dan orang-orang yang dikehendaki Allah subhanahu wa ta’ala.

Orang yang lewat shirath berbeda-beda sesuai amalannya ketika di dunia, ada yang lewat sekejap seperti pandangan mata, ada yang lewat seperti kilat, ada yang lewat seperti orang yang menunggang onta, ada yang lewat seperti angin, ada yang lewat seperti orang yang berlari, dan ada yang lewat seperti orang yang merangkak.

Shirath itu gelap gulita tanpa cahaya, orang yang mendapat cahaya adalah orang-orang yang berwudhu di dunia ini, anggota wudhunya memancarkan cahaya.

Setelah lewat shirath akan ada qintharah semacam bangunan kemudian mereka masuk ke tempat tersebut.

Orang yang pertama membuka pintu surga adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian umatnya.

Orang-orang miskin dari umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang pertama-tama masuk surga setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di akhirat hanya ada dua tempat yaitu surga dan neraka, semoga kita masuk surga dan dijauhkan dari neraka.

Syafaat adalah perantara antara seseorang dengan yang lainnya untuk mendapat kebaikan.

Macam-macam syafa’at:

Syafaat unyawiyahvdan syafaat ukhrawiyah.

Syafaat ukhrawiyah (di akhirat) terbagi menjadi dua:

pertama: syafaat manfiyah

Syafaat manfiyah adalah syafaat yang dinafikan Allah subhanahu wa ta’ala di dalam al-Quran, yaitu syafaat untuk orang-orang kafir/musyrikin. Tuhan-tuhan mereka tidak bisa memberi syafaat kepada mereka.

Hadis-hadis yang menjelaskan tentang orang-orang yang akan mendapat syafaat di akhirat bagibyang berziarah ke makamnya semua dhaif tidak bisa dijadikan hujjah.

Kedua: Syafaat mutsbatah

Syafaat mutsbatah adalah syafaat yang ditetapkan di dalam al-Quran dan As-Sunnah yang diberikan kepada orang-orang yang ikhlas dan bertauhid kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah memberi karunia kepada orang-orang yang bertauhid berupa syafaat untuk mereka.

Syarat untuk mendapat syafaat adalah ridha dari Allah bagi orang yang diberi syafaat dan ridha Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang yang memberi syafaat, izin dari Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang yang memberi syafaat dan bagibyang diberi syafaat.

Nabi shallallahu alaihi, al-Quran, para malaikat mereka dapat memberi syafaat atas izin dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Seluruh syafaat milik Allah subhanahubwa ta’ala, Dia memberikannya kepada siapa saja yang dikehendakinya dari hamba-hamba-Nya.

Syafaat mutsbatah ada dua yaitu syafaat ammah dan syafaat khashah.

Syafaat ammh (umum) seperti, syafaat para malaikat, syafaat al-Quran dll.

Syafaat khashah adalah syafaat khusus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa Sallam ada dua yaitu syafaat udhma dan syafaat agar pintu surga dibuka

Syafaat udhma adalah syafaat khusus Nabi shallallahu alaihi wa Sallam untuk seluruh umat manusia dan jin agar segera di adakan pengadilan. Syafaat udhma ini disebut juga maqamammahmuda.

Syafaat agar pintu surga dibuka, dengan syafaat ini maka pintu surga pun dibuka sehingga para penghuninya bisa masuk ke dalamnya.

Syafaat agar diangkat derajat para penghuni surga, dengan syafaat ini penghuni surga diangkat derajatnya

Syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam untuk paman beliau yaitu Abu Thalib, Abu Thalib mati kafir dan di neraka tapi mendapat keringanan azab di neraka jahanam. Dia orang yang mendapat azab paling ringan di neraka, menggunakan terompah dan otaknya mendidih.

Syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk para pelaku dosa besar dari kalangan umatnya (ada khilaf) sebagian ulama berpendapat syafaat ini termasuk syafaat ammah (umum) bukan khusus milik Nabi shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Pelaku dosa besar ada dua yaitu masuk neraka kemudian mendapat syafaat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga bisa keluar dari api neraka, kemudian dimasukkan kedalam sungai kehidupan, lalu dimasukkan ke surga. Bahkan dengan syafaat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa Sallam orang yang di hatinya memiliki iman meskipun hanya seberat biji zarah dapat keluar dari neraka kemudian masuk surga.

Syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada sebagian umatnya untuk masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.

Ahlussunnah wal jama’ah meyakini semua semua syafaat tersebut sedangkan Mu’tazilah dan Khawarij hanya mengimani syafaat udhma.

Setiap orang akan mendapat balasan dari setiap perbuatannya di akhirat kelak sebagai bentuk keadilan darinya, karena ada orang-orang yang melakukan perbuatan buruk tapi bisa lolos dari hukuman di dunia.

Turahmin, BA, S.Pd, M.H

Masjid Jamilurrahman, Kamis, 04 September 2025. 20.01

Tinggalkan komentar