ALLAH BERSAMA KITA

10 Pembaca

Disarikan dari kajian Syaikh Bawadi

Di Masjid Jamilurrahman, Kamis, 12 Juni 2025. 18.08

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى ٱله وصحبه ومن والاه. أما بعد

وهو ومعكم أينما كنتم

وهو معهم أينما كانوا

Ayat-ayat tersebut menunjukkan Allah subhanahu wa ta’ala bersama dengan manusia

Kebersamaan itu artinya membersamai dan menemani.

Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala bersama makhluk-Nya dan kebersamaan ini sesuai dengan kemahalan tinggian dan kemaha besarannya bukan sebagaimana kebersamaan makhluk dengan makhluk lainnya.

Kebersamaan Allah subhanahu wa ta’ala dengan makhluk-Nya ada dua jenis:

Kebersamaan secara umum

Kebersamaan secara umum adalah Allah subhanahu wa ta’ala bersama dengan seluruh makhluk-makhluk-Nya.

Artinya Alllah subhanallah wa ta’ala bersama seluruh makhluknya dengan ilmu, qudroh, pengaturan dan kekuasaan-Nya.

Allah subhanahu wa ta’ala meliputi seluruh makhluk-Nya, tidak ada satupun makhluk-Nya yang terluput dari pandangan-Nya.

وهو معكم أينما كنتم

Allah subhanahu wa ta’ala melihat apa saja yang kita lakukan, Allah subhanahu wa ta’ala mendengar apa saya yang kita ucapkan.

إلا هو معهم أينما كانوا

Allah subhanahu wa ta’ala mendengar apa yang kita ucapkan meskipun ucapan itu dilakukan dengan bisik-bisik dan pelan sekali.

Kebersamaan secara khusus

Kebersamaan secara khusus adalah Allah subhanahu wa ta’ala membersamai seseorang secara khusus, yaitu para nabi, rasul, orang-orang mukmin, siddiqin, orang-orang shalih dan orang-prang bertakwa.

إن الله مع المعاقين

إن الله مع الصابرين

Kebersamaan Allah subhanahu wa ta’ala dengan makhluk-Nya secara khusus adalah Allah akan selalu menjaga, menolong dan membantu mereka.

لا تحزن إن الله معنا

“Jangan bersedih hati sesungguhnya Allah bersama kita”.

Allah subhanahu wa ta’ala akan menolong dan menguatkan kita.

إنني معكما أسمع وأرى

“Sesungguhnya Aku bersama kalian berdua Aku mendengar dan melihat.”

Allah subhanahu wa ta’ala bersama dengan orang-orang yang sabar dalam menjalankan ajaran agama ini, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan dan sabar dalam menghadapi ujian.

Kebersamaan Allah subhanahu wa ta’ala dengan makhluk-Nya itu secara hakiki bukan majasi, namun kebersamaan Allah subhanahu wa ta’ala itu bukan dengan zat-Nya karena keyakinan itu termasuk kekafiran. Maksudnya adalah Allah subhanahu wa ta’ala bersama makhluk-Nya secara hakiki dengan ilmu, qudroh, kekuasaan, dan pengaturan-Nya, sedangkan Zat Allah subhanahu wa ta’ala maha tinggi di atas Arsy-Nya.

Jadi kebersamaan ini adalah kebersamaan secara hakiki dengan sifat-sifat-Nya bukan dengan Zat-Nya. Karena Allah subhanahu wa ta’ala dengan makhluk-Nya itu terpisah bukan satu kesatuan.

Ayat yang menjelaskan tentang kemaha tinggian Allah subhanahu wa ta’ala dengan ayat yang menjelaskan tentang kebersamaan-Nya dengan makhluk-Nya sama sekali tidak bertentangan.

Seperti jika seseorang mengatakan, “Aku berjalan bersama bulan.” Artinya bukan berarti zatnya bulan bersama kita ada disamping kita, tapi kita berjalan di bawah cahaya bulan.

Faidah mengenal ma’iyatullah adalah untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya.

Abu Layla Turahmin, M.H.

Masjid Jamilurrahman, Kamis 12 Juni 2025. 18.46.

Tinggalkan komentar