Wajib Memuliakan Para Sahabat

28 Pembaca

Pemateri: Dr. Abdullah Mubarak Bawadi

Fawaid Ta’lim

Tidak boleh mencela para sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan tidak boleh pula mencela mereka terhadap perselisihan yang terjadi di kalangan mereka, serta tidak boleh berkomentar terhadap hal tersebut kecuali kebaikan.

Kelaziman cinta kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mencintai para sahabatnya.

Mencintai para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan tidak mencelanya termasuk bentuk ketaatan kepada beliau shalallahu alaihi wa sallam.

Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang terbaik setelah para nabi dan rasul.

Muawiyah radhiyallahu anhu lebih utama dari pada Khalifah Umar bin Abdul Aziz karena beliau adalah sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, berjuang bersama beliau dan telah mengorbankan segenap apa yang dimilikinya untuk membela Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Tidak boleh mencela sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam karena kebaikan mereka sangat besar dan tidak bisa ditandingi oleh orang-orang setelah mereka.

Para sahabat yang telah menjadi sahabat Nabi shallallahu alaihi wa isebwlum fatkhu Mekah lebih utama daripada para sahabat yang menjadi sahabat setelah Fatkhu Mekah.

Melaknat termasuk mencela sehingga tidak boleh melaknat para sahabat bahkan melaknat lebih parah daripada sekedar mencela.

Seandainya ada orang yang bersedekah dengan emas sebesar gunung Uhud fi Sabilillah infak tersebut tidak akan mampu menyamai infak sahabat meskipun hanya seberat satu mud bahkan tidak akan mencapai separuhnya.

Sehebat dan setinggi apapun ilmu dan keutamaan seseorang tidak akan pernah mampu menandingi keutamaan para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Keutamaan para sahabat tidak sama tapi bertingkat-tingkat.

Ayat yang mwnjelaskan tentang Fatkh maksudnya adalah perjanjian Hudaibiyah.

Para sahabat yang menjadi sahabat sebelum dan pada saat perjanjian Hudaibiyah lebih utama daripada para sahabat yang menjadi sahabat setelah perjanjian Hudaibiyah karena mereka lebih dahulu masuk Islam.

Tetqpi semua sahabat baik yang menjadi sahabat sebelum perjanjian Hudaibiyah dan yang menjadi sahabat setelah perjanjian Hudaibiyah masing-masing mendapat janji kebaikan dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Ahlussunnah wal jama’ah berpendapat bahwa orang-orang Muhajirin lebih utama daripada orang-orang Anshor.

Orang-orang Muhajirin adalah orang-orang yang berhijrah dari Mekah ke Madinah.

Mereka memiliki keutamaan lebih daripada orang-orang Anshar, karena mereka telah berhijrah meninggalkan tempat tinggalnya dengan penuh pengorbanan dan merekalah yang mendukung dan menolong Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam..

Orang-orang Anshar adalah orang-orang Madinah dari suku Aus dan Khozroj mereka para penolong orang-orang Muhajirin.

Al-Quran menjelaskan bahwa orang-orang Muhajirin lebih utama dari pada orang-orang Anshar.

Orang-orang Muhajirin berhijrah ke Madinah karena mereka mencari karunia dan ridha Allah subhanahu wa ta’ala.

Namun keistimewaan ini berlaku secara umum adapun person ada orang Anshar yang lebih utama dari orang Muhajirin.

Ahlussunnah wal jama’ah berpendapat bahwa para sahabat yang ikut perang badar yang terjadi tahun kedua setelah hijrah, di hari Jumat bulan Ramadhan yang berjumlah 300 sekian belas orang lebih utama daripada para sahabat yang tidak ikut perang badar.

Para sahabat yang ikut perang badar mendapat keistimewaan telah diampuni dosa-dosanya..

Pernah ada salah satu sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam (Hati bin Balta’ah) yang ikut perang badar membocorkan rahasia Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada orang-orang kafir Quraisy melalui surat yang dikirim lewat seorang wanita namun perbuatan itu diketahui Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam melalui wahyu lalu Rasulullah mengutus Ali bin Abi Thalib diperintahkan untuk mengejar wanita tersebut, setelah surat itu diambil dan dibawa kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, dan sahabat tersebut mengaku, Ketika Umar bin Khathab marah dan ingin memnggal kepalanya, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam melarangnya karena sahabat tersebut ikut perang badar dan orang yang ikut perang badar berbuat apa saja tidak mengapa karena dosa-dosanya telah diampuni.

Para sahabat yang tergabung dalam bai’at Ridwan lebih utama daripada mereka yang tidak ikut bai’at tersebut

Sahabat Usman bin Affan Radhiyallahu anhu termasuk sahabat yang ikut bai’at ridwan.

Allah tidak akan mengadakan orang yang telah mendapat Ridha-Nya dan pasti akan masuk surga.

Ada sepuluh orang sahabat yang mendapat jaminan masuk surga: Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair, Sa’ad bin Abi Waqaah. Sa’id bin Zaid, Abdurrahman bin Auf dan Abu Ubaidillah bin Al-Jarrah (mereka semua Muhajirin dan berasal dari Quraisy).

Orang yang mendapat jaminan masuk surga dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam pasti akan masuk surga dan orang yang dipastikan masuk neraka oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam pasti masuk neraka, adapun selain mereka maka tidak boleh dipastikan masuk surga atau masuk neraka

Seluruh Sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam masuk surga.

Turahmin, BA, S.Pd, M.H.

Masjid Jamilurrahman, 16 Oktober 2025. 20.11.

Tinggalkan komentar