Pemateri: Dr. Abdullah Mubarak Bawadi
Fawaid Ta’lim
Landasan pertama: Iman terdiri dari gabungan amalan hati, lisan dan anggota badan.
Ushul (landasan) Ahlussunnah wal jama’ah dalam masalah akidah adalah agama dan iman itu perkataan dengan lisan keyakinan dengan hati dan perbuatan dengan anggota badan, ini disebut iman mutlak.
Iman mutlak hanya diberikan kepada orang yang melakukan ketiga perkara itu.
Iman secara bahasa adalah Masdar dari fi’il amina ya’man iimaanan, yaitu at-tashdiq (membenarkan).
وما أنت بمؤمن لنا
Dan engkau tidak akan percaya kepada kami.
Makna tersebut berdasarkan ijma’ ahli bahasa.
Ulama lain berpendapat bahwa iman secara bahasa tashdiq, iqrar dan taslim.
Iman secara istilah menurut Ahlussunnah adalah perkataan dan amalan yaitu perkataan hati dan lisan serta amalan hati, lisan dan anggota badan.
Ucapan hati adalah membenarkan dan mengakui ushul iman dalam hati. Seperti: Allah itu ada, Allah subhanahu wa ta’ala Sang pencipta, pemberi Rizki dll.
Ucapan lisan adalah mengucapakan dua kalimat syahadat dan ibadah-ibadah qouliyah (ucapan) yang lain. Iman tidak akan diakui kecuali dengan mengucapkannya dengan lisan.
Amalan hati adalah keinginan hati dan gerakan hati seperti ikhlas, yakin, tawakal, khasyyah dll.
Amalan jawarih (anggota badan) adalah amalan-amalan lahir (anggota badan) seperti, rukuk, sujud, jihad, sedekah, menyingkirkan gangguan di jalan dll. Amalan tarkiyah seperti: meninggalkan larangan-larangan Allah subhanahu wa ta’ala seperti: zina, mencuri dll. Dan melaksanakan perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala.
Hakikat iman menurut ahlussunnah adalah gabungan dari amalan lahir dan batin.
Orang yang hanya membenarkan dalam hati tanpa mengucapkan dengan lisan tidak disebut orang mukmin (tetap kafir) sedangkan orang yang hanya mengamalkan dengan lisan dan anggota badan tidak disebut beriman tapi disebut munafik karena iman harus meliputi keyakinan dalam hati ucapan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.
Ashlul iman adalah amalan hati.


Abu Tholib paman Nabi shallallahu alaihi wa Sallam sangat menyayangi Nabi shallallahu alaihi wa Sallam dan mengakui bahwa beliau adalah nabi dan utusan Allah tapi sayang hal itu hanya ada di dalam hati tidak diucapkan dengan lisan sehingga dia meninggal tetap dalam keadaan tidak Islam.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakui dan meyakini juga bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah utusan Allah subhanahu wa ta’ala tapi sayang mereka tidak mau mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan anggota badan sehingga mereka tetap kafir.
Iman tidak cukup hanya keyakinan dalam hati tapi harus diucapkan dengan lisan dan dipraktekkan dengan anggota badan.
Ijmak sahabat, tabi’in dan orang-orang setelah mereka adalah menyatakan bahwa iman harus dengan hati, lisan dan anggota badan.
Amalan jawarih bagian dari iman.
Dalilnya:
Hadis Jibril yang menjelaskan tentang definisi iman menurut Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
الإيمان بضع وسبعون شعبة
Dalam hadis tersebut disebutkan amalan lisan, anggota badan dan amalan hati.
أوصيكم بالإيمان بالله
وما كان الله ليضيع إيمانكم
Ayat ini menjelaskan tentang perpindahan kiblat dari Masjidil aqsha ke Masjidil haram.
Allah subhanahu wa ta’ala menamakan shalat dalam ayat tersebut dengan iman.
Ahlussunnah wal jama’ah berkeyakinan bahwa iman dalam keyakinan dalam hati, ucapan dengan iman dan amalan dengan anggota badan, inilah yang disebut al-lmanul mutlak (al-imanul kamil/kamalul iman) letaknya di anggota badan (zahir) sedangkan mutlaqul iman adalah aslul iman letaknya dalam hati..
الإيمان المطلق هو كمال الإيمان مثل الأمور الواجبات والمستحبات
مطلق الإيمان هو أصل الإيمان
al-imanul mutlak masuk seluruh ajaran Islam baik yang wajib, sunah maupun yang berupa larangan untuk ditinggalkan.
أصل الإيمان: مطلق الإيمان (قول وعمل القلب)
كمال الإيمان: الإيمان المطلق (قول وعمل الإيمان والجوارح)
واجبات الإيمان: (العبادات التي أوجبها الشارع فعلا وتركا)
مستحبات الإيمان: (العبادات التي رغب فيها الشارع) القلب والسان والجوارح
واجبات الإيمان من كمال الإيمان
Landasan kedua: Iman bertambah dan berkurang
Artinya iman itu bukan hanya satu kesatuan dalam hati tapi iman itu bertingkat-tingkat dan kadang berkurang dan bertambah bahkan ada yang sampai berkurang drastis imannya atau malah hilang imannya dalam hati.
Iman di hati manusia bukan hanya satu derajat saja tapi bertingkat dan berbeda-beda antara satu orang dan orang lainnya bahkan iman dalam hati seseorang kadang meningkat dan kadang menurun.
Iman itu naik dan turun bahkan kadang bisa turun hingga orang tersebut menjadi orang fasik atau malah hilang imannya sehingga menjadi orang kafir.
Iman bertambah disebabkan karena ketataan yang dilakukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala serta keistiqamahannya dalam beribadah dan berkurang karena dosa atau kemaksiatan yang dilakukan seseorang.
Orang mukmin bertingkat-tingkat ada yang mukmin Shiddiq, mukmin kamil, mukmin fasik dll.
Dalil bahwa iman bertambah dan berkurang adalah sebagai berikut:
الذين قال لهم الناس إن الناس قد
إنما المؤمون إذا ذكر الله وجبات قلوبهم وإذا البيت عليهم
ويزيد الله الذين أمنوا منهم
ويزيد الله الذين اهتدوا هدا
وأدناه إماطة الأدى عن الطريق
فمنهم ظالم لنفسه ومن هم مقتصد ومنهم سابقون بالخيرات
ظالم لنفسه adalah orang-orang yang menjerumuskan diri dalam azab Allah dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang haram.
مقتصد adalah orang-orang yang mencukupkan diri dengan perkara-perkara yang wajib dan tidak melakukan perkara-perkara yang mustajab.
سابق بالخيرات adalah adalah orang-orang yang mengerjakan perkara-perkara yang wajib dan mustajab serta meninggalkan perkara-perkara yang haram dan makruh.
Penyebab adanya dhalimun linafsih, muqtashid dan sabiqun bilkhairaat adalah karena iman bertambah dan berkurang.
Iman bertambah dan berkurang juga disebabkan ilmu yang dimiliki seseorang, adalah orang yang memiliki ilmu tentang akidah secara rinci dan ada juga yang tidak memilikinya secara rinci hanya mengetahui secara global saja.
Iman bertambah dan berkurang pada asl iman dan kamalul iman.
Mazhab Ahlussunnah dan salaf adalah iman bertambah dan berkurang.
Para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in berpendapat bahwa iman itu bertambah dan berkurang.
Tanda bertambahnya keimanan seseorang adalah orang tersebut sering dan terus menerus melakukan amal shalih.
Tanda berkurangnya iman adalah futur dan meninggalkan amal shalih.
Turahmin, BA, S.Pd, M.H.
Masjid Jamilurrahman, Bantul. Kamis, 02 Oktober 2025. 20.00