وَاْلوَازِِعُ الطَّبْعِيْ عَنِ العِصْيَانِ
كَالْوَازِعِ الشَّرْعِي بِلَا نُكْرَانِ
Dorongan naluri untuk meninggalkan kemaksiatan
Seperti dorongan syar’i untuk meninggalkannya tanpa ada pengingakaran
Penjelasan:
Dorongan untuk meninggalkan sesuatu yang terlarang yang wajib ditinggalkan, artinya Allah subhanahu wa ta’ala telah mengharamkan perkara-perkara yang haram untuk hamba-hamba-Nya dalam rangka untuk menjaga kemaslahatan mereka, dan Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kepada mereka dorongan naluri dan dorongan syari’at untuk meninggalkannya. Adapaun perkara yang haram yang disenangi dan disukai jiwa maka Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan hukuman yang sesuai dengan tindakan kejahatannya itu, baik ringan, berat maupun tempatnya.
Sedangkan perkara haram yang tidak disukai jiwa tidak ada hukuman had tertentu karena sudah diberi dorongan naluri untuk meninggalkannyam sehingga perkara itu akan ditinggalkan. Seperti makan barang-barang najis, minum racun, larangan jenis ini memiliki konsekwensi hukuman tertentu karena secara naluri sendiri orang tidak mau melakukannya, hukumannya hanya sekedar dihukum ta’zir seperti kemaksiatan-kemaksiatan lain yang tidak ada konsekwensi hukum hadnya.
Abu Layla Turahmin, M.H.
Bantul Yogyakarta, Rabu 23 Juli 2025.