PUASA

19 Pembaca

02 Februari 2025 bakda Dhuhur

Puasa

Disarikan dari pengajian Syaikh Muhammad Jalal

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: ذكر رسول الله عليه وسلم الهلال فقال: إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن أغمي عليكم فعدوا ثلاثين. أخرجه مسلم. ١٥

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihatnya (hilal) maka berpuasalah dan jika kalian melihatnya (hilal) maka berbukalah, namun jika hilal terhalang atas kalian maka hitunglah (bulan tersebut) tiga puluh hari.” HR: Muslim.

Lafadz إذا dalam hadis tersebut disebut harfu syarth (حرف شرط) tapi tidak menjazmkan fi’il setelahnya.

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yaitu rukun Islam yang ketiga.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam puasa sebanyak sembilan kali bulan Ramadhan.

Puasa ditetapkan tahun kedua Hijriyah.

Masuk dan keluarnya bulan Islam harus ditentukan berdasarkan dua orang saksi yang adil, dan masuknya atau keluarnya berdasarkan hilal.

Yang dimaksud dengan adil di sini adalah adil dalam masalah syahadah atau disebut ‘adalatusy syahadah.

‘Adalah adau dua macam yaitu ‘adalah syahadah dan ‘adalah riwayah.

‘Adalatusy syahadah adalah ‘adalah bathiniyah (batin). Disyaratkan harus merdeka dan laki-laki.

‘Adalatur riwayah adalah ‘adalah dzahirah. ‘Adalah ini bisa diketahui dengan cara bagaimana muamalahnya dengan sesama manusia. Adalah riwayah tidak disyaratkan merdeka dan laki-laki. Cukup Muslim baligh dan berakal.

‘Adalah syahadah adalah persaksian yang dilakukan di hadapan qodhi dengan lafadz asyhad dan persaksianya diterima sang qodhi.

Dengan adanya persaksian (melihat hilal) dan persaksian itu diterima oleh qodhi maka semua kaum muslimin wajib berpuasa Ramadhan.

Wajib berpuasa bagi orang yang melihat hilal, orang yang menerima persaksiaan itu dan orang-orang yang mengikutinya.

Masuknya bulan Ramadhan secara am (umum) adalah adanya orang yang bersaksi bahwa dia melihat hilal dan diterima persaksianya. Dan juga digenapkanya 30 hari bulan Ramadhan jika hilal terhalang sehingga tidak terlihat.

Jika ada orang yang melihat hilal di suatu negeri dan persaksiannya diterima maka penduduk negeri tersebut wajib bagi berpuasa.

Berpuasa ditetapkan berdasarkan mathla’ masing-masing negeri.

Jika kamu melihatnya maka berpuasalah.

Shiyam/puasa secara bahasa adalah menahan (diri) secara mutlak baik menahan diri dari makan, minum, berbicara, bergerak dll.

Ash-Shiyam secara istilah adalah إمساك مخصوص بنية مخصوصة وكيفية مخصوصة (menahan secara khusus dengan niat khusus dan tata cara yang khusus).

Rukun puasa ada tiga: إمساك ونية وصائم (menahan, niat dan orang yang berpuasa).

Imsak (menahan) ada tiga:

Menahan dari perkara-perkara yang dapat membatalkan puasa.

Dari mulai terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.

Pada hari yang diperbolehkan untuk berpuasa.

atau dalam bahasa arab disebut إمساك عن المفطرات من طلوع الشمس إلى غروب الشمس.

Meskipun muadzin belum adzan tapi matahari sudah tenggelam maka sudah diperbolehkan berbuka.

Niat

Niat harus dilakukan di malam hari, ditentukan jenis puasanya dan dilakukan setiap malam.

Hal ini berbeda dengan pendapat malikiyah yang membolehkan niat hanya dilakukan sekali di awal bulan untuk semua hari-hari puasa ramadhan

Puasa wajib: Puasa Ramadhan adaan, puasa Ramadhan qodhoan, puasa kafarah, puasa nadzar dan puasa istisqa.

Orang yang berpuasa: syarat wajib dan syarat sah

Syarat wajib: Muslim, baligh, berakal, sehat, mukim dan (suci) dari haidh dan nifas.

Syarat sah puasa: Islam, berakal dan thaharah (dari haid dan nifas).

Abu Layla Turahmin, M.H.
Masjid Bin Baz pusat, 02 Februari 2025.

Tinggalkan komentar