FAWAID TA’LIM EMPAT HAL YANG WAJIB DIKETAHUI, KAMIS, 15/05/224

115 Pembaca

Fawaid Ta’lim

Pemateri Syaikh Arif Anwar


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه. أما بعد

رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙوَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙوَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙيَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖ. آمين

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan fawaid ta’lim yang saya ikuti di Masjib Bin Baz Pusat, ta’lim tersebut membahas seputar kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh orang yang melaksanakan ibadah bersuci dan shalat, sebelum masuk pada pembahasan inti pemateri menyampaikan tentang empat hal yang wajib diketahui oleh seorang muslim, empat hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Shalat merupakan rukun agama Islan terbesar

Shalat adalah kewajiban paling besar yang ditetapkan oleh Allah

    Hukum meninggalkan shalat:

    1. Kafir baik ketika meninggalkan shalat karena malas ataupun karena menolak kewajiban tersebut. (Ahlul hadis).
    2. Kafir jika meninggalkan shlalat karena mengingkari kewajibannya tapi tidak kafir jika meninggalkannya karena malas. (Mayoritas ulama).

    2. Shalat wajib dilaksanakan sesuai petunjuk Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

    Shalat wajib dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk yang telah disampaikan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, sebab jika shalat dikerjakan bukan berdasarkan petunjuk beliau maka shalatnya tidak sah, berikut ini dalil-dalil tentang kewajiban mengerjakan shalat wajib berdasarkan petunjuk dari beliau,

    a. Dahulu di zaman Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam ada sekelompok orang yang belajar shalat langsung dari beliau selama 10 hari.

      b. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Memerintahkan supaya shalat sesuai petunjuknya, dalam hadis disebutkan,

      صلوا كما رأيتموني أصلي

      Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.

      Orang yang shalat bukan berdasarkan petunjuk Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam shalatnya tidak sah.

      Imam shalat adalah orang yang paling tua jika sama secara ilmu.

      Tata cara shalat wajib mengikuti Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

      3. Shalat Wajib Khusu’.

      Shalat wajib dikerjakan dengan penuh kekhusu’an karena khusu’ termasuk perkara yang diperintahkan kepada seseorang ketika mengerjakan shalat.

      Dikisahkan bahwa dahulu ada orang yang shalat selama 60 tahun tapi tidak ada satu pun shalatnya yang diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tentu sangat rugi orang yang mengerjakan shalat sampai selama itu tapi shalatnya tidak diterima, oleh karena itu seseorang hendaknya memperhatikan dengan baik apa yang harus dilakukan supaya shalatnya diterima.

        Shalat yang tidak diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

        • Tidak sempurna rukuk dan sujudnya.
        • Tidak khusu’ ketika shalat.
          Dahulu di zaman Nabi Shallalllahu Alaihi Wa Sallam ada seseorang yang shalat tapi diperintahkan oleh beliau untuk mengulang-ulang shalatnya, sampai dia berkata tidak sanggup lagi shalat lebih baik dari shalatnya itu, kemudian dia mohon kepada beliau untuk mengajarkan shalat yang benar, kemudian Nabi pun mengajarkannya.

          4. Shalat lima waktu wajib dijaga dengan baik, rukunnya, kewajibannya maupun sunah-sunahnya.

          Shalat wajib memperhatikan ketentuan-ketentuannya baik rukunnya, kewajibannya, maupun sunah-sunahnya.

          Selain shalat wajib seseorang hendaknya rajin mengerjakan shalat sunah karena shalat sunah ini sangat bermanfaat baginya.

          Manfaat menjaga shalat sunah sebelum shalat wajib:

          • Melengkapi kekurangan-kekurangan yang terjadi ketika shalat wajib.
          • Sebagai pendukung kekhusu’an shalat wajib.
          • Mohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala supaya dianugrahi kemampuan untuk merasa nikmat ketika shalat, senang dan antusias untuk mengerjakannya.
          • Memohon supaya di akhirat dianugerahi kenikmatan bisa melihat dan memandang wajah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang merupakan nikmat teragung.

          Orang yang dapat shalat dengan khusu’ kelak di akhirat akan dapat melihat wajah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan orang yang dapat melihat Allah Subhanhau Wa Ta’ala di akhirat berarti ketika di dunia mampu shalat dengan khusu’.

          demikian beberapa faidah taklim yang dapat penulis sampaikan pada pengajian pada hari ini, semoga bermanfaat dan semoga dijadikan sebagai pemberat amal kebaikan kita si akhirat. Amin.

          Abu Layla Turahmin, M.H.
          Masjid Pusat Bin Baz, 15 Agustus 2024, 12.45.

          Tinggalkan komentar