TIGA MACAM AMAL JARIYAH

151 Pembaca

Khutbah Pertama:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا ومِنْ َسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

قَالَ اللهُ تَعَالى فيِ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً.

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٍ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٍ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ.

Jama’ah jum’at rohimani wa rohimakumullahu jami’an…

Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan kenikmatan-kenikmatan-Nya kepada kita semua baik nikmat kesehatan, nikmat harta, nikmat waktu luang maupun nikmat iman dan  nikmat islam, dua buah nikmat terbesar yang telah diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita semua, dua buah nikmat yang paling berharga bagi kita yang hendaknya senantiasa kita berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjaganya dengan baik,  kita pupuk supaya kedua nikmat tersebut semakin subur dalam hati kita, jangan sampai kita lepaskan dari diri kita dan jangan pernah kita tukar dengan nikmat dunia apapun sampai kita menghadap Allah subhanahu wa ta’ala.

Jama’ah jum’at rohimani wa rohimakumullahu jami’an…

Tidak lupa pula saya selaku khotib pada khutbah jum’at hari ini mengingatkan kembali kepada diri saya pribadi dan kepada jama’ah jum’at sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena takwa merupakan sebaik-baik bekal bagi kita di dunia ini maupun di akhirat kelak, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

Artinya: ”Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” QS: Al-Baqoroh: 197. 

Ketakwaan juga merupakan wasiat Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita semua dan kepada orang-orang sebelum kita, sebagaimana firman-Nya dalam al-qur’an surat an-Nisa; 131,

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ

“Sungguh kami telah memberikan wasiat kepada orang-orang sebelum kamu dan juga kepadamu supaya kamu bertakwa kepada Allah.” QS: an-Nisa: 131.

Sholawat dan salam kita ucapkan  untuk baginda Nabi kita yaitu Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam.

Jama’ah jum’at rohimani wa rohimakumullah jami’an…

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (النحل: 97)

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. QS: an-Nahl: 97.

Dalam ayat tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menjanjikan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih kehidupan yang baik dan pahala yang besar, ada tiga amalan yang hendaknya kita prioritaskan dan kita perbanyak amalan tersebut karena amalan tersebut pahalanya akan mengalir terus meskipun kita sudah meninggal dunia, ketiga amalan itu adalah shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan kita, sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadisnya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله تعالى عنه: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila anak keturunan Adam telah meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakannya.” HR Muslim.

Dalam hadis ini Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjelaskan ada tiga perkara yang pahalanya akan mengalir dan tetap diperoleh oleh orang-orang yang mengamalkannya meskipun orang tersebut telah meninggal dunia yaitu shodaqoh Jariyah ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya.

1. Shodaqoh Jariyah

Shodaqoh jariyah adalah shodaqoh yang pahalanya akan terus mengalir Meskipun orang yang bershodaqoh telah meninggal dunia. Adapun Sedekah Yang pahalanya tidak mengalir setelah meninggal dunia tidak disebut sebagai shodaqoh jariyah seperti memberi makan kepada orang fakir.

Contoh-contoh sedekah jariyah seperti, membangun masjid, menanam pohon, membuat sumur, mencetak Mushaf dan menyebarkannya, menyebarkan ilmu yang bermanfaat dengan cara mencetak kitab-kitab dan kaset-kaset kemudian menyebarkannya dan lain-lain.

Jika kita termasuk orang-orang diberi harta yang banyak oleh Allah subhanahu wa ta’ala hendaknya kita gunakan sebagian harta tersebut untuk membangun aset amal jariyah kita supaya setelah kita meninggal dunia pahala amal tersebut masih tetap mengalir kepada kita.

kita gunakan sebagian harta kita untuk membangun masjid, membangun jalan, membangun gedung sarana untuk anak-anak yatim, membangun irigasi, membuat sumur yang dimanfaatkan orang banyak, wakaf dan lain-lain yang termasuk amal jariyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فعن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : ( إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَو صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ ). رواه ابن ماجه (رقم/242) قال المنذري في ” الترغيبوالترهيب ” (1/78) : إسناده حسن . وحسنه الألباني في ” صحيح ابن ماجه “

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya termasuk amalan seorang mukmin dan kebaikannya yang kelak akan tetap didapatkan pahalanya setelah wafatnya adalah, ilmu yang diajarkan kepada orang lain dan disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mushaf yang diwariskan, masjid yang dibangunnya, rumah untuk ibnu sabil, irigasi yang dibuatnya, atau sedekah yang dikeluarkan dari hartanya ketika masih sehat dan masih hidup, pahalanya akan tetap diperoleh setelah wafatnya.” HR; Ibnu Majah.

2. Ilmu yang Bermanfaat
Dalam hadits di atas disebutkan tentang ilmu yang bermanfaat hal ini menunjukkan keutamaan ilmu, apabila seseorang mengajarkan ilmunya kepada orang lain atau kepada murid-muridnya kemudian murid-muridnya mengamalkan ilmu tersebut dan mengajarkannya kepada orang lain atau menulis buku kemudian buku tersebut disebarkan dan dimanfaatkan oleh orang lain lalu diamalkan maka ilmu ini termasuk bentuk ilmu yang bermanfaat dan keutamaannya sangat besar karena pahalanya akan mengalir terus Meskipun orang itu sudah meninggal dunia.

Supaya kita bisa memiliki amal jariyah berupa ilmu yang bermanfaat hendaknya kita rajin mempelajari Islam, mau mempraktrakannya dalam kehidupan sehari-hari dan juga mau mengajarkannya kepada orang lain.

Dengan demikian kita akan memiliki aset amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir meskipun kita telah meninggal dunia.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله تعالى عنه: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah radhiallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila anak keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anakl sholeh yang mendoakannya.” HR muslim.

3. Anak sholih yang mendoakannya
Kemudian yang ketiga adalah anak saleh yang mendoakannya, seseorang yang dikarunia anak hendaknya mendidik anak-anak tersebut dengan baik, ajarkan kepada mereka pendidikan Islam supaya kelak mereka menjadi anak-anak shalih yang mendoakannya.

Anak merupakan aset yang sangat penting yang kita miliki, jangan sampai aset tersebut menjadi sia-sia karena kita tidak menjaganya dengan baik dan tidak mengajarkan pendidikan Islam kepadanya.

sekali lagi marilah kita didik anak-anak kita supaya menjadi anak shalih yang kelak akan menjadi salah satu amal jariyah kita, pahalanya akan tetap mengalir meskipun kita telah meninggal dunia.

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ولِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ ولَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ [الحشر:10]

“Dan orang-orang yang datang setelah mereka mereka berkata Wahai Tuhan kami ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan dan janganlah engkau jadikan di dalam hati kami rasa dengki kepada orang-orang yang beriman Sesungguhnya engkau adalah Dzat yang maha belas kasih dan penyayang.” QS: al-Hasyr: 10.

 Jama’ah jum’at rohimani wa rohimakumullah jami’an…

Demikianlah beberapa macam amal jariyah yang hendaknya kita bekerja keras untuk meraihnya mumpung masih ada kesempatan, dengan usaha keras dan memperbanyak doa kepada Allah insyaallah kita akan mampu mendapatkan amal-amal jariyah itu.

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْم وَنَفَعَنِي وَإِيَّكُمْ بِمَا فِيْه مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Jama’ah jum’at rohimani wa rohimakumullah jami’an…

Pada khutbah kedua ini kembali khotib mengingatkan kepada diri khotib pribadi dan jama’ah sekalian untuk memperbanyak amal jariyah yang kelak akan mengalir terus pahalanya meskipun kita telah meninggal dunia, “marilah kita berusaha memparbanyak amal jariyah kita sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat kelak, semoga kita dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk meraihnya. Amin ya Rabbal ‘alamin.

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ، وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

وأقيموا الصلاة

Ust Abu Layla Turahmin, M.H.

Selasa, 19 dzulhijjah 1444/07 juli 2023, 14.20.

Tinggalkan komentar