AL-JADID 2
BAB I
SEHINGGA APABILA TELAH DI HILANGKAN KETAKUTAN DARI HATI MEREKA
وَلاَ تَنفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ~ُ إِلاَّ لِمَنْ أَذِنَ لَه حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ.
Artinya: Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu.” Mereka menjawab: “(Perkataan) yang benar, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [1]
Penjelasan ayat
Dalam ayat ini Allah subhanahu wata’ala mengabarkan kepada kita bahwa pada hari kiamat kelak tidak ada seorangpun yang bisa memberi syafaat kepada siapapun tanpa izin dari Allah subhanahu wata’ala, bahkan ketika itu semua makhluk termasuk para malaikat merasa takut dan pingsan karena keagungan Allah subhanahu wata’ala, kemudian ketika rasa takut itu hilang dari hati mereka, merekapun saling bertanya di antara sesamanya tentang “apa yang telah di firmankan Allah subhanahu wata’ala” kemudian Allah mewahyukan apa yang telah difirmankan, sehingga meraka bisa saling memberi jawaban bahwa apa yang di firmankanNya adalah al-hak atsabit (kebenaran yang kokoh) dan Dia maha tinggi lagi maha besar di atas semua makhluk-Nya.
Mutiara ayat
- Tidak akan ada yang bisa memberi syafaat kecuali atas izin Allah subhanahu wata’ala.
- Penetapan maha agungnya Allah subhanabu wata’ala.
- Penetapan sifat berbicara bagi Allah subhanahu wata’ala.
- Maha suci Allah dari perkataan batil.
- Penetapan sifat maha tinggi bagi Allah subhanahu wata’ala yaitu: maha tinggi Zat-Nya dan sifat-sifat-Nya.
- Penetapan dua Nama Allah yaitu Al-Ali dan Al-Kabir.
Hubungan ayat dengan bab
Ayat ini menunjukkan rasa takut malaikat kepada Allah subhanahu wata’ala, dan rendahnnya mereka di hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Hubungan ayat dengan tauhid
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat itu sendiri mereka merasa takut kepada Allah subhanahu wata’ala dan mengagungkan-Nya, lalu kenapa mereka (manusia ada) yang berdoa kepada selain Allah subhanahu wata’ala??? Jika beribadah kepada malaikat secara langsung atau hanya sekedar sebagai perantara untuk mendapat syafaat itu saja tidak dibenarkan, apalagi beribadah kepada selain mereka, seperti kuburan misalnya, tentu lebih tidak bisa di benarkan.
Dalam kitab shohih (bukhori) dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila Allah subhanahu wata’ala menetapkan keputusan-Nya di langit maka para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya sebagai bentuk ketundukan terhadap firman Allah subhanahu wata’ala. Suaranya seperti rantai yang di geret di atas batu hitam yang sangat keras yang menggetarkan hati mereka, sehingga apabila telah hilang rasa takut dari hatinya,” mereka berkata: “Apa yang telah di firmankan Tuhanmu?” mereka menjawab: “Al-hak (kebenaran) dan Dialah yang maha tinggi lagi maha besar.” Maka (Perkataan mereka) didengar oleh para pencuri berita langit (setan), para pencuri berita itu; seperti ini, sebagian diantara mereka berada di atas sebagian yang lain. Sufyan menggambarkan dengan telapak tangannya beliau miringkan dan direnggangkan jari jemarinya. Ia mendengar sebuah kalimat kemudian di sampaikan kepada yang ada di bawahnya, dan yang di bawahnya menyampaikan kepada yang di bawahnya lagi hingga sampai kepada lisannya tukang sihir atau dukun, terkadang pencuri berita itu terkena lemparan bintang sebelum sempat mnyampaikan berita langit itu dan terkadang ia sempat menyampaikannya sebelum terkana lemparan bintang, dan ia (dukun) itu mencampurnya dengan seratus macam kebohongan, lalu di katakan: “Bukankah ia telah berkata kepada kita pada hari ini dan hari yang lain begini dan begitu?” maka iapun di percaya (perkataannya) karena satu kebenaran berita langit itu.
Penjelasan hadis
Dalam hadis ini Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada kita apabila Allah subhanahu wata’ala berfirman tentang satu keputusan di langit maka para malaikatpun pingsan karena takut dan karena mengangungkan Allah subhanahu wata’ala, kemudian apabila mereka telah siuman dan rasa takut telah hilang dari hatinya, mereka saling bertanya tentang apa yang di firmankan oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga salah satu di antara mereka menjawab (kemungkinan ia adalah malaikat jibril) bahwa apa yang di firmankan Allah adalah “Al-hak (kebenaran) yang kokoh yang tidak ada keraguan di dalamnya”. Terkadang kebenaran itu di dengar oleh pencuri berita langit yaitu syaithon kemudian ia menyampaikannya kepada tukang sihir atau dukun dan terkadang sebelum berita itu sampai kepada tukang sihir atau dukun ia terkena lemparan meteor sehingga terbakar, dan terkadang ia terkena lemparan meteor itu setelah berhasil menyampaikannya kepada tukang sihir atau dukun, lalu pencuri berita langit atau dukun itu menambahinya dengan seratus macam kebohongan, manusiapun membenarkan sembilan puluh sembilan kebohongan itu hanya karena satu kebenaran berita yang di dengar dari langit.
Mutiara hadis
- Penetapan sifat maha tinggi bagi Allah.
- Penjelasan ke agungan Allah subhanahu wata’ala.
- Penetapan sifat berbicara bagi Allah.
- Penetapan adanya pencurian berita yang di lakukan oleh syaithon dan terkadang Allah memberi kemampuan kepada mereka sehingga bisa mencuri berita itu sebagai ujian bagi manusia.
- Penggunaan contoh yang nyata untuk menjelaskan sesuatu yang maknawi.
- Sumber ilmu tukang sihir dan dukun adalah setan.
- Terkadang jiwa (manusia) bersandar kepada sesuatu yang batil.
- Penetapan kebohongan tukang sihir ataupun dukun.
Hubungan hadis dengan bab
Hadis ini menjelaskan kondisi para malaikat yang merasa sangat takut kepada Allah subhanahu wata’ala.
Hubungan hadis ini dengan tauhid
Hadis ini menjelaskan bahwa para malaikat itu sendiri beribadah kepada Allah dan mereka merasa takut kepada-Nya, jika beribadah dan berdoa kepada malaikat secara langsung atau hanya sebagai perantara untuk mendapatkan syafaat itu tidak bisa dibenarkan apalagi beribadah kepada selain mereka tentu lebih tidak bisa dibenarkan lagi.
Dari nawas bin sam’an rodhiyallahu ‘anhu berkata: Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika Allah subhanahu wa ta’ala ingin menyampaikan suatu perkara maka Allah berfirman dengan wahyu, sehingga langitpun bergoncang karenanya.”
Atau beliau bersabda: “(langit) bergetar sangat kuat karena rasa takutnya kepada Allah subhanahu wata’ala.”
Apabila penduduk langit mendengarnya, merekapun pingsan; tersungkur bersujud kepada Allah subhanahu wata’ala, kemudian yang pertama sekali mengangkat kepalanya adalah malaikat jibril ‘alaihissalam, kemudian Allah mengajaknya berbicara dengan wahyu sesuai kehendak-Nya, setelah itu malaikat jibril (berjalan) melewati para malaikat, setiap kali ia melewati (lapisan) langit iapun ditanya oleh malaikat penghuni langit itu, “Apa yang telah di katakan oleh Allah subhanahu wata’ala wahai jibril….?”
Malaikat jibril menjawab: “Dia telah mengucapkan Al-Hak dan Dia adalah zat yang maha tinggi lagi maha besar.” lalu mereka semua mengatakan seperti yang di katakan malaikat jibril ‘alaihissalam, hingga jibril membawa wahyu itu sampai di tempat yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Penjelasan hadis
Dalam hadis ini Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada kita apabila Allah subhanahu wata’ala berbicara dengan wahyu yang ia kehendaki langitpun menjadi bergetar terguncang dan hati para malaikat di liputi rasa takut dan mengagungkan-Nya kemudian malaikat pertama yang tersadar dari pingsan adalah malaikat jibril alaihi ssalam kemudian Allah mengajaknya berbicara sesuai dengan kehendaknya, kemudian malaikat jibril membawa wahyu sampai di tempat yang di kehendaki Allah subhanahu wata’ala, setiap kali beliau melewati lapisan langit beliau di tanya oleh penghuninya”apa yang di katakan oleh Allah subhanahu wata’ala…? beliau menjawab bahwa Dia mengucapkan Al-Hak yang kokoh dan Dia maha tinggi dan maha besar dari sesuatu yang besar dan berda di atasnya.
Mutiara hadis
- Penetapan sifat berkeinginan bagi Allah subhanahu wata’ala.
- Penetapan sifat kalam (berbicara) dan sifat suara bagi Allah subhanahu wata’ala.
- Penjelasan agung-Nya Allah subhanahu wata’ala.
- Penjelasan bahwa tiap lapisan langit ada penghununya.
- Penjelasan keutamaan jibril alaihi ssalam atas malaikat-malaikat yang lain.
- Penetapan sifat berkata bagi Allah subhanahu wata’ala.
- Penetapan dua nama Allah subhanahu wata’ala yaitu Al-Ali dan Al-Kabir.
Hubungan hadis dengan bab
Hadis ini menjelaskan keadaan dan rasa takutnya malaikat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Hubungan hadis dengan tauhid
Hadis ini menunjukkan bahwa para malaikat sebagai makhluk Allah yang sangat agung akan tetapi mereka sangat takut dan mengagungkan Allah subhanahu wata’ala oleh karena itu peribadahan mereka kepada para malaikat adalah batil dan termasuk syirik.
Alih Bahasa
Abu Layla Turahmin, M.H.
[1]. Qs:saba:23.