Pemateri: Syaikh Dr. Muhammad al-Hasyimi
Fawaid Ta’lim, Selasa, 02 September 2025
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala melimpahkan Rahmat dan berkahnya kepada kita semua dan semoga Allah menjadikan setiap hadirin termasuk orang-orang pilihan-Nya.
Semoga ketenangan turun kepada seluruh hadirin yang hadir dalam majelis ini dan menjadikan mereka selalu disebut-sebut di sisi-Nya.
Allah subhanahubwa ta’ala telah memberikan janji-janji yang sangat indah bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya.
Setiap orang-orang yang beriman hendaknya selalu mempercayai janji-janji-Nya yang terdapat dalam al-Quranul Karim.
Sesuatu yang tidak dapat diambil semuanya hendaknya jangan ditinggalkan semua, ambillah sesuatu yang bisa diambil meskipun tidak sempurna.
Al-Quran merupakan bagian dari sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala, dari-Nya berasal dan akan kembali kepada-Nya.
Sikap manusia terhadap janji Allah subhanahu wa ta’ala yang ada di dalam al-Quran terbagi dua, ada yang ragu dengan janji-Nya dan ada pula yang percaya sepenuh hatinya.
Orang-orang yang beriman kepada-Nya akan membenarkan semua janji-janji Allah subhanahu wa ta’ala dan akan bertambah besar keimanannya.
laki-laki, yang jujur dan membenarkan janji-janji-Nya akan mendapat balasan yang besar di sisi-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala akan selalu menolong hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya ketika dalam keadaan terdesak, dan janji Allah pasti benar.
Orang-orang yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala pasti akan menguji orang-orang yang beriman dengan ujian yang berat agar bisa diketahui kualitas keimanannya.
Orang munafik adalah orang-orang yang beriman dengan lisan tapi kafir dengan hatinya.
Para sahabat sangat pemberani dan semangat ketika mengikuti peperangan bersama Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.
Ada sebagian sahabat yang bisa melihat secara langsung janji yang telah dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Ada sebagian sahabat yang tidak sempat menikmati hasil perjuangan bersama Rasulullah shalallahu alaihi wa salam di dunia ini disebabkan karena mereka syahid dalam peperangan. Namun mereka mendapat pahala dan ganjaran yang disegerakan di akhirat.
Tujuan utama dalam beribadah adalah karena Allah subhanahu wa ta’ala bukan karena sesuatu yang lain agar ibadahnya tidak sia-sia dan mendapat pahala yang besar di sisi-Nya.
Keberanian untuk membela kebenaran merupakan keberanian yang mendapat pujian besar di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Keberanian merupakan sifat yang sempurna karena mendapat pujian dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Para sahabat semua merupakan orang-orang yang pemberani dalam memperjuangkan agama Allah subhanahu wa ta’ala.
Abdullah bin al-Jarrah, Umar bin Khathab merupakan orang-orang yang sangat pemberani dan kuat dalam memperjuangkan agama Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam al-Quran sering disebutkan sifat pemberani hal ini menunjukkan bahwa sifat pemberani merupakan sifat yang terpuji.
Umar bin Khathab berdoa agar bumi ini dipenuhi dengan para pemuda yang pemberani untuk menegakkan agama Allah subhanahu wa ta’ala.
Nabi shallallahu alaihi wa Sallam selalu menanamkan dan mendidik keberanian kepada para sahabatnya salah satunya dengan cara mengurus mereka untuk berdakwah di tempat lain atau untuk menjadi pemimpin pasukan.
Orang beriman tidak pantas berdusta karena dusta merupakan salah satu sifat orang-orang munafik.
Orang mukmin hendaknya selalu jujur dalam setiap perkataannya.
Kejujuran merupakan sifat istimewa bagi orang-orang mukmin.
Hendaknya seorang mukmin tidak pernah berdusta dalam perkataannya.
Kejujuran meskipun sering awalnya pahit tapi selalu berakhir dengan rasa manis dan membahagiakan.
Seorang mukmin hendaknya selalu mengedepankan sifat jujur meskipun terkadang harus menghadapi rasa pahit.
Hendaknya seorang mukmin selalu sabar dan menyabarkan dirinya dalam kejujuran.
Sifat jujur harus dimiliki oleh seorang mukmin, jujur dalam perkataannya dan jujur dalam perbuatannya.
Boleh hukumnya seseorang mengucapkan kalimat yang mengandung dua makna (dipahami berbeda oleh pengucapan dan pendengar) jika dalam kondisi terpaksa demi keselamatan dirinya maupun orang lain.
Orang yang selalu berdusta akan tercatat sebagai pendusta dan dusta merupakan sifat yang sangat buruk.
Hendaknya seorang mukmin menjauhkan diri dari sifat dusta agar selamat di dunia dan di akhirat kelak.
Orang-orang munafik selalu bersumpah untuk melindungi dirinya sendiri.
Sifta jujur akan menyelamatkan seorang mukmin dari azab Allah subhanahu wa ta’ala.
Orang yang jujur akan selalu mendapat pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana tiga orang yang terperangkap dalam goa diselamatkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Ada tiga orang sahabat yang berkata jujur ketika tidak mengikuti perang bersama Nabi shallallahu alaihi wa salam mereka tidak berdusta demi menyelamatkan diri, akhirnya mereka diboikot namun kemudian mereka mendapat hasil manis dari kejujurannya itu, mereka diterima kembali oleh Nabi shallallahu alaihi wa dan turun ayat tentang mereka yang ayat itu dibaca selamanya hingga hari kiamat.
Ta’ridh bukan dusta tapi mengucapkan kalimat yang memiliki dua arti dan dipahami berbeda oleh pengucapan dan pendengar tujuannya untuk melindungi diri dan orang lain.
Seperti yang dilakukan Abu Bakar radhiyallahu anhu ketika hijrah bersama Nabi shallallahu alaihi wa salam, ketika ditanya siapa kawannya beliau menjawab “Dia penunjuk jalan untukku” maksudna Abu Bakar adalah penunjuk jalan hidayah tapi yang dipahami pendengar adalah penunjuk jalan ke suatu tempat tertentu.
Kejujuran lebih banyak berkaitan dengan perkataan daripada perbuatan.
Kejujuran merupakan ciri khas perkataan dan perbuatan para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa salam.
Wafa adalah seorang mukmin selaras antara ucapan dan perbuatannya.
seorang mukmin ketika menulis ataupun berbicara hendaknya selalu jujur tanpa kedustaan.
Kejujuran merupakan sifat para nabi dan rasul.
Jujur dan menepati Jani merupakan sifat khusus orang-orang mukmin.
Sebaliknya dusta merupakan sifat orang-orang munafik, demikian juga dengan khianat.
Menepati janji merupakan sifat unggul yang sangat terpuji.
Seorang mukmin hendaknya membuang jauh-jauh sifat dusta dan khianat.
Menepati janji termasuk ciri orang beriman.
Hendaknya kejujuran dijadikan sebagai kepribadian seseorang.
Wafa adalah komitmen seorang mukmin untuk menepati janjinya dengan tindakan.
Khianat adalah sifat tidak menepati janji yang telah diucapkan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam adalah orang yang selalu memberi contoh dalam menerapkan sifat jujur dalam kehidupan sehari-hari sehingga beliau dijuluki al-Amin.
Musuh-musuh Nabi shallallahu alaihi wa salam mereka mengakui kejujuran beliau shalallahu alaihi wa salam, bahkan ketika raja Heroql meminta kepada mereka untuk menceritakan tentang Nabi shallallahu alaihi wa salam mereka tidak kuasa untuk berdusta.
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa selalu menepati janji-janjinya, bahkan terhadap musunyapun beliau selalu berlaku jujur.
Pengakuan yang paling besar itu berasal dari musuh bukan dari teman sendiri.
Janji tetap harus ditepati meskipun janji itu kepada orang kafir.
Menepati janji termasuk syiar Islam, ibadah dan muamalah.
Berbakti kepada orang tua, menyambung silaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga, membalas salam, mengiringi jenazah termasuk menepati janji.
Menyampaikan hak kepada orang yang berhak menerimanya termasuk menepati janji.
Membayar gaji untuk karyawan termasuk menepati janji.
Mentauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala termasuk menepati janji.
Turahmin, M.H
Masjid Bin Baz, Piyungan Bantul, Selasa 02 September 2025. 13 50.