# Mandhumah Qowaid Fiqih Syaikh As-sa’di Syarah 25 “Isim Nakirah Yang Yang Bermakna Umum” #

13 Pembaca

وَالنَّكِرَاتُ فِي سِيَاقِ النَّفْيِ

تُعْطِي الْعُمُوْمَ أَوْ سِيَاقِ النَّهْيِ

Isim nakirah dalam bentuk nafi (peniadaan)

Atau larangan memberi pengertian umum

Jika ada isim nakirah yang terletak setelah kalimat penafian (peniadaan) atau larangan maka isim tersebut menunjukkan makna umum atau keseluruhan.

Contoh isim nakirah dalam bentuk nafi (peniadaan), kalimat ﻻَ إِلَهَ إِﻻَّ اللهَ kalimat ini meniadakan seluruh bentuk ilah (sesembahan yang benar) yang ada di langit dan di bumi (tidak ada sesembahan yang benar sama sekali di langit dan di bumi ini), kemudian ditetapkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala sebagai satu-satunya sesembahan (yang benar). Demikian juga kalaimat ﻻَحَوْلَ وَﻻَ قُوَّةَ اِﻻَّ بِاللهِ artinya tidak ada perubahan dalam bentuk apapun dari semua perubahan yang ada dan tidak ada kekuatan apapun yang pada perubahan itu kecuali atas pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.

Demikian juga firman Allah subhanahu wa ta’ala,

وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ. سورة البقرة: 255

Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya. QS: Al-Baqarah: 255.

يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْـًٔا. سورة الإنفطار: 19

(Itulah) hari (ketika) seseorang tidak berdaya (menolong) orang lain sedikit pun. QS: Al-Infithar: 19.

Meliputi semua jiwa dan segala sesuatu.

Contoh isim nakirah dalam bentul larangan:

Firman Allah subhanahu wa ta’ala,

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ. سورة القصص: 88

Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). QS: Al-Baqarah: 88.

وَّاَنَّ الْمَسٰجِدَ لِلّٰهِ فَلَا تَدْعُوْا مَعَ اللّٰهِ اَحَدًاۖ. سورة الجن: 18

Sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah. Maka, janganlah menyembah apa pun bersamaan dengan (menyembah) Allah. QS: Al-jin: 18.

Mencakup siapapun tidak boleh dijadikan sekutu bagi Allah subhanahu wa ta’ala.

وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ. اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ. سورة الكهف: 23-24

Jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan hal itu besok,” kecuali (dengan mengatakan), “Insyaallah.” QS: Al-Kahfi: 23-24.

Abu Layla Turahmin, M.H.

Bantul Yogyakarta, Jumat, 18 Juli 2025.

Tinggalkan komentar