Dr. Abdullah Bawadi
Fawaid Ta’lim
Dusta adalah mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Dalam uslub bahasa Arab ketika seseorang mengunjungi temennya sampai berkali-kali tapi tidak pernah ketemu kadang mereka mengatakan “Saya sudah mendatangi rumahmu sehari ribuan kali tapi kamu nggak ada.” Kalimat tersebut meskipun secara lahirnya dusta tapi tidak dianggap sebagai dusta, kalimat tersebut digunakan sebagai kalimat untuk ungkapan hiperbolisme. Karena tidak mungkin seseorang mendatangi rumah temannya sehari sampai ribuan kali.
Bahkan model ucapan seperti itu ada juga dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Tapi jika jumlahnya itu hanya sedikit dan tidak sesuai kenyataan disebut dusta karena jumlah tersebutungkin untuk lakukan, misalnya seseorang mengatakan, “Saya sudah mendatangi rumahmu sampai sepuluh kali tapi nggak pernah ketemu, kemana saja kamu.” Padahal dia baru datang lima kali, maka ucapan itu terhitung dusta dan dilarang.
Nabi shallallahu alaihi wa Sallam juga pernah melakukan uslub ucapan mubalaghah seperti itu. Ketika ada seorang wanita minta pendapat kepadanya tentang siapa yang harus dipilih untuk menjadi suaminya ketika ada dua orang yang melamarnya.
Mengislah orang yang berselisih boleh dengan dusta asal tanpa merugikan siapapun.
Dusta untuk mengambil hak anak, istri atau orang lain hukumnya tidak boleh.
Turahmin, BA, S.Pd, M.H.
Masjid Bun Baz, 17 September 2025. 13.01