Riyadhus Shalihin 14 #Istighfar dan Taubat#

23 Pembaca

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ((وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً)) (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar beristighfar (memohon ampunan kepada Allah) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR: Imam Bukhari)

وَعَنِ الْأَغَرِّ بْنِ يَسَارٍ الْمُزَنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((يَا أَيُّهَا النَّاسُ، تُوبُوا إِلَى اللَّهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ، فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ)) (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Dari Al-Agharr bin Yasar Al-Muzani radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mintalah ampunan kepada-Nya, Karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari seratus kali. (HR: Imam Muslim)

Fawaid Hadis

  1. Hadis ini menunjukkan wajibnya bertaubat.
  2. Manfaat bertaubat: Pertama sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Kedua Dalam rangka meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mana beliau sendiri bertaubat seratus kali dalam sehari.
  3. Taubat harus dilakukan dengan penuh kejujuran, lahir dan batin, dan wajib meninggalkan perbuatan dosa itu.
  4. Taubat hanya dengan lisan tidak bermanfaat sama sekali, karena taubat sejati harus dilakukan sepenuh hati, lahir dan batin, serta wajib dibuktikan dengan tindakan nyata.
  5. Orang yang bertaubat hanya dengan lisan itu diibaratkan seperti orang yang mengolok-olok Allah subhanahu wa ta’ala.
  6. Taubat Nasuha adalah taubat yang disertai penyesalan yang sungguh-sungguh dan tekad kuat untuk tidak mengulangi dosa tersebut.
  7. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang mengajarkan kebaikan secara nyata, baik melalui perkataan maupun melalui perbuatan (teladan) dan hal itu merupakan kesempurnaan metode pengajaran beliau shallallahu alaihi wa sallam.
  8. Sebagai umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita hendaknya meneladani beliau dalam segala hal, termasuk dalam memberi pengajaran.
  9. Jika kita mengajarkan suatu kebaikan kepada orang lain, hendaknya kita menjadi orang pertama yang mengamalkannya; demikian juga sebaliknya, jika kita melarang suatu keburukan, hendaknya kita menjadi orang pertama yang meninggalkannya.

Tinggalkan komentar