Pertanyaan: Apa tujuan manusia diciptakan?
jawaban:
بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، وأصلي وأسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين، أما بعد
Sebelum pertanyaan ini dijawab, ada satu hal yang harus kita yakini bahwa seluruh syari’atnya dan segala sesuatu yang diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala pasti mengandung hikmah yang sangat agung dan tujuan yang pasti, karena Allah subhanahu wa ta’ala merpakan Zat yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui, Dalam al-Quran banyak disebutkan ayat-ayat yang menunjukkan maha bijaksana dan maha mengetahuinya Allah subhanahu wa ta’ala, di antaranya,
وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ. التحريم: 2
“Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” QS: At-Tahrim: 2
إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيماً حَكِيماً. الأحزاب: 1
“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” QS: AL-Ahzab: 1
Setiap makhluk yang diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala dan seluruh syari’at-Nya yang berupa perintah maupun larangan, yang wajib maupun yang sunah, dan yang mubah maupun yang makruh, semua mengandung hikmah yang sangat dalam dan luas.
Tetapi hikmah-hikmah yang terkandung dalam ciptaan-Nya maupun syariat-Nya tidak semua diketahui manusia, ada yang diketahui mereka dan ada pula yang tidak diketahui oleh mereka. Kadang ada sebagian hikmah yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu dan tidak diketahui oleh orang lainnya, sebatas ilmu yang diberikan Allah subhanahu wa ta’ala kepada mereka, dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa diciptakannya jin dan manusia itu pasti mengandung hikmah yang sangat agung dan tujuan yang sangat mulia yaitu supaya mereka beribadah kepada-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ. الذاريات: 56
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” QS: Adz-Dzariyat: 56.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ المؤمنون: 115
“Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” QS: Al-Mukminun: 115.
أَيَحْسَبُ الْإنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدىً القيامة: 36
“Apakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” QS: Al-Qiyamah: 36.
Dan ayat-ayat lain yang yang menunjukkan hikmah yang sangat nyata diciptakannya jin dan manusia yaitu hanya beribadah kepada-Nya.
Ibadah adalah tunduk dan patuh kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan penuh cinta dan pengagungan serta dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya sesuai ketentuan yang terdapat dalam syari’at-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ البينة: 5
“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah),” QS: Al-Bayyinah: 5
Inilah hakikat hikmah diciptakan jin dan manusia, oleh karena itu orang yang sombong dan congkak tidak mau beribadah kepada-Nya, berarti dia telah menentang hikmah diciptakannya manusia dan jin, serta perbuatannya itu menjelaskan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan mereka secara sia-sia tanpa guna, meskipun dia tidak mengucapkannya secara terang-terangan.
Rujukan:
فقه العبادات للعثيمين (ابن عثيمين)
القسم: الفقه العام
الكتاب: فقه العبادات
المؤلف: محمد بن صالح بن محمد العثيمين (ت 1421هـ)
أعده: اللجنة العلمية في مؤسسة الشيخ محمد بن صالح العثمين الخيرية
عدد الصفحات: 404
[الكتاب مرقم آليا غير موافق للمطبوع]
تاريخ النشر بالشاملة: 8 ذو الحجة 1431
Halaman: 1.
Turahmin, BA, S.Pd, M.H.
Bin Baz, 11 Oktober 2025, 15.46