# Mandhumah Qowaid Fiqih Syaikh As-sa’di Syarah 4 #

11 Pembaca

ْاِعْلَمْ هُدِيْتَ أَنَّ أَفْضَلَ الْمِنَنْ عِلْمٌ يُزِيْلُ الشَكَّ عَنْكَ والدَّرَن

وَيَكْشِفُ الْحَقَّ لِذِي الْقُلُوْبِ وَيُوْصِلُ الْعَبْدَ إِلَى الْمَطْلُبِ

Ketahuilah – Semoga engkau mendapat hidayah – bahwa nikmat paling utama

Ilmu yang dapat menghilangkan keraguan dan noda

Yang bisa menyingkap kebenaran bagi orang yang memiliki hati

Serta dapat mengantarkan seorang hamba kepada apa yang dicari

Maksud bait tersebut:

Nikmat yang diberikan Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba-hamba-Nya sangat lah banyak tak terhitung, dan nikmat paling istimewa yang diberikan kepada mereka adalah nikmat ilmu yang bermanfaat.

Tanda ilmu yang bermanfaat sebagaimana yang disebutkan dalam bait di atas, yaitu ilmu itu mampu menghilangkan dua macam perkara buruk; syahwat dan subhat dalam hati pemiliknya.

Subhat dapat mengakibatkan keraguan dan syahwat dapat mengakibatkan hati menjadi kotor, dan keras, serta dapat menghalangi seseorang dari mengerjakan ketaatan.

Tanda ilmu itu bermanfaat dapat menyembuhkan dua macam penyakit yang besar ini dan dapat memunculkan dua perkara yang menjadi kebalikannya yaitu keyakinan yang merupakan lawan dari keraguan dan keimanan yang sempurna yang dapat mengantarkan seseorang kepada apa yang dicari, yang akhirnya menghasilkan amal shalih yang menjadi lawan dari syahwat.

Semakin tinggi ilmu yang bermanfaat yang ada pada diri seseorang, akan menjadikan semakin sempurna keyakinan dan iradahnya. Dan kebahagiaan seseorang tidak akan tercapai secara sempurna kecuali jika terpenuhi dua perkara ini, dengan kedua perkara inilah akan tercapai imamah (kepemimpinan) dalam agama, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ. سورة السجدة: 24

Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami. QS: As-Sajdah: 24.

Tingkatan yakin ada tiga macam dan masing-masing lebih tinggi dari yang lain: ilmul yakin, ‘ainul yakin dan hakkul yakin.

Ilmul yakin: seperti ilmu pengetahuan kita tentang surga dan neraka.

Ainul yakin: apabila telah tiba hari kiamat.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ، وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِلْغَاوِيْنَ ۙ. سورة الشعراء: 90-91

Surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa. (Neraka) Jahim diperlihatkan dengan jelas kepada orang-orang yang sesat. QS: Asy-Syu’ara’: 90-91.

Pada saat itu manusia akan melihat surga dan neraka sebelum mereka masuk ke dalamnya.

Hakkul yakin: apabila manusia telah masuk surga dan neraka.

Kesimpulan dari pembahasan ini: ilmu yang bermanfaat (ibaratnya) pohon yang menghasilkan setiap perkataan yang baik dan amal shalih, sedangkan kejahilan menghasilkan perkataan dan amalan yang buruk.

Jika ilmu yang bermanfaat bisa menghasilkan perkara yang demikian agung maka hendaknya seseorang bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk meraihnya, dan selalu memohon pertolongan kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar dapat meraih ilmu yang bermanfaat itu, serta dalam mencarinya hendaknya memulai menimba ilmu yang paling penting terlebih dahulu kemudian baru tingkatan berikutnya.

Termasuk ilmu yang paling penting adalah ilmu tentang ushul dan kaidah-kaidahnya yang menjadi pokok kembali setiap permasalahan.

Abu Layla Turahmin. M.H.

Bin Baz, Bantul Yogyakarta, Jumat 11/7/2025.

Tinggalkan komentar