بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى ٱله وصحبه ومن والاه. أما بعد
Pembukaan
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْأَرْفَقِ
وَجَامِعِ الْأَشْيَاءِ وَالْمُفَرِّقِ
Segala puji hanya milik Allah yang maha tinggi dan maha lembut
Yang mengumpulkan sesuatu dan memisahkannya
الحمد, kalimat ini merupakan pujian khusus untuk Allah subhanahu wa ta’ala pemilik sifat-sifat yang sempurna, nikmat-nikmat yang luar biasa, kedermawanan yang luas, dan hikmah yang sangat hebat. Allah subhanahu wa ta’ala adalah Zat yang nama, sifat dan perbuatan-Nya sempurna, tidak ada satupun nama-Nya yang tercela seluruhnya maha Indah, demikian juga sifat-Nya tidak ada kekekurangan sedikitpun, bahkan sifat-sifat-Nya merupakan sifat yang paling sempurna ditinjau dari segala sisi, demikian juga perbuatan-perbuatan-Nya sempurna, karena seluruh perbuatan-Nya berpusat pada keadilan dan kebaikan, Dialah Zat yang segenap perbuatan-Nya maha terpuji dan mencapai puncak kesempurnaan.
الله, Allah adalah Zat yang disembah dan diibadahi, yang berhak dijadikan sebagai Tuhan, dan yang berhak diibadahi dengan segala macam bentuk ibadah, serta tidak boleh disekutukan dengan sesuatu pun, karena Dia merupakan zat yang terpuji secara sempurna.
العلي, al-Ali adalah Zat yang memiliki sifat tinggi yang sempurna dari segala sisi secara mutlak, Maha Tinggi Zat-Nya, kedudukan-Nya dan kekuasaan-Nya tidak ada yang bisa melampaui-Nya.
الأرفق, adalah Zat yang Maha Lembut dan sempurna kelembutan-Nya dalam setiap perbuatan-Nya. Perbuatan-perbuatan-Nya lembut yang mencapai puncak kesempurnaan hikmah dan kemaslahatan.
Allah subhanahu wa ta’ala telah menampakkan bukti-bukti sifat lembut-Nya kepada hamba-hamba-Nya, yang menunjukkan kesempurnaan-Nya dan kesempurnaan hikmah serta kelembutan-Nya.
Sebagaimana ketika Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan langit dan bumi beserta isinya dan apa yang ada di antara keduanya dalam waktu enam hari bukan dalam waktu sekejap padahal Dia mampu melakukannya, ini menunjukkan betapa maha lembutnya Allah subhanahu wa ta’ala.
Demikian juga dalam penciptaan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, semua diciptakan secara bertahap tidak serta merta langsung menjadi sempurna, padahal Allah subhanahu wa ta’ala juga mampu melakukannya tapi hal itu tidak dilakukan.
Itu semua disebabkan karena Allah subhanahu wa ta’ala merupakan Zat yang Maha Lembut dan Maha Bijaksana, Dia menciptakan seluruh makhluk-makhluk-Nya secara bertahap.
Sehingga dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa tidak ada pertentangan sama sekali antara kemahakuasaan-Nya yang mampu menciptakan segala sesuatu dalam waktu sekejap langsung sempurna dengan hikmah-Nya yang menciptakan segala sesuatu secara bertahap.
Demikian juga ketika Allah subhanahu wa ta’ala mampu memberikan hidayah kepada orang-orang yang tersesat, tapi Dia tidak melakukannya, bahkan tetap membiarkan mereka berada dalam kesesatannya, hal itu dilakukan tentu berdasarkan hikmah-Nya dan sebagai bentuk keadailan dari-Nya, bukan sebagai kezaliman, karena anugrah iman dan hidayah murni merupakan karunia dari-Nya. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala tidak memberikannya kepada seseorang hal itu bukan bentuk kezaliman, terlebih lagi apabila orang tersebut tidak mau menerima hidayah itu.
Jadi seluruh sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala pasti ada pengaruhnya bagi makhluk dan bagi semua perkara, serta tidak saling bertentangan sama sekali.
Orang yang mampu memahami kaidah dasar ini akan bisa menguraikan segala macam musykilah dalam memahami asma Allah subhanahu wa ta’ala dan sifat-sifat-Nya, sehingga dia mampu menempatkan setiap nama Allah subhanahu wa ta’ala sesuai dengan kedudukan yang semestinya.
وَجَامِعِ الْأشْيَاءِ وَالْمُفَرِّقِ artinya Allah subhanahu wa ta’ala mengumpulkan banyal hal dalam sesuatu dan memisahkannya dalam sesuatu yang lain, sebagaimana Allah subhanhau wa ta’ala mengumpulkan makhluk-makhluk-Nya di alam semesta ini, Dia yang menciptakannya dan yang memberikan rizki kepada mereka, dan Allah yang membeda-bedakan bentuk-nya, rupanya, tingginya, pendeknya, hitamnya, putihnya, bagusnya jeleknya dan sifat-sifat lainnya yang berbeda-beda.
Semua itu berasal dari kesempurnaan kekuasaan dan hikmah-Nya, dan Allah subhanahu wa ta’ala selalu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya yang sesuai. Wallahu a’lam.
Abu Layla Turahmin, M.H.