بسم الله الرحمن الجحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى ٱله وصحبه ومن والاه. أما بعد
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita semua, terutama nikmat iman dan nikmat Islam yang merupakan dua buah nikmat yang paling agung yang diberikan Allah subhanahubwa ta’ala kepada kita semua, disamping nikmat-nikmat lainnya yang tidak bisa kita sebutkan satu demi satu.
Allah subhanahubwa ta’ala berfirman,
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا
“Dan jika kamu menghitung nikmat-nikmat Allah maka kamu tidak akan sanggup untuk menghitungnya.” (QS: An-Nahl:18)
Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Jika kamu bersyukur (atas nikmat-nikmat yang telah Aku berikan kepadamu) maka Aku akan menambah kenikmatan-kenikmatan itu, akan tetapi apabila kamu ingkar (kufur) maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.” (QS: Ibrohim:7).
Dua ayat tersebut menunjukkan wajibnya bagi kita untuk bersyukur kepada-Nya.
Kemudian shalawat dan salam kita sampaikan kepada Baginda Nabi Kita Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam yang telah menyampaikan risalah yang diturunkan Allah kepadanya sehingga kita ikut merasakan indahnya syari’at tersebut.
Bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudari sekalian yang saya muliakan pada malam hari ini, Jumat malam Sabtu tanggal 10 Januari 2025 bakda Shalat Isya di masjid…. Lendah dalam majelis taklim yang mulia ini saya akan menyampaikan materi pengajian yang berjudul KEAGUNGAN ILMU pembahasan ini merupakan pembahasan yang sangat penting bagi kita semua bahkan bagi setiap orang karena pembahasan ini berkaitan dengan ilmu.
ilmu merupakan sesuatu yang sangat agung dan sangat penting bagi kita, karena segala sesuatu yang kita lakukan harus di dasari dengan ilmu sehingga kita harus memilikinya.
kita harus memiliki ilmu dengan cara menuntut ilmu/belajar, jangan kita menjadi orang yang malas belajar, karena perkembangan dan perubahan di zaman ini begitu cepat, sehingga jika kita tidak berilmu kita bisa tersingkirkan dari hiruk pikuknya kehidupan.
Ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai kenyataan dari sesuatu itu.
Ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan keadaan sesuatu itu dengan pengetahuan pasti.
Ilmu adalah apa yang difirmankan Allah subhanahu wa ta’ala dan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa Sallam.
Itulah ilmu, ilmu memiliki keistimewaan yang sangat luar biasa, tidak ada sesuatu yang lebih istimewa dibandingkan ilmu.
Berikut ini akan saya sampaikan keistimewaan ilmu:
Pertama: Ilmu akan mendatangkan ketenangan.
Orang yang rajin menuntut ilmu akan merasakan ketenangan, hatinya tenang dan damai karena orang yang berilmu dapat melakukan sesuatu berdasarkan keyakinan dan tidak ada keraguan, berbeda dengan orang yang tidak punya ilmu, dia akan sering merasa ragu ketika melakukan sesuatu bahkan sangat mungkin tidak berana melakukan sesuatu padahal sesuatu itu bukan sesuatu yang tidak bisa dikerjakan.
Ilmu akan mendatangkan kelezatan, orang yang menuntut ilmu akan dapat merasakan nikmat dan manisnya ilmu itu karena memang ilmu mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.
Bahkan Nabi Musa alaihisaalam sebagai seorang nabi dan rasul yang termasuk Ulul Azmi dan orang yang paling alim pada saat itu beliau masih mau belajar/menuntut ilmu kepada Nabi Khidir alaihisaalam yang kisah tersebut di abadikan dalam surat Al-Kahfi, beliau rela mengiringi Nabi Khidir alaihisaalam demi mendapatkan ilmu yang belum beliau ketahui.
Padahal beliau seorang nabi dan rasul, orang paling alim pada saat itu, orang yang doanya dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala yaitu ketika beliau meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar saudaranya diangkat menjadi nabi yaitu Nabi Harun alaihisaalam, orang yang diberi kitab Taurat yang merupakan kitab paling mulia pada saat itu, yang ditulis langsung oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Ilmu dapat mendatangkan kebahagiaan, buktinya para ulama dahulu mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan ilmu, bahkan mereka rela mengorbankan harta, tenaga dan waktu demi menuntut ilmu.
Ada di antara mereka yang rela melakukan perjalanan sebulan dalam rangka untuk mendapatkan satu hadis Nabi shalallahu alaihi wa salam yang merupakan sumber ilmu.
Menuntut ilmu terdapat kelezatan di dalamnya sehinga para ulama sangat rajin dan semangat menuntut ilmu.
Sampai ada seorang istri yang cemburu kepada buku karena suaminya yang menjadi ulama lebih perhatian terhadap buku daripada kepadanya.
Syaikh al-Albani sangat menikmati menuntut ilmu sampai-sampai beliau ketika sudah membaca kitab beliau sanggup membaca sampai berjam-jam.
Ilmu adalah ibadah dan ibadah ini jika benar-benar digeluti akan mendatangkan kebahagiaan yang luar biasa
Para sahabat dahulu sangat bahagia ketika ada ayat-ayat al-Quran yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Orang-orang yang paling berbahagia adalah para ulama
Di dunia ini ada surga barangsiapa yang belum memasukinya amak dia tidak akan masuk surga. Surga dunia yang dimaksud adalah menuntut ilmu.
Menuntut ilmu dapat membuat orang menjadi bahagia.
Kedua: Allah menjadikan persaksian para ulama sebagai bukti keagungan laa ilaaha illallah.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ.. ٱل عمران: 18
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS: Ali Imran: 18.
Laa ilaaha illalah merupakan kalimat paling agung bahkan alam semesta ini diciptakan karena kalimat ini.
Hal itu menunjukkan betapa mulianya para alim ulama.
Mereka telah menghabiskan umurnya untuk mendakwahkan kalimat laa ilaaha illallah.
Ketiga: Allah membedakan antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ. سورة الزمر: 9
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran. QS: Az-Zumar: 9.
Orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu tidak sama dalam segala hal, ibadah, iman, perkataan, amalan dll.
Jangankan antara orang berilmu dengan orang yang tidak berilmu bahkan antar hewanpun berbeda, hewan berilmu lebih mulia daripada hewan tidak berilmu, seperti seekor anjing, anjing berilmu/anjing terlatih/anjingbpemburu hewan buruannya halal untuk majikannya jika majikannya membaca basmalah terlebih dahulu sebelum melepasnya untuk berburu.
Perbedaan antara orang berilmu dengan orang yang tidak berilmu:
Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu lebuh tinggi dari pada orang-prang yang beriman tapi tidak berilmu.
Keutamaan seorang alim lebih hebat daripada ahli ibadah, keutamannya seperti rembulan yang bercahaya. Rembulan meskipun hanya satu tapi cahayanya dapat menyinari alam semesta berbeda dengan bintang-bintang yang hanya menyinari dirinya saja, mereka tidak dapat menyinari bumi ini meskipun jumlahnya jutaan, demikianlah keutamaan ahlulilmi.
Orang alimlah yang dapat membimbing umat ke jalan yang benar, merekalah yang membantah subhat dan kesesatan.
Jika ada orang alim meninggal umat sangat kehilangan karena mereka memberi manfaat yang sangat besar kepada masyarakat.
Dalam hadis berikut disebutkan keutamaan orang alim yang sangat istimewa,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu hadisnya, yang kurang lebih berbunyi.
مَن سلَكَ طريقًا يلتَمِسُ فيهِ علمًا ، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طريقًا إلى الجنَّةِ ، وإنَّ الملائِكَةَ لتَضعُ أجنحتَها لطالِبِ العلمِ رضًا بما يصنعُ وإنَّ العالم ليستغفِرُ لَهُ مَن في السَّمواتِ ومن في الأرضِ ، حتَّى الحيتانِ في الماءِ، وفضلَ العالمِ على العابدِ كفَضلِ القمرِ على سائرِ الكواكبِ ، وإنَّ العُلَماءَ ورثةُ الأنبياءِ إنَّ الأنبياءَ لم يورِّثوا دينارًا ولا درهمًا إنَّما ورَّثوا العلمَ فمَن أخذَهُ أخذَ بحظٍّ وافرٍ.
https://dorar.net/hadith/sharh/119121
Hadis ini riwayat dari Abu Darda’ radhiyallahu anhu yang artinya, “Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga, sesungguhnya para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya untuk para penuntut ilmu sebagai bentuk keridhaan kepada mereka, sesungguhnya orang alim akan didoakan oleh penghuni langit dan penghuni bumi sampai ikan yang ada di lautan pun (akan mendoakannya). keutamaan orang alim dibandingkan ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan purnama di atas seluruh bintang-bintang (di langit). Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham tapi mereka mewariskan ilmu, barangsiapa mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang sangat besar.” HR: Imam Mundzir.
Orang alim akan didoakan ampunan baginya oleh penghuni langit dan penghuni bumi sampai ikan-ikan di laut pun mendoakan mereka karena dengan ilmu akan hilang kerusakan.
Penyebab maksiat tersebar di alam semesta adalah karena tidak adanya ilmu.
Maksiat sebagai penyebab kerusakan fisik dan batin.
Kemaksiatan adalah kefasikan dan kefasikan adalah kemaksiatan.
Kerusakan ini dapat menimbulkan kerusakan fisik.
Bencana dan kerusakan di muka bumi disebabkan karena ulang tangan manusia yang melakukan kemaksiatan.
Sehingga dengan adanya orang alim, ikan-ikan akan selamat dari kerusakan sehingga merekapun mendoakan ampunan untuk mereka.
Keempat: Berdakwah dengan ilmu merupakan jihad yang besar.
Jihad ada dua yaitu jihad dengan pedang dan jihad dengan ilmu.
Yang paling mulia ditinjau dari beberapa sisi adalah jihad dengan ilmu
Jihad dengan pedang sebagai sarana untuk menyebarkan ilmu dan jihad ini dilakukan ketika jihad dengan ilmu dihalangi.
Jihad dengan ilmu bisa dilakukan di sepanjang waktu berbeda dengan jihad menggunakan pedang tidak setiap waktu dapat dilakukan
Melawan orang-orang munafik hanya bisa dilakukan dengan jihad dengan ilmu bukan dengan pedang.
Allah gandengakan jihad dengan pedang denga jihad dengan ilmu.
Orang yang sedang menuntut ilmu pada hakekatnya sedang berjihad.
Kelima: Nabi shallallahu alaihi wa sallam menamakan ilmu sebagai warisan para Nabi.
Orang yang mengambil warisan berupa ilmu pada hakekatnya telah mengambil bagian yang sangat agung.
Orang-orang yang selalu mengambil warisan para nabi dan rasul adalah para ulama karena mereka selalu menuntut ilmu.
Ilmu merupakan warisan yang dahulu diperebutkan para sahabat.
Profesi para sahabat beraneka ragam tapi mereka semua berjuang berdakwah bersama Nabi shallallahu alaihi wa salalm. Mereka berjuang untuk mengajak umat kepada Allah subhanahu wa ta’ala berdasarkan ilmu.
Berdakwah hendaklah ilallah bukan dakwah mengajak kepada yayasan, pondok, diri sendiri dan tujuan-tujuan lain selain ikhlas karena Allah.
Keenam: Orang yang berjalan untuk menuntut ilmu akan dimudahkan jalannya menuju surga.
Ibadah yang dilakukan dengan melakukan berjalan itu sangat banyak tapi Nabi shallallahu alaihi wa sallam hanya menyebutkan orang yang berjalan demi menuntut ilmu yang disebutkan mendapat keutamaan dimudahkan menuju surga karena ilmu merupakan jalan pintas untuk masuk surga.
Dengan ilmu seseorang akan terjaga dari perbuatan-perbuatan buruk
Dengan ilmu seseorang bisa melakukan ibadah dengan skala prioritas.
Dengan ilmu seseorang dapat panen pahala tak terbatas dimanapun dia berada.
Dengan ilmu seseorang dapat menjadikan semua aktifitasnya menjadi ibadah.
Ketujuh: Orang terbaik adalah orang yang paling berilmu.
Bahkan Nabi shallalahu alaihi wa sallam menyampaikan bahwa orang-orang yang di masa jahiliyah merupakan orang-orang yang terpandang dengan syarat mereka berilmu.
Keutamaan ibadah dapat diraih dengan ilmu.
Dalam ibadah apapun agar mendapat keutamaan yang semakin besar wajib didasari ilmu.
Ilmu dapat dijadikan sebagai amal jariyah yaitu dengan cara mengajarkannya kepada orang lain.
Cara termudah untuk memperoleh kemuliaan adalah dengan cara menuntut ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain.
Hendaknya kita berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh amal jariyah baik, sedekah jariah, anak shalih maupun mengajarkan ilmu.
Jika tidak bisa semuanya maka minimal ajarkan ilmu kepada orang lain.
Cara berdakwah bisa dengan cara mengajak orang lain makan-makan lalu di ajak shalat, terus menerus sampai dia menjadi orang yang rajin shalat maka orang tersebut akan mendapat amal jariyah
Mendakwahkan ilmu merupakan jalan pintas untuk memperoleh kemulian tinggi di surga.
Amal ada dua yaitu amal jawarih dan amal batin.
Amal batin dapat diperoleh dengan cara menuntut ilmu.
Amal batin lebih utama daripada amal dhahir.
Zat ilmu itu sendiri merupakan ibadah jika kita menuntutnya maka itu termasuk bagian dari ibadah yang sangat utama.
Membaca termasuk ibadah dan termasuk menuntut ilmu.
Ilmu hanya bisa bermakna jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya sekedar ditimbun saja.
Ilmu akan memancarkan cahaya kebaikan jika setelah menuntut ilmu, ilmu itu malah justru mendatangkan keburukan maka ada sesuatu yang tidak beres ketika menuntutnya.
Ilmu yang tidak diaplikasikan akan dapat menjadi bumerang bagi pemiliknya.
Menuntut ilmu itu harus ikhlas karena ilmu itu merupakan sesuatu yang asangat agung sehingga ketika menuntutnya wajib didasari dengan sesuatu yang paling agung yaitu ikhlas hanya karena Allah subhanahubwa ta’ala semata.
Ilmu harus dituntut karena Allah subhanahu wa ta’ala semata bukan karena tujuan-tujuan dunia.
Seperti, kedudukan, pangkat, harta, agar dapat menggoblok-goblokkan orang lain dan lain-lain.
Orang yang berilmu tapi tidak diamalkan ibaratnya seperti keledai yang memikul banyak seakli buku hanya capek tapi tidak mendapatkan manfaat darinya.
Amalkan ilmu di manapun kita berada baik di tempat kerja, di rumah maupun di tempat-tempat lainnya.
Jariyah bukan hanya sekedar pahala tapi ada dosa jariyah
Bagaimana kalau misalnya orang berbuat dosa jariyah lalu dia bertaubat apakah jariyah tersebut tetap berlaku?
Jika kita bertaubat dari dosa jariyah dan berusaha menjelaskannya kepada orang lain maka dosa jariyah tersebut telah berhenti tidak berlanjut lagi wallahu a’lam bishawab.
Abu Layla Turahmin, M.H.
Jamilurrahman, Jumat, 10 Januari 2025.
Jam 14.57
Referensi
- Al-Quran
- dorar.net
- Kajian Dr. Firanda di masjid Bin Baz Pusat pada hari Kamis, 09 Januari 2025, jam 10.30-11.45.
Nb: Sudah disampaikan di,
- Masjid At-Taqwa, Sungapan V Lor, Wahyuharjo, Kec: Lendah, Kab: Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pengajian selapanan, Jumat pahing, (10 Januari 2025, jam 08.30-09.30).